berita
6 Desember 2025
Salut! Begini Cara OJK Berantas Saham Gorengan di Bursa, Pasar Modal Makin Cuan!
Belakangan ini, isu tentang saham gorengan kembali ramai dibicarakan. Banyak investor mulai lebih hati-hati karena pasar sedang penuh gejolak dan semakin banyak saham yang bergerak tidak wajar tanpa didukung fundamental kuat. Mungkin Anda juga bertanya, apa sebenarnya ciri-ciri saham gorengan dan bagaimana pemerintah mengantisipasinya?
Pekan ini, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan langkah penting terkait hal tersebut. Dalam pernyataannya di Bursa Efek Indonesia Rabu, 3 Desember 2025, beliau menegaskan bahwa meningkatkan porsi saham publik atau free float menjadi cara utama untuk mencegah manipulasi harga.
“Kalau likuiditas maupun perdagangannya terlalu tipis, harga pasar gampang sekali dipengaruhi. Itu harus dipertebal,” ujar Mahendra sebagaimana dikutip dari Bloomberg Technoz pada Jumat (5/12/2025).
Baca juga: Tekor! 5 Tipuan Saham Gorengan, Chip In Kilat Dompet Jebol Melarat!
Kalimat itu sangat jelas. Selama likuiditas pasar masih tipis dan volume perdagangan kecil, harga saham akan sangat mudah digerakkan oleh segelintir pihak. Inilah lingkungan yang melahirkan saham gorengan.
Ciri-Ciri Saham Gorengan yang Wajib Diwaspadai Investor
Untuk Anda yang ingin lebih memahami, berikut indikasi paling umum ciri-ciri saham gorengan yang sering ditemui di pasar:
a. Volume perdagangan sangat kecil atau tipis, tetapi harga bergerak ekstrem
b. Lonjakan harga tidak didukung berita, laporan keuangan, atau fundamental usaha
c. Terjadi kenaikan harga tajam lalu mendadak turun dalam waktu singkat
d. Sering muncul di papan pengawasan, dihentikan sementara (suspensi), atau masuk UMA
e. Tidak memiliki bisnis yang jelas atau skala usaha terlalu kecil untuk valuasi besar.
Karena itu, kebijakan free float sangat penting untuk melindungi investor dari pola seperti ini.
Kenapa Peningkatan Free Float Penting dan Kapan Akan Diterapkan?
Isu peningkatan free float dibahas dalam rapat Komisi XI DPR RI, OJK, dan BEI. Ketua Komisi XI, Mukhamad Misbakhun, mendorong batas minimum free float 30 persen untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mencegah ruang gerak bagi pelaku manipulasi.
Bahkan Mahendra menyebut emiten yang meningkatkan free float berpeluang mendapatkan insentif fiskal, termasuk pengurangan PPh badan. Sementara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa insentif itu akan diberikan setelah penegakan hukum terhadap pelaku saham gorengan dijalankan. Artinya regulasi sedang dirapikan, penindakan sudah berjalan dan insentif menunggu eksekusi tegas.
Baca juga: Edankeun! 5 Kiat Kupas Emiten via Prospektus, Modal Tipis Cuan Manis!
Ini momentum besar karena pembersihan pasar modal sedang berlangsung secara struktural. Apa maknanya untuk pengusaha dan investor visioner? Jika free float meningkat dan pasar makin sehat, maka investor akan jauh lebih percaya diri masuk pasar dan harga saham akan terbentuk lebih kredibel. Era saham gorengan akan segera berakhir dan pasar yang sehat akan melahirkan peluang besar bagi mereka yang siap.






