berita
9 September 2025
Ngeri Kali! Sri Mulyani Out, Pasar Tersentak, Fiskal Dag-dig-dug!
Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Senin (8/9/2025). Keputusan ini diumumkan dalam reshuffle kabinet di Istana Negara, Jakarta.
“Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan,” ucap pembawa acara saat membacakan keputusan Presiden sebagaimana dikutip dari Bisnis Indonesia pada Selasa (9/9/2025).
Kabar perombakan di Kementerian Keuangan sebelumnya sudah diisyaratkan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi. Ia mengatakan reshuffle dilakukan berdasarkan pertimbangan dan evaluasi berkelanjutan Presiden Prabowo.
Baca juga: Sri Mulyani: Ini Dia Dampak Perang Iran Israel Terhadap Laju Ekonomi
Pergantian Sri Mulyani bukanlah hal biasa. Sosok kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 ini tercatat sebagai satu-satunya Menteri Keuangan yang menjabat di bawah tiga presiden berbeda yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (2005–2010), Joko Widodo (2016–2024) dan Prabowo Subianto (2024–2025).
Sri Mulyani dikenal sebagai motor perubahan besar di Kementerian Keuangan. Dari pembenahan birokrasi sampai pembaruan sistem perpajakan, banyak langkah fundamental yang ia dorong. Reputasinya pun diakui dunia, salah satunya lewat penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia dari Emerging Markets Forum tahun 2006. Maka tak heran, kabar pencopotannya sontak membuat pasar dan investor terperangah.
Sri Mulyani Diganti, IHSG Tersungkur
Pasar modal langsung bereaksi keras terhadap kabar reshuffle. Begitu isu pergantian Sri Mulyani mencuat, pelaku pasar kompak melakukan aksi jual. Alhasil, IHSG yang sempat hijau berbalik arah ke zona merah.
Senin (8/9/2025) sore, IHSG tercatat melemah 0,63% ke level 7.818,12 pada pukul 15.43 WIB. Bahkan sempat longsor lebih dari 1% hanya empat menit kemudian, tepatnya pukul 15.47 WIB. Padahal, di sesi pertama IHSG sempat melesat 0,58% atau naik 45,60 poin ke level 7.912,95. Data mencatat 367 saham menguat, 292 melemah, dan 142 stagnan, dengan nilai transaksi Rp8,95 triliun dari 20,14 miliar saham yang berpindah tangan.
Tekanan jual ternyata belum reda. Pagi ini, IHSG ambruk 1,47% ke level 7.653,65 per pukul 09.32 WIB. Sebanyak 472 saham rontok, hanya 149 yang naik, dan 335 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp6,78 triliun dengan 9,03 miliar saham berpindah tangan dalam 651 ribu kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, seluruh sektor kompak merah. Saham-saham blue chip pun ikut berguguran. Aksi jual ini melanjutkan tren negatif dari perdagangan Senin sore, ketika IHSG ditutup anjlok 1,28%.
Tanggapan Analisis Terhadap Menkeu Baru
Pergantian Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan ke Purbaya Yudhi Sadewa langsung memicu reaksi dari sejumlah analis internasional. Mereka menilai langkah ini dapat membawa implikasi serius terhadap kredibilitas fiskal Indonesia dan stabilitas pasar.
1. Prediksi Aturan Fiskal Akan Dilonggarkan
Jason Tuvey, analis dari Capital Economics, menilai pencopotan Sri Mulyani berpotensi membuka ruang bagi pemerintah untuk lebih longgar dalam menjalankan kebijakan fiskal. Ia juga menyoroti adanya kemungkinan tekanan tambahan terhadap Bank Indonesia agar ikut menopang program ekonomi Presiden Prabowo.
2. Tantangan Pembiayaan Program Sosial dan Pertahanan
Trinh Nguyen, ekonom di Natixis, mengingatkan bahwa Sri Mulyani sebelumnya mampu menjaga program makan siang gratis tetap berjalan dengan mengorbankan pos belanja lain secara ketat. Menurutnya, menteri baru menghadapi dilema berat: bagaimana membiayai agenda sosial sekaligus meningkatkan anggaran pertahanan, tanpa memicu defisit yang lebih dalam. Hal ini menjadi perhatian besar para investor.
3. Dampak ke Nilai Tukar Rupiah
Saktiandi Supaat dari Maybank menyoroti gejolak langsung pada nilai tukar rupiah pasca pengumuman reshuffle. Meski reaksi itu dianggap wajar, ia menekankan bahwa pasar kini menunggu sikap resmi Purbaya Yudhi Sadewa terkait arah kebijakan fiskal. “Beban yang dihadapi sangat besar, apalagi Sri Mulyani punya reputasi internasional yang sulit ditandingi,” ujarnya.
Baca juga: Ketar-Ketir! Utang Jatuh Tempo Indonesia Rp178,9 Triliun, Ini Kata Kemenkeu
4. Hilangnya Kredibilitas Fiskal
Mohit Mirpuri, analis SGMC Capital, menilai kepergian Sri Mulyani menjadi penanda berakhirnya masa di mana kredibilitas fiskal Indonesia dihormati dunia. Menurutnya, pasar melihat posisi fiskal negara akan lebih rentan ke depan.
Sementara itu, Ryota Abe dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menambahkan bahwa hilangnya figur Sri Mulyani bisa merusak kepercayaan investor global dalam jangka pendek. Ia bahkan memperkirakan Bank Indonesia perlu turun tangan melakukan intervensi agar rupiah tidak terus melemah.
Pergantian Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa menandai fase baru bagi arah kebijakan fiskal Indonesia. Di satu sisi, langkah ini membuka peluang bagi penyesuaian strategi ekonomi pemerintahan Prabowo, namun di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran pasar terkait konsistensi disiplin fiskal yang selama ini dijaga ketat.
Tantangan besar menanti menteri keuangan baru, mulai dari menjaga stabilitas rupiah, mengendalikan defisit, hingga memastikan pembiayaan program strategis tidak menggerus kepercayaan investor. Bagaimana Purbaya menjawab ekspektasi itu akan sangat menentukan kredibilitas fiskal Indonesia di mata pasar global.