artikel
17 April 2024
Dampak Perang Iran vs Israel Terhadap perekenomian
Konflik antara Iran dan Israel merupakan salah satu pusat ketegangan geopolitik yang signifikan di Timur Tengah. Dinamika ini semakin memanas dengan serangan yang terjadi pada kedutaan besar Iran di Suriah, yang dilakukan oleh Israel. Peristiwa ini memicu eskalasi yang berujung pada pertukaran serangan militer, dengan Iran meluncurkan serangan misil dan drone ke wilayah Israel pada 14 April 2024. Konflik seperti ini tidak hanya menimbulkan kerusakan dan korban jiwa tetapi juga membawa ketidakstabilan ekonomi global yang luas.
Dampak Perang Iran vs Israel terhadap Ekonomi Global
Ketika konflik bersenjata pecah di Timur Tengah, dampak langsungnya sering kali terasa pada pasar energi global, khususnya minyak dan gas, yang merupakan komoditas kritikal dalam perekonomian dunia. Kenaikan harga energi ini memiliki implikasi luas, tidak hanya meningkatkan biaya hidup secara umum tetapi juga menambah tekanan inflasi yang berdampak pada skala global.
Pengaruh Konflik pada Harga Minyak
- Persepsi Risiko Pasokan: Iran dan Israel terletak di dekat beberapa jalur paling penting untuk pengiriman minyak. Ketakutan atas gangguan dalam pasokan—baik nyata maupun spekulatif—cenderung mendorong harga minyak ke atas. Investor dan pedagang dalam pasar komoditas minyak sering bereaksi terhadap potensi risiko sebelum dampak nyata terjadi pada pasokan.
- Spekulasi Pasar: Perang atau ketegangan sering memicu spekulasi di pasar komoditas. Pelaku pasar yang berusaha mengantisipasi kemungkinan gangguan pasokan bisa menimbulkan fluktuasi harga yang tajam dan sering tidak berbasis pada perubahan aktual dalam pasokan dan permintaan.
- Respon Produsen Minyak: Negara-negara produsen minyak, melalui organisasi seperti OPEC, mungkin memilih untuk menyesuaikan produksi mereka sebagai respon terhadap krisis, baik untuk stabilisasi harga atau sebagai taktik politik. Perubahan ini juga dapat mempengaruhi harga minyak global.
Dampak pada Inflasi Global
- Biaya Transportasi dan Produksi: Naiknya harga minyak secara langsung meningkatkan biaya transportasi—yang merupakan bagian kritis dari rantai pasokan untuk hampir semua produk. Ini tidak hanya meningkatkan biaya barang yang diangkut tetapi juga harga bahan baku, yang kemudian mempengaruhi biaya produksi barang dan jasa di seluruh dunia.
- Dampak Sektor Lain: Kenaikan harga minyak mentah berdampak pada industri lain yang bergantung pada energi atau bahan baku berbasis minyak, seperti plastik dan pupuk. Industri yang sangat bergantung pada energi, seperti manufaktur dan transportasi, mengalami kenaikan biaya operasional, yang umumnya dibebankan pada harga akhir bagi konsumen. Selain itu kenaikan harga komoditas minyak akan menyebabkan kenaikan terhadap harga komoditas energi substitusi dari minyak, seperti gas alam dan Batubara.
- Inflasi yang Dipercepat: Kenaikan harga minyak menyebabkan inflasi input yang lebih tinggi, yang kemudian diteruskan ke harga konsumen, meningkatkan tingkat inflasi keseluruhan. Dalam ekonomi yang sudah mengalami tekanan inflasi, seperti banyak negara saat ini, dampak ini bisa menjadi signifikan dan memicu kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral.
Dampak Perang Iran vs Israel pada Ekonomi Indonesia
Bagi Indonesia, konflik ini memperbesar risiko ekonomi melalui beberapa sektor. Pertama, peningkatan harga minyak mentah global secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) domestik. Karena subsidi energi yang besar di Indonesia, pemerintah dapat dipaksa untuk menambah jumlah subsidi energi atau menghadapi kemarahan publik karena kenaikan harga BBM. Kedua, kenaikan harga BBM berdampak pada biaya transportasi dan distribusi barang, sehingga meningkatkan harga barang secara umum dan memicu inflasi.
1. Inflasi Karena Naiknya Harga Minyak Global
Konflik antara Iran dan Israel secara langsung mempengaruhi pasar minyak global. Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia sangat terpengaruh oleh fluktuasi harga minyak dunia. Ketika harga minyak meningkat, biaya impor minyak untuk Indonesia juga naik, yang berdampak langsung pada harga bahan bakar minyak (BBM) domestik.
- Peningkatan Harga BBM: Peningkatan harga minyak mentah global berarti pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan penyesuaian harga BBM, yang bisa mengakibatkan kenaikan harga BBM dan peningkatan beban subsidi.
- Dampak terhadap Transportasi dan Barang: Kenaikan harga BBM mengakibatkan naiknya biaya transportasi. Biaya transportasi yang lebih tinggi berdampak pada hampir semua barang yang ditransportasikan, dari bahan makanan hingga barang konsumsi, yang pada akhirnya meningkatkan harga-harga tersebut bagi konsumen.
- Implikasi untuk Inflasi: Melonjaknya harga-harga barang berarti inflasi akan naik, yang mengurangi daya beli masyarakat. Inflasi yang tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi karena menurunkan konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis.
2. Inflasi Akibat Melonjaknya Harga Gas dan Batubara
Meningkatnya harga minyak sering kali diikuti oleh kenaikan harga bahan bakar substitusi lainnya, seperti gas dan batubara, yang merupakan sumber energi utama untuk pembangkit listrik dan pabrik di Indonesia.
- Kenaikan Biaya Energi: Gas dan batubara memainkan peran penting dalam pasokan energi Indonesia. Kenaikan harga komoditas ini menaikkan biaya operasional untuk pembangkit listrik dan pabrik, yang kemudian berdampak pada biaya yang lebih tinggi bagi konsumen dan industri.
- Dampak terhadap Produksi dan Manufaktur: Peningkatan biaya produksi membuat harga produk akhir naik. Industri yang sangat bergantung pada energi, seperti manufaktur, akan melihat peningkatan biaya signifikan yang mungkin akan berdampak pada harga jual.
- Efek pada Inflasi Keseluruhan: Seperti dengan minyak, kenaikan harga gas dan batubara akan berkontribusi pada inflasi umum, memperburuk kondisi ekonomi yang sudah tertekan oleh biaya energi yang lebih tinggi.
3. Inflasi Hasil Dari Meningkatnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Dalam ketidakpastian global, investor cenderung mencari keamanan di instrumen investasi "safe haven" seperti Dollar Amerika dan emas. Ini dapat menyebabkan nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap Dollar, yang memiliki konsekuensi langsung pada ekonomi Indonesia.
- Penurunan Nilai Tukar: Ketika Rupiah melemah terhadap Dollar, harga impor—termasuk bahan baku dan barang-barang konsumsi—menjadi lebih mahal.
- Pengaruh terhadap Harga Impor: Peningkatan harga barang impor berdampak pada konsumen Indonesia, yang menyebabkan kenaikan harga barang-barang yang mereka beli.
- Efek Lanjutan pada Inflasi: Depresiasi Rupiah dan kenaikan harga impor menambah tekanan inflasi, memperburuk dampak ekonomi dari kenaikan harga energi dan mengurangi daya beli masyarakat.
Dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil ini, strategi investasi yang bijaksana menjadi sangat penting. Jangan sampai uang yang kita miliki tergerus inflasi akibat ketidakpastian perang ini.
Karena itu, uang yang kita miliki perlu kita investasikan di instrumen-instrumen investasi yang berjangka pendek, seperti Sukuk-Sukuk pada di lbs.id yang tenornya tidak lebih dari 1 tahun.
Tunggu apa lagi, yuk segera daftar, isi form KYC, dan invest di lbs.id!