investasi

calendar_today

24 Desember 2025

Satset! Auto Paham Ekuitas, Jurus Bongkar Nilai Perusahaan Sebelum Investasi

Fenomena investasi belakangan ini semakin ramai, tetapi tidak selalu diiringi dengan pemahaman yang memadai. Banyak orang membeli saham atau menaruh dana hanya karena ikut-ikutan, terpengaruh tren, atau takut ketinggalan peluang, tanpa benar-benar memahami dasar penilaiannya. 

Salah satu konsep yang paling sering diabaikan dalam situasi ini adalah ekuitas. Padahal, ekuitas merupakan pondasi penting untuk menilai nilai sebuah aset, kesehatan perusahaan, dan seberapa aman sebuah keputusan investasi diambil.

Apa Itu Ekuitas?

Ekuitas adalah hak kepemilikan atas suatu aset atau perusahaan setelah seluruh kewajiban dan utang dikurangkan. Konsep ini menjadi pondasi penting dalam menilai kekayaan bersih, kesehatan keuangan, serta posisi pemilik atau pemegang saham dalam sebuah entitas bisnis.

Menurut Investopedia, ekuitas merujuk pada nilai kepemilikan yang tersisa setelah dikurangi utang. Dalam konteks properti, ekuitas rumah adalah selisih antara nilai properti dan sisa cicilan. Sementara dalam perusahaan, ekuitas pemegang saham mencerminkan selisih antara total aset dan total liabilitas yang tercatat di neraca.

Sementara itu, Corporate Finance Institute menjelaskan bahwa ekuitas dapat dipahami dari dua sudut pandang utama, yaitu nilai pasar dan nilai buku. Keduanya digunakan untuk menilai seberapa besar hak ekonomi pemilik atas suatu bisnis, baik dari sisi akuntansi maupun dari sudut pandang investor dan analis keuangan.

Jenis-Jenis Ekuitas

Ekuitas dapat dipahami dari beberapa sudut pandang, tergantung konteks penggunaannya. Dalam praktik keuangan, ekuitas umumnya dilihat dari nilai pasar, nilai buku, serta bentuk kepemilikan aset.

1. Ekuitas berdasarkan nilai pasar

Ekuitas ini mencerminkan nilai kepemilikan menurut harga pasar saat ini. Investor banyak menggunakan pendekatan ini karena menunjukkan berapa nilai perusahaan di mata pasar.

Contohnya, jika saham perusahaan berjumlah 1 juta lembar dengan harga Rp2.000 per saham, maka nilai pasar ekuitasnya mencapai Rp2 miliar. Nilai ini dapat berubah seiring pergerakan harga saham.

2. Ekuitas berdasarkan nilai buku

Ekuitas nilai buku menggambarkan kekayaan bersih perusahaan berdasarkan laporan keuangan. Nilainya berasal dari selisih antara total aset dan total kewajiban.

Misalnya, aset Rp10 miliar dan utang Rp6 miliar menghasilkan ekuitas buku Rp4 miliar. Nilai ini lebih stabil dan sering digunakan untuk menilai struktur keuangan perusahaan.

3. Ekuitas pemilik

Pada usaha kecil atau bisnis perseorangan, ekuitas dikenal sebagai ekuitas pemilik. Nilainya merupakan selisih antara aset usaha dan seluruh kewajiban. Semakin besar selisihnya, semakin sehat kondisi usaha.

4. Ekuitas pemegang saham

Pada perusahaan berbadan hukum, ekuitas disebut sebagai ekuitas pemegang saham. Komponennya mencakup modal saham dan laba ditahan. Angka ini kerap menjadi indikator utama nilai dan ketahanan perusahaan.

5. Ekuitas rumah

Ekuitas juga berlaku pada aset pribadi seperti rumah. Ekuitas rumah adalah selisih antara nilai pasar properti dengan sisa pinjaman. Semakin kecil utang dan semakin tinggi nilai rumah, semakin besar ekuitas pemilik.

Baca Menyala! 5 Sektor Investasi 2026 yang Diprediksi Banjir Cuan!

6. Ekuitas merek

Selain aset berwujud, ekuitas juga dapat berbentuk nilai non-fisik. Ekuitas merek mencerminkan kepercayaan, reputasi, dan loyalitas konsumen. Meski tidak selalu tercatat di neraca, ekuitas merek sering menjadi penentu daya saing bisnis.

Peran Ekuitas bagi Investor

Bagi investor, ekuitas bukan sekadar angka di neraca, tetapi alat bantu utama untuk menilai kualitas dan kewajaran sebuah investasi. Beberapa peran penting ekuitas bagi investor antara lain:

1. Mengukur kesehatan keuangan perusahaan

Ekuitas menunjukkan seberapa besar aset bersih perusahaan setelah seluruh kewajiban dikurangi. Semakin besar ekuitas, semakin kuat daya tahan perusahaan terhadap risiko.

2. Menilai kewajaran harga saham

Investor sering menggunakan ekuitas sebagai dasar menghitung rasio price to book value (PBV) untuk melihat apakah harga saham masih wajar atau sudah terlalu mahal.

3. Mencari saham undervalued

Saham dengan harga lebih rendah dibandingkan nilai ekuitasnya bisa menjadi peluang, selama penurunan harga tidak disebabkan oleh masalah fundamental yang serius.

4. Memberi margin keamanan dalam investasi

Ekuitas berfungsi sebagai penopang nilai perusahaan, sehingga membantu investor mengambil keputusan dengan risiko yang lebih terukur.

Komponen dalam Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham tidak berdiri sebagai satu angka tunggal. Di dalamnya terdapat beberapa komponen utama yang menunjukkan bagaimana nilai perusahaan dibangun dan dipertahankan.

1. Laba ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen. Dana ini disimpan dan digunakan kembali untuk mendukung pertumbuhan usaha, seperti ekspansi, investasi, atau memperkuat modal kerja. Pada perusahaan yang sudah lama beroperasi dan konsisten mencetak laba, laba ditahan sering menjadi komponen terbesar dalam ekuitas.

2. Saham treasuri

Saham treasuri merupakan saham yang dibeli kembali oleh perusahaan dari pemegang saham di pasar. Saham ini tidak memberikan hak dividen maupun hak suara, tetapi tetap memiliki nilai strategis. Perusahaan dapat menerbitkan kembali saham treasuri ketika membutuhkan tambahan modal di masa depan.

3. Nilai bersih perusahaan

Secara konseptual, ekuitas juga mencerminkan nilai bersih perusahaan. Jika seluruh aset dijual dan semua kewajiban dilunasi, maka sisa nilai tersebut secara teori menjadi hak para pemegang saham.

Rumus Ekuitas Perusahaan

Secara sederhana, ekuitas perusahaan menunjukkan nilai bersih yang dimiliki pemilik atau pemegang saham setelah seluruh kewajiban dilunasi. Rumusnya adalah:

Ekuitas = Total Aset – Total Liabilitas

Contoh:

Jika total aset perusahaan Rp10 miliar dan total utangnya Rp6 miliar, maka ekuitas perusahaan sebesar Rp4 miliar.

sedangkan untuk mengetahui nilai ekuitas yang melekat pada setiap lembar saham, digunakan rumus:

Ekuitas per Saham = Total Ekuitas / Jumlah Saham Beredar

Contoh:

Jika ekuitas perusahaan Rp4 miliar dan jumlah saham beredar 1 juta lembar, maka nilai ekuitas per saham adalah Rp4.000.

Perhitungan ekuitas digunakan untuk mengetahui nilai bersih perusahaan setelah seluruh kewajiban dikurangi. Angka ini membantu menilai kekuatan keuangan dan tingkat keamanan usaha.

Sementara itu, ekuitas per saham memberi gambaran nilai fundamental tiap saham, sehingga investor dapat membandingkannya dengan harga pasar sebelum mengambil keputusan investasi.

Investasi Transparan Bebas Ribet Mulai 500 Ribuan 

Setelah memahami ekuitas, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam keputusan investasi yang nyata. Pemahaman ini membantu Anda menilai kesehatan usaha, membaca risiko, dan tidak sekadar ikut tren.

Agar ilmu tersebut benar-benar bermanfaat, penting memilih platform investasi yang transparan dan mudah diakses. LBS Urun Dana hadir sebagai platform securities crowdfunding yang amanah, memungkinkan Anda memulai investasi produktif mulai dari Rp500 ribuan.

Didampingi pakar fiqih muamalah Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, setiap transaksi dijalankan tanpa riba, gharar, dan kezaliman. Saatnya beralih dari sekadar paham konsep ke praktik investasi yang lebih bertanggung jawab. Paham ekuitasnya, cerdas ambil keputusan. Klik disini dan mulai investasi bersama LBS Urun Dana. 

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022. Terdapat risiko perubahan status Efek Syariah beserta konsekuensi yang timbul dari perubahan status tersebut.

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID