berita
8 November 2025
Oke Gas! Ini Jurus Menkeu Purbaya Ngejar Ekonomi Indonesia Tembus 8% di 2029!
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan 2025–2029 yang baru diterbitkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bukan hanya dokumen kebijakan rutin. Di balik PMK No.70/2025 tersebut, tersimpan bocoran paling eksplisit tentang strategi ekonomi Purbaya untuk lima tahun ke depan, termasuk bagaimana pemerintah menyiapkan lompatan pertumbuhan ekonomi menuju 8% pada 2029.
PMK yang ditandatangani Purbaya pada 10 Oktober 2025 itu dirilis hanya sebulan setelah ia resmi masuk kabinet Prabowo Subianto. Kecepatan penerbitannya membuat dokumen ini dinilai sebagai sinyal awal mengenai arah kebijakan fiskal yang ingin ditegaskan Purbaya sejak hari pertama.
“Blueprint Menkeu Purbaya” untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Renstra ini secara eksplisit menyelaraskan arahan Kemenkeu dengan RPJMN 2025–2029, tetapi lebih dari itu, ia menjadi peta operasi Purbaya untuk mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,3% pada 2025 menuju 8% di akhir pemerintahan.
Sebagaimana dikutip dari Bisnis Indonesia pada Jumat (7/11/2025), dokumen tersebut menegaskan sasaran utama pemerintah: menaikkan pendapatan per kapita Indonesia ke level negara maju. Saat ini, PDB per kapita Indonesia masih berada di kisaran USD 5.000, jauh dari rata-rata USD 62.000 negara maju. Karena itu, GNI per kapita ditargetkan naik:
1. 2025: USD 5.410
2. 2029: USD 8.000
Secara garis besar, Renstra ini menunjukkan cara Purbaya menutup jurang tersebut.
Isi Bocoran Strategi: Target Kemiskinan Turun, Manufaktur Naik, Emisi Turun
Dokumen Renstra menguraikan sejumlah target yang jelas dan terukur. Beberapa di antaranya:
1. Kemiskinan turun dari 9,03% (2024) ke 4,5–5% pada 2029
2. Rasio gini ditekan ke 0,372–0,375
3. PDB maritim naik ke 9,1% (2029)
4. PDB manufaktur naik ke 21,9% (2029)
5. Human Capital Index meningkat ke 0,59
6. Emisi GRK ditekan hingga 45,17% menjelang 2029
7. Peringkat Global Power Index naik ke 29.
Baca juga: Cetar! Menkeu Purbaya Pamer Topi Tulisan “8%”, Optimis Tembus Tapi Realitanya Miris!
Setiap target mencerminkan pesan yang sama: Menkeu Purbaya ingin ekonomi semakin produktif, masyarakat semakin sejahtera, dan Indonesia semakin kompetitif secara global.
8 Jurus Purbaya Genjot Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Renstra ini juga mengungkap delapan strategi besar yang dianggap sebagai “jurus” Purbaya untuk mencapai pertumbuhan tinggi:
1. Produktivitas pertanian & swasembada
2. Hilirisasi dan industrialisasi
3. Pariwisata & ekonomi kreatif
4. Ekonomi biru & ekonomi hijau
5. Perkotaan sebagai pusat pertumbuhan
6. Transformasi digital
7. Peningkatan investasi
8. Belanja negara untuk produktivitas
Yang menarik, Kemenkeu sendiri memikul peran kritis: memperkuat penerimaan melalui ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan serta optimalisasi PNBP.
Purbaya Tegaskan Renstra Bukan Formalitas
Dalam salinan resmi PMK, Purbaya menyatakan bahwa Renstra ini adalah dokumen perencanaan strategis jangka menengah yang menjadi acuan seluruh unit organisasi Kemenkeu.
Penekanannya jelas: dokumen ini bukan hanya kerangka normatif, tetapi instruksi operasional untuk lima tahun ke depan.
Apakah Target 8% Realistis?
Pertanyaan ini mengemuka di kalangan ekonom. Targetnya ambisius, langkah-langkahnya terukur, tetapi realisasinya tetap bergantung pada konsistensi eksekusi lintas sektor: investasi, fiskal, transformasi digital, hingga industrialisasi.
Namun satu hal jelas: melalui Renstra ini, Purbaya untuk pertama kalinya menunjukkan secara gamblang strategi ekonominya, termasuk indikator utama yang ingin dikejar dan sektor-sektor yang akan menjadi mesin pertumbuhan.
Baca juga: Plot Twist! 5 Drama Ekonomi Setahun Prabowo-Gibran: Dari MBG Hingga Sri Mulyani Out!
Renstra Kemenkeu 2025–2029 bisa dibaca sebagai “bocoran strategi ekonomi” Purbaya. Bukan sekadar proyeksi, tetapi rencana kerja yang rinci, ambisius, dan penuh target konkret.
Jika seluruh agenda berjalan sebagaimana digariskan, Indonesia tidak hanya mengejar angka pertumbuhan, tetapi juga posisi baru di peta ekonomi global menuju 2029.






