artikel
2 Oktober 2025
Ciamik Tenan! 5 Ladang Cuan di Yogyakarta, Bukan Hanya Wisata Tapi Duitnya Pol-Polan!
Yogyakarta istimewa, begitu orang sering menyebut provinsi ini. Selama ini, keistimewaan provinsi ini banyak dikaitkan dengan pariwisata yang sangat kaya. Namun, faktanya, Yogyakarta yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten ibarat mutiara yang belum sepenuhnya terasah.
Potensinya begitu cerah dan masih banyak ruang untuk digali lebih dalam, terutama dalam sektor bisnis dan pendanaan syariah yang kini makin relevan dengan kebutuhan pelaku usaha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, perekonomian provinsi ini mencatatkan pertumbuhan 5,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh kinerja positif berbagai sektor.
Sektor konstruksi menjadi penopang utama dengan kontribusi 0,91 persen terhadap pertumbuhan tahunan. Selain itu, industri pengolahan juga meningkat signifikan berkat lonjakan permintaan domestik saat libur panjang dan perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha.
Baca juga: Go Hijrah! LBS Urun Dana Satukan Investor & Pengusaha Yogya Lawan Petaka Riba!
Tidak hanya pasar domestik, ekspor produk pakaian jadi, minuman, barang kulit, hingga perabot rumah tangga turut mendongkrak kinerja industri pengolahan di Yogyakarta. Dengan capaian tersebut, jelas bahwa Yogyakarta memiliki kekuatan ekonomi yang jauh lebih luas daripada pariwisata semata.
Inilah momentum penting untuk mengoptimalkan potensi ekonomi lain, termasuk memanfaatkan instrumen pendanaan syariah bagi UMKM dan industri kreatif. Dengan dukungan yang tepat, Yogyakarta bukan hanya istimewa di sektor wisata, tetapi juga bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi halal yang diperhitungkan di Indonesia maupun dunia.
Apa Saja Potensi Ekonomi di Yogyakarta?
Selama ini Yogyakarta kerap dilekatkan dengan pariwisata yang kaya dan budaya yang kental. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, geliat ekonominya jauh lebih beragam. Tidak hanya wisata, ada sektor-sektor non-pariwisata yang juga punya prospek cerah untuk dikembangkan.
Menurut dokumen kajian pemetaan potensi Kota Yogyakarta tahun 2024, sektor bisnis di Yogyakarta tidak hanya bergantung pada pariwisata. Ada beberapa potensi non-wisata yang bisa dikembangkan dan memiliki prospek besar ke depan:
1. Ekonomi Kreatif
Yogyakarta dikenal sebagai kota seni dan budaya. Industri kreatif seperti fesyen, kerajinan batik, seni rupa, musik, hingga desain grafis terus berkembang pesat. Banyak pelaku UMKM yang memanfaatkan identitas budaya lokal untuk menciptakan produk bernilai tambah, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
2. Pendidikan dan Riset
Sebagai kota pelajar, Yogyakarta memiliki ekosistem pendidikan yang kuat. Potensi bisnis yang lahir dari sektor ini mencakup layanan kos-kosan, kuliner mahasiswa, percetakan, digital printing, hingga bisnis bimbingan belajar. Selain itu, riset dan inovasi dari universitas bisa dikembangkan menjadi startup berbasis teknologi .
Baca juga: Deal! 7 Cara Kerja Sama Bisnis Anti Riba, Akad Jelas Cuan Ngalir Terus!
3. UMKM Kuliner dan Produk Lokal
UMKM kuliner Yogyakarta tidak hanya bergantung pada wisatawan, tetapi juga konsumen lokal dan mahasiswa. Makanan tradisional seperti bakpia, gudeg, hingga inovasi kuliner modern selalu memiliki pasar. Selain kuliner, produk kerajinan seperti perak, kulit, dan anyaman juga masih memiliki daya tarik tinggi.
4. Teknologi Digital dan Startup
Transformasi digital membuka peluang besar bagi bisnis berbasis teknologi. Yogyakarta mulai berkembang sebagai ekosistem startup dengan fokus pada aplikasi pendidikan, layanan kreatif, dan e-commerce lokal. Hal ini ditopang oleh banyaknya talenta muda dari perguruan tinggi.
5. Pertanian Perkotaan dan Produk Organik
Meskipun urbanisasi meningkat, Yogyakarta masih memiliki potensi agribisnis. Tren gaya hidup sehat mendorong bisnis pertanian organik, hidroponik, dan produk pangan lokal. Produk ini tidak hanya dijual di pasar tradisional, tetapi juga lewat platform digital .
Jadi, meskipun wisata tetap menjadi tulang punggung, Yogyakarta memiliki peluang besar dalam ekonomi kreatif, pendidikan, UMKM kuliner, teknologi digital, dan pertanian perkotaan sebagai penopang ekonomi masa depan.
Bismillah Yogya Saatnya Gaspol Sampai 10 Miliar!
Yogyakarta adalah lahan subur bagi tumbuhnya bisnis kreatif, UMKM, dan industri yang siap naik kelas. Momentum pertumbuhan ekonomi di DIY harus diimbangi dengan akses pendanaan yang halal dan sistematis.
Inilah yang ditawarkan Entrepreneur Hub Finance Syariah Batch 3, kolaborasi LBS Urun Dana dan Kementerian UMKM. Program revolusioner untuk menjawab kebutuhan pengusaha yang haus modal tapi ingin tetap berada di jalur syariah.
Baca juga: Sampurasun! LBS Urun Dana Bocorin Jalur Langit UMKM Raih Cuan Bejibun No Riba!
EHF Syariah Batch 3 2025 adalah paket lengkap karena membuka akses pendanaan syariah berbasis securities crowdfunding hingga Rp10 miliar sekaligus pendampingan dari profesional di bidangnya.
Pengusaha UMKM akan dibekali edukasi literasi keuangan syariah, pengenalan sukuk, saham dan securities crowdfunding di LBS Urun Dana yang telah sukses menyalurkan pendanaan Rp239 miliar lebih.
Jangan biarkan peluang ini lewat. Apalagi lewat Fast Track Funding 10.10, pengusaha dapat dapat pendanaan syariah hingga Rp10 miliar dalam ±10 hari dengan proses ringkas dan pendampingan intensif dari tim analis sampai deal. Tertarik? Daftar sekarang!