artikel

calendar_today

15 November 2025

Lets Go! 6 Rahasia Scalability yang Bikin Bisnis Makin Tangguh dan Siap Banjir Cuan!

Scalability bukan sekadar istilah keren dalam dunia bisnis, tetapi kemampuan penting yang menentukan apakah sebuah usaha bisa tumbuh dengan stabil tanpa membengkakkan biaya. 

Di tengah perubahan pasar yang cepat, bisnis yang scalable akan jauh lebih siap menghadapi lonjakan permintaan dan kompetisi. Dengan sistem yang kuat, tim yang tepat, dan proses yang efisien, pertumbuhan bukan lagi ancaman, melainkan peluang. Scalability adalah pondasi yang memastikan bisnis tetap tangguh saat naik kelas.

Apa Itu Scalability?

Sering dengar istilah scalability tapi masih suka bingung maksudnya apa? Banyak orang juga begitu. Secara sederhana, scalability adalah kemampuan sebuah bisnis untuk tumbuh tanpa membuat biaya ikut naik secara tidak masuk akal.

Business.com menjelaskan bahwa bisnis yang scalable adalah bisnis yang bisa meningkatkan pendapatan tanpa menaikkan biaya secara sebanding. Jen Stamulis dari Elasticity juga mengatakan bahwa semakin scalable sebuah bisnis, semakin mudah bisnis itu berkembang menghadapi permintaan yang terus naik.

Bayangkan seperti ini: ada bisnis yang makin banyak pelanggan malah kelabakan. Tapi ada juga yang makin ramai justru makin efisien. Yang kedua ini contoh bisnis scalable.

Kenapa Scalability Sangat Penting untuk Bisnis?

Jika bisnis tidak scalable, sedikit saja permintaan naik, bisnis bisa langsung kewalahan. Pelayanan berantakan, tim burnout, dan biaya jadi tidak efisien. Beberapa alasan kenapa scalability sangat penting:

1. Menghemat Biaya di Masa Depan

Mungkin perlu investasi awal. Tapi kalau sistem dan proses sudah rapi, biaya operasional akan turun dan efisiensi meningkat.

2. Pendapatan Bisa Naik Lebih Cepat

Dengan struktur yang siap scale, bisnis bisa menangani lebih banyak pelanggan dan membuka peluang pendapatan baru.

3. Pengalaman Pelanggan Lebih Baik

Bisnis scalable punya proses layanan yang cepat, produk yang konsisten, dan respons yang efisien. Pelanggan lebih puas dan loyal.

Baca juga: Gaskeun! 6 Jurus Gaet Investor Kakap agar Usaha Anda Makin Ngacir!

4. Lebih Mudah Beradaptasi dengan Perubahan Pasar

Selera pelanggan cepat berubah. Bisnis yang scalable lebih lincah menyesuaikan diri tanpa harus mengubah struktur besar-besaran.

6 Langkah Praktis Scalability yang Mudah Dipahami

Mau bisnis naik level dan bisa menangani permintaan yang makin besar? Salah satu kuncinya adalah membangun bisnis yang scalable. Entah Anda masih di tahap startup atau sedang mengembangkan perusahaan yang sudah berjalan, ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan agar bisnis tetap kuat saat volume naik.

1. Pastikan Pasarnya Memang Butuh Produk atau Jasa Anda

Sebelum bicara scale up, pastikan dulu bahwa produk atau layanan Anda memang dibutuhkan pasar. Pertanyaan dasarnya sederhana:

a. Masalah apa yang bisnis Anda selesaikan?
b. Seberapa besar orang yang punya masalah itu?
c. Apakah pasar sudah ada dan masih punya celah?

Jika masalahnya dialami banyak orang, berarti peluang permintaannya juga besar. Artinya target market Anda kuat dan bisnis punya ruang berkembang.

Kalau pasarnya sudah ada, biasanya muncul celah berupa kualitas layanan yang kurang konsisten, harga yang tidak kompetitif, atau proses pengiriman yang tidak efisien. Semua ini bisa jadi kesempatan bagi bisnis Anda.

2. Bangun Sistem yang Bisa Menopang Pertumbuhan

Sebelum memacu bisnis lebih besar, Anda perlu punya sistem dan proses yang bisa menahan beban pertumbuhan. Tanpa sistem yang kuat, bisnis bisa kewalahan saat permintaan naik.

Beberapa sistem penting yang mendukung scalability seperti Manajemen data dan CRM, 

Content marketing dan funnel digital yang terintegrasi dan solusi berbasis cloud yang memberi Anda kapasitas komputasi besar tanpa investasi hardware mahal.

3. Delegasikan Pekerjaan dan Mulai Outsourcing

Tidak ada entrepreneur yang bisa mengurus semuanya sendiri. Kalau Anda ingin scale, Anda harus belajar melepas sebagian pekerjaan seperti bangun tim sales, bangun tim admin hingga bangun tim customer service. 

Delegasikan tugas dan beri kepercayaan agar tim bisa mengambil keputusan. Dengan begitu, Anda bisa fokus pada strategi dan pertumbuhan, bukan tenggelam dalam pekerjaan harian.

4. Manajemen yang Konsisten

SDM adalah aset terbesar dalam sebuah bisnis. Karena itu, pelatihan yang konsisten sangat penting agar setiap anggota tim bisa dipindahkan ke area mana pun saat dibutuhkan tanpa mengganggu kualitas kerja. Jika proses manajemen berjalan stabil, bisnis akan lebih mudah dikembangkan karena setiap orang memahami standar kerja yang sama.

Tanda bahwa bisnis Anda scalable adalah ketika perusahaan tetap berjalan baik meskipun Anda tidak selalu berada di operasional harian. Artinya sistem, prosedur, dan tim sudah bekerja secara mandiri.

5. Memanfaatkan Aset yang Sudah Ada

Model bisnis yang scalable biasanya tidak memulai semuanya dari nol. Mereka memanfaatkan aset yang sudah ada di lingkungan bisnis, seperti jaringan, sumber daya internal, atau kemampuan teknologi yang sudah dimiliki. Pendekatan ini membuat ekspansi lebih cepat tanpa memerlukan investasi besar untuk membangun struktur baru dari awal.

Dengan memaksimalkan apa yang sudah tersedia, bisnis lebih mudah masuk ke pasar baru dan merespons peluang tanpa beban biaya yang berat.

6. Membangun Kerangka Kerja Six S

Jeffrey Rayport dari Harvard Business School menjelaskan bahwa pendiri perlu memahami tantangan scaling sejak awal.Karena itu, ia merumuskan Kerangka Kerja Six S, enam fokus utama yang menentukan kesiapan bisnis untuk bertumbuh.

Baca juga: Autopilot! Sistem Bisnis Franchise, Mulai dari Pengertian Sampai Hukum Akadnya!

a. Staff

Pertumbuhan membutuhkan tim yang kuat. Rekrut tim awal dengan standar tinggi karena mereka yang membentuk budaya dan kualitas kerja perusahaan.

b. Shared Values

Nilai bersama harus jelas dan tertulis agar budaya perusahaan tetap stabil saat tim semakin besar.

c. Structure

Organisasi perlu struktur yang rapi, peran yang jelas, onboarding yang baik, dan SOP yang kuat. Tanpa ini, bisnis akan kewalahan saat workload naik.

d. Speed

Pertumbuhan harus sesuai kapasitas. Utang teknis harus dibereskan agar fondasi tidak rapuh ketika beban meningkat.

e. Scope

Pendiri harus menentukan arah pertumbuhan. Fokus apakah memperluas produk ke pasar baru atau menambah produk di pasar yang sudah ada.

f. Series X

Siapkan strategi pendanaan dan jaga biaya tetap fleksibel. Hindari terlalu cepat mengubah biaya variabel menjadi biaya tetap agar perusahaan tetap lincah menghadapi perubahan pasar.

Tantangan dalam Mencapai Scalability

Membangun bisnis yang scalable tidak hanya soal menambah kapasitas. Ada sejumlah tantangan yang sering muncul dan bisa menghambat pertumbuhan jika tidak disiapkan sejak awal.

1. Pengelolaan Sumber Daya yang Tidak Efisien

Saat bisnis bertumbuh, SDM dan keuangan harus dikelola lebih rapi. Tanpa perencanaan matang, ekspansi malah memicu pemborosan, overload pekerjaan, dan menurunkan kualitas operasional.

2. Kurang Fleksibel Menghadapi Perubahan Pasar

Pasar berubah cepat. Bisnis yang lambat beradaptasi atau terlalu kaku dalam strategi bisa tertinggal, meski peluang pertumbuhan sebenarnya besar.

3. Fondasi Operasional yang Belum Siap

Proses internal yang masih manual, tidak terstruktur, atau tidak terdokumentasi sering jadi biang masalah. Begitu permintaan naik, operasional langsung kewalahan.

4. Ketergantungan Tinggi pada Pihak Eksternal

Jika terlalu bergantung pada pemasok, distributor, atau mitra tertentu, gangguan kecil dari pihak luar bisa langsung menghambat proses scaling.

5. Infrastruktur yang Kurang Mendukung

Tanpa teknologi dan alat kerja yang memadai, perusahaan sulit menopang beban pelanggan dan permintaan yang semakin besar. Infrastruktur yang lemah adalah titik lemah dalam pertumbuhan.

Bisnis Makin Gaspol Lewat Fast Track Funding 10.10

Kenapa scalability itu penting? Karena bisnis yang mampu berkembang dengan lancar tanpa kendala besar adalah bisnis yang siap menghadapi tantangan pasar yang terus berubah. Scalability memungkinkan bisnis tumbuh secara alami, tanpa terbebani oleh keterbatasan yang bisa menghambat perjalanan suksesnya.

Caranya dengan menyiapkan segala pondasi dengan hati-hati dari tim yang penuh semangat hingga sistem yang siap menampung pertumbuhan.Di sinilah securities crowdfunding membuka jalan yang lebih pasti melalui FAST Track Funding 10.10 dari LBS Urun Dana.

FAST hadir untuk pengusaha yang ingin ekspansi tanpa menunggu lama. Pendanaan syariah mulai dari Rp300 juta sampai Rp10 miliar tersedia bagi bisnis yang stabil dan siap scale up. Cara mendapatkan investor kini jauh lebih sederhana. Jika pondasi bisnis kuat dan dokumen lengkap, pendanaan bisa selesai dalam sepuluh hari kerja.  Berikut kriteria FAST Track Funding 10.10: 

a. Target pasar jelas dan terukur

b. Bidang usaha halal

c. Kebutuhan dana minimal Rp300 juta

d. Omzet tahunan minimal Rp2,5 miliar

e. Berbadan hukum PT atau CV

f. Usaha sudah berjalan minimal dua tahun

g. Memiliki laporan keuangan sederhana

h. Menyertakan RAB, SPK, atau PO yang jelas. 

Bisnis bukan sekadar mengejar untung. Ada tanggung jawab surga dan neraka di setiap keputusan. Saatnya menjadi pebisnis yang sukses di dunia dan akhirat dengan menjauh dari riba, gharar, dan dzalim. Tidak pernah ada kata terlambat. Mulailah ajukan pendanaan syariah di LBS Urun Dana untuk masa depan usaha yang lebih berkah.

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022. Terdapat risiko perubahan status Efek Syariah beserta konsekuensi yang timbul dari perubahan status tersebut.

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID