artikel

calendar_today

28 Desember 2025

Ashiap! 5 Tips Cegah Jebakan Generasi Sandwich di Usia Produktif

Di usia produktif, banyak orang berharap hidup mulai stabil. Karier berjalan, keluarga terbentuk, dan masa depan perlahan bisa direncanakan. Namun bagi sebagian orang, fase ini justru menjadi periode paling berat. Bukan karena kurang bekerja keras, melainkan karena harus menanggung beban tiga generasi sekaligus. Inilah realitas yang kini dikenal luas sebagai Generasi Sandwich.

Fenomena Generasi Sandwich semakin sering ditemui di Indonesia. Tekanan biaya hidup yang terus meningkat, usia harapan hidup yang semakin panjang, serta minimnya perencanaan keuangan lintas generasi membuat banyak orang dewasa berada di posisi serba terhimpit, baik secara finansial maupun emosional.

Apa Itu Generasi Sandwich?

Generasi Sandwich adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok orang dewasa yang harus membiayai kehidupan orang tua, diri sendiri, dan anak-anak dalam waktu bersamaan. Mereka berada di posisi “tengah”, menjadi penopang dua arah sekaligus.

Menurut Oxford Dictionary, sandwich generation merujuk pada individu yang memiliki orang tua lanjut usia dan anak-anak yang masih bergantung, sehingga harus merawat dan membiayai keduanya. Kondisi ini membuat tanggung jawab finansial menjadi berlapis dan berkelanjutan.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan menjelaskan bahwa Generasi Sandwich adalah kondisi finansial ketika seseorang berada di bawah tekanan ekonomi karena harus membagi penghasilan untuk kebutuhan lintas generasi, sering kali tanpa kesiapan dana darurat, asuransi, atau investasi jangka panjang.

Mengapa Generasi Sandwich Banyak Terjadi?

Fenomena Generasi Sandwich tidak muncul secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang saling berkaitan dan memperkuat satu sama lain.

1. Kurangnya Perencanaan Keuangan Antar Generasi

Salah satu akar masalah utama Generasi Sandwich adalah minimnya perencanaan keuangan di masa lalu. Banyak orang tua tidak menyiapkan dana pensiun, tabungan kesehatan, atau perlindungan finansial saat masih produktif. Akibatnya, ketika usia lanjut dan penghasilan berhenti, anak menjadi satu-satunya sandaran.

Dalam konteks ini, Generasi Sandwich adalah dampak dari siklus finansial yang tidak diputus dengan perencanaan yang matang antar generasi.

2. Gaya Hidup Konsumtif

Pola konsumsi tanpa perencanaan jangka panjang juga memperbesar risiko menjadi bagian dari Generasi Sandwich. Ketika penghasilan habis untuk memenuhi gaya hidup saat ini, tabungan dan investasi untuk masa depan terabaikan. Dampaknya baru terasa puluhan tahun kemudian, dan bebannya berpindah ke generasi berikutnya.

3. Harapan Hidup yang Semakin Panjang

Kemajuan layanan kesehatan meningkatkan usia harapan hidup. Ini tentu kabar baik, namun juga membawa tantangan baru. Orang tua hidup lebih lama dan membutuhkan dukungan finansial lebih panjang, sementara anak-anak mereka juga sedang berada di fase membangun keluarga.

Baca juga: Jebret! Cara Dapat Modal Usaha 10 Miliar via Securities Crowdfunding Cair Cepat!

Pada titik ini, Generasi Sandwich adalah konsekuensi dari perubahan demografi yang tidak diimbangi kesiapan finansial jangka panjang.

4. Rendahnya Literasi Keuangan

Masih banyak masyarakat yang memandang anak sebagai “investasi hari tua”. Pola pikir ini membuat orang tua tidak memprioritaskan kemandirian finansial. Ketika anak dewasa, mereka akhirnya terjebak membiayai orang tua sekaligus menyiapkan masa depan anak sendiri.

Dampak Menjadi Generasi Sandwich

Menjadi bagian dari Generasi Sandwich bukan hanya soal uang. Dampaknya merembet ke berbagai aspek kehidupan.

1. Tekanan Mental dan Emosional

Stres berkepanjangan adalah dampak paling umum. Banyak anggota Generasi Sandwich merasa tidak pernah cukup, selalu dikejar kewajiban, dan jarang memiliki ruang untuk diri sendiri. Mereka dituntut kuat untuk semua orang, tetapi sering lupa merawat kesehatan mentalnya.

2. Ketidakstabilan Finansial

Beban biaya pendidikan anak, kebutuhan rumah tangga, serta perawatan orang tua membuat arus kas menjadi sangat rentan. Tanpa pengelolaan yang baik, Generasi Sandwich berisiko terjebak utang atau gagal menyiapkan masa depan mereka sendiri.

3. Masalah Kesehatan Fisik

Tekanan mental yang berkepanjangan sering berujung pada gangguan fisik. Gangguan tidur, sakit kepala, hipertensi, hingga masalah jantung kerap dialami oleh mereka yang hidup dalam tekanan finansial terus-menerus.

4. Isolasi Sosial

Waktu dan energi yang terkuras membuat hubungan sosial terabaikan. Banyak orang dalam Generasi Sandwich merasa sendirian, terputus dari lingkungan pertemanan, bahkan dari pasangan mereka sendiri.

Tips Mencegah Terjebak Generasi Sandwich

Istilah generasi sandwich kini semakin sering ditemui di Indonesia. Generasi sandwich adalah kelompok usia produktif yang harus menanggung kebutuhan orang tua, diri sendiri, dan anak secara bersamaan. Kondisi ini bukan lagi persoalan individu, melainkan fenomena sosial ekonomi yang kian meluas.

Pakar Ekonomi Universitas Airlangga, Noven Suprayogi, menilai akar masalahnya terletak pada lemahnya manajemen dan perencanaan keuangan di masa produktif. Tanpa persiapan yang matang, tekanan ekonomi berpotensi berulang dan membebani generasi berikutnya. Lalu, langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjebak dalam kondisi ini?

1. Bangun Komunikasi Terbuka soal Keuangan

Keuangan keluarga perlu dibicarakan secara jujur sejak awal. Diskusi soal pemasukan, pengeluaran, dan batas kemampuan membantu mencegah beban datang tiba-tiba serta memudahkan pengambilan keputusan bersama.

2. Susun Perencanaan Keuangan Jangka Panjang

Tetapkan tujuan finansial sejak usia produktif, mulai dari dana darurat, pendidikan, kesehatan, hingga pensiun. Dengan rencana yang jelas, pengelolaan keuangan jadi lebih terarah dan tidak impulsif.

3. Hindari Mewariskan Utang

Utang konsumtif yang tidak terkelola bisa menjadi beban lintas generasi. Kelola utang dengan disiplin dan batasi pinjaman yang tidak produktif agar risiko finansial tidak diwariskan.

Baca juga: Perhatian! 7 Indikator Keuangan Keluarga Kelas Menengah, Anda Termasuk?

4. Mulai Investasi Kecil tapi Konsisten

Investasi tidak harus besar. Menyisihkan penghasilan secara rutin membantu membangun aset dan mengurangi ketergantungan pada penghasilan aktif di masa depan.

5. Lengkapi dengan Asuransi

Asuransi berfungsi sebagai penyangga keuangan saat risiko tak terduga muncul. Perlindungan yang tepat membantu menjaga stabilitas keuangan keluarga tanpa membebani anggota lain.

Generasi Sandwich bukanlah kondisi yang muncul karena kurangnya usaha, melainkan akibat dari perencanaan keuangan lintas generasi yang tidak berjalan dengan baik. Tekanan hidup, perubahan demografi, dan kuatnya nilai keluarga membuat banyak orang usia produktif memikul tanggung jawab berlapis, sering kali tanpa kesiapan finansial yang memadai. Meski kompleks, kondisi ini bukan sesuatu yang tak bisa dihindari. 

Dengan komunikasi terbuka, perencanaan keuangan jangka panjang, pengelolaan utang yang bijak, investasi yang konsisten, serta perlindungan melalui asuransi, risiko terjebak dalam siklus Generasi Sandwich dapat ditekan. Kuncinya adalah kesadaran sejak dini bahwa kemandirian finansial hari ini menentukan beban generasi di masa depan.

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022. Terdapat risiko perubahan status Efek Syariah beserta konsekuensi yang timbul dari perubahan status tersebut.

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID