artikel
3 Desember 2025
Totalitas! Kisah Anas bin Malik, Pelayan Rasulullah ﷺ Pembawa Cahaya Umat
Ada banyak sahabat yang tercatat dalam sejarah sebagai panglima, ahli ilmu, atau tokoh dakwah besar. Namun ada satu nama yang istimewa karena kedekatannya bukan berasal dari mimbar atau medan perang, tetapi dari ruang ruang kecil kehidupan sehari hari.
Ia menyaksikan Nabi Muhammad ﷺ sebelum fajar menyingsing, menemani beliau di perjalanan, mendengar tawa beliau di rumah, dan melihat tangis beliau ketika berdoa di malam hari. Beliau memegang sandal Nabi ﷺ, menyiapkan kebutuhan beliau, dan berdiri paling dekat ketika manusia terbaik itu berbicara.
Serta menyaksikan akhlak Rasulullah ﷺ dari jarak yang tidak pernah dimiliki orang lain. Nama itu adalah Anas bin Malik r.a., anak kecil yang tumbuh menjadi penjaga warisan kenabian bagi umat manusia.
Siapa Anas bin Malik?
Anas bin Malik r.a. lahir di Madinah pada tahun 612 M, sepuluh tahun sebelum hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah. Ia berasal dari kabilah Bani Najjar, salah satu kabilah terhormat yang memiliki hubungan kerabat dengan Nabi ﷺ melalui jalur ibu. Ayahnya bernama Malik bin Nadhar, yang meninggal dalam keadaan belum masuk Islam. Ibunya, Ummu Sulaim r.a., adalah seorang wanita Anshar yang tegar dan beriman kuat, termasuk generasi awal Madinah yang menerima Islam. Sejak kecil, Anas dibesarkan dengan pendidikan iman dan keteladanan adab dari ibunya.
Pengabdian Anas bin Malik kepada Rasulullah ﷺ
Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah pada tahun 622 M, suasana kota dipenuhi suka cita. Seluruh penduduk berbaris menyambut manusia mulia yang menjadi cahaya penuntun di masa penuh kegelapan. Dalam gelombang euforia itu, Ummu Sulaim datang membawa Anas yang masih berusia sembilan tahun dan menyerahkannya kepada Rasulullah ﷺ sebagai bentuk pengabdian. Ia berkata kepada Nabi ﷺ bahwa putranya ingin membantu beliau dalam segala urusan.
Baca juga: Bergetar! Risalah Zaid Bin Tsabit, Sang Penulis Wahyu & Pengumpul Mushaf Al Quran
Sejak hari itu, dimulailah perjalanan sepuluh tahun yang penuh cinta dan kedekatan. Anas menyertai Nabi ﷺ dalam kehidupan rumah tangga, perjalanan ibadah, dan berbagai urusan harian. Ia bukan sekadar pelayan, tetapi sahabat kecil yang hatinya dipenuhi penghormatan dan kasih sayang kepada Rasulullah ﷺ.
Perjalanan 10 Tahun Bersama Nabi ﷺ
Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah memarahinya atas apa pun. Beliau tidak pernah berkata mengapa engkau lakukan ini atau mengapa tidak engkau lakukan itu. Bahkan ketika ia terlupa membantu karena sedang bermain bersama anak anak Madinah, Nabi ﷺ hanya memanggilnya dengan panggilan lembut Unaish dan mengingatkannya sambil tersenyum. Tidak ada bentakan, tidak ada hukuman, hanya akhlak yang menjadi pelajaran hidup.
Kedekatan ini menjadikan Anas saksi langsung dari keindahan akhlak Rasulullah ﷺ, baik dalam ibadah maupun dalam interaksi sehari hari. Ia melihat bagaimana Nabi ﷺ menghormati keluarganya, merawat sahabat sahabatnya, dan memperlakukan manusia dengan cinta.
Doa Mustajab Nabi ﷺ untuk Anas bin Malik
Salah satu peristiwa paling menentukan adalah saat Ummu Sulaim meminta Rasulullah ﷺ mendoakan putranya. Nabi ﷺ kemudian menengadahkan tangan dan berdoa agar Allah ﷻ memperbanyak harta dan keturunan Anas serta memberkahi hidupnya. Doa itu menjadi kenyataan yang luar biasa. Anas r.a. memiliki keturunan lebih dari seratus orang, dan pohon anggurnya berbuah dua kali setahun. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia menyaksikan pemakaman lebih dari seratus dua puluh sembilan keturunan dan anggota keluarganya.
Tidak hanya keberkahan rezeki dan keturunan, Anas juga dikaruniai umur panjang. Ia wafat pada tahun 93 Hijriyah atau sekitar 712 M di Basrah, Irak, pada usia lebih dari 100 tahun. Ia menjadi sahabat terakhir yang wafat di kota tersebut.
Kedekatannya dengan Rasulullah ﷺ menjadikan Anas bin Malik r.a. salah satu perawi hadis terbesar dalam sejarah Islam. Ia meriwayatkan lebih dari 2300 hadis yang menjadi pondasi penting dalam ilmu fiqih, akhlak, dan ibadah. Banyak ulama menyebut bahwa salat Anas adalah salat yang paling mirip dengan shalat Nabi ﷺ karena ia mengamati gerakan dan adab beliau selama 10 tahun.
Kisah Anas bin Malik r.a. mengajarkan bahwa kemuliaan bukan selalu tentang posisi, kekuasaan, atau popularitas. Kemuliaan datang dari hati yang ikhlas melayani. Ia menunjukkan bahwa kasih sayang dan kelembutan lebih kuat daripada kerasnya hukuman. Ia menjadi bukti bahwa satu doa yang tulus mampu mengubah arah hidup seseorang dan keturunannya selama berabad abad.
Baca juga: Epik! Kisah Mush’ab bin Umair, Dari Pemuda Flexing Jadi Sahabat Militan Nabi ﷺ
Dari pelayan kecil yang setia, ia berubah menjadi penjaga warisan kenabian. Dari tangan yang sederhana, ia membawa hadis yang hari ini menjadi cahaya bagi seluruh umat. Semoga Allah ﷻ melembutkan hati kita sebagaimana hati Anas dilembutkan oleh cinta kepada Nabi ﷺ.
Kisah Anas bin Malik r.a. mengingatkan bahwa keberkahan tumbuh dari usaha yang jujur dan dari cara memperoleh rezeki yang halal. Dalam membangun bisnis, bukan hanya besar kecilnya modal yang menentukan, tetapi sumbernya.
Bagi entrepreneur visioner, memilih pendanaan yang halal dan transparan adalah fondasi pertumbuhan yang kuat. Pendanaan syariah melalui securities crowdfunding menjadi solusi modern untuk scale up tanpa tekanan riba. Bangun dan besarkan bisnis Anda dengan modal halal. Mulai langkah hari ini bersama LBS Urun Dana.






