artikel
1 Desember 2025
Tancap Gas! 7 Jurus Pengusaha Hadapi Moneter 2026 Biar Omzet Melejit!
Kebijakan moneter Bank Indonesia untuk tahun 2026 disambut optimistis oleh pengusaha. Fokus keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan dianggap memberi ruang aman bagi strategi ekspansi yang lebih terukur di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Momentum ini membuka peluang nyata bagi dunia usaha untuk memperkuat struktur keuangan dan mengamankan modal usaha 10 miliar lewat skema pendanaan bisnis yang lebih kompetitif dan produktif.
Potensi penurunan BI Rate dan pelonggaran likuiditas diperkirakan akan menurunkan biaya dana, memperbaiki arus kas, serta mempermudah akses pembiayaan usaha. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,9 sampai 5,7 persen, tahun 2026 menjadi kesempatan strategis bagi pengusaha dan entrepreneur visioner untuk mempercepat ekspansi dan mengoptimalkan pendanaan sebagai bahan bakar pertumbuhan. Mari siapkan langkah terbaik dan manfaatkan momentum ini selagi peluang masih terbuka.
Apa Itu Kebijakan Moneter?
Kebijakan moneter adalah langkah strategis yang diambil Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang beredar dan mengelola tingkat suku bunga demi menjaga stabilitas perekonomian nasional. Sebagaimana dikutip dari BI Institute, tujuan utamanya adalah memastikan inflasi tetap terkendali, nilai tukar stabil, dan pertumbuhan ekonomi berlangsung secara berkelanjutan.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, yang dimaksud “Kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga”
Baca juga: Ciat! 5 Cara Dapatkan Modal Usaha Bisnis Logistik, Jurus Gaspol Cuan Miliaran!
Dalam konteks ekonomi makro, kebijakan moneter menjadi pondasi penting yang menjaga keseimbangan sistem keuangan. Ketika instrumen moneter diatur secara tepat, biaya pendanaan menjadi lebih terjangkau, pasar keuangan lebih stabil, dan pengusaha memiliki ruang ekspansi yang lebih aman dan terukur. Ini sebabnya kebijakan moneter tidak hanya menjadi isu akademik, tetapi sangat relevan bagi dunia bisnis yang ingin berkembang.
Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dirancang untuk menjaga stabilitas ekonomi agar pertumbuhan berjalan terkendali dan berkelanjutan. Bagi pengusaha dan entrepreneur visioner, stabilitas moneter menjadi pondasi dalam merancang ekspansi dan mengamankan Pendanaan Bisnis yang lebih produktif, termasuk mengakses modal usaha 10 miliar untuk memperluas kapasitas dan memperkuat daya saing.
Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi terjadi ketika arus barang, jasa, dan uang bergerak dengan seimbang. Ketika kondisi ekonomi tidak bergejolak, keputusan investasi menjadi lebih terukur dan pengusaha memiliki ruang untuk meningkatkan kapasitas produksi atau membuka cabang baru tanpa risiko berlebihan.
Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat apabila produksi naik. Ketika dunia usaha melakukan ekspansi, serapan tenaga kerja meningkat dan kesejahteraan ikut terdorong. Sebagaimana dikutip dari buku Ekonomi Moneter: Teori dan Soal, dijelaskan bahwa daya beli yang lebih kuat kembali mendorong aktivitas bisnis dan menciptakan siklus pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Kestabilan Harga
Harga yang stabil memberi kepercayaan pada konsumen dan pelaku usaha dalam membuat keputusan pembelian dan investasi jangka panjang. Stabilitas harga membantu pengusaha menyusun struktur biaya dan strategi ekspansi yang lebih akurat, serta mempermudah akses pembiayaan.
Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran yang seimbang menunjukkan kekuatan ekonomi nasional dan kestabilan perdagangan luar negeri. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi investor untuk menempatkan modal di sektor riil dan bagi pengusaha untuk mengamankan Pendanaan Bisnis jangka panjang.
Jenis Jenis Kebijakan Moneter
Bank Indonesia menjalankan kebijakan moneter dengan mengatur jumlah uang beredar melalui berbagai instrumen untuk menjaga keseimbangan ekonomi. Secara umum, terdapat dua bentuk utama yang berdampak langsung pada dunia usaha.
1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
Kebijakan ekspansif dilakukan untuk meningkatkan jumlah uang beredar. Biasanya diterapkan saat ekonomi melambat agar konsumsi dan investasi kembali bergerak naik. Pelaku usaha mendapat manfaat berupa likuiditas yang lebih longgar dan biaya modal yang lebih murah, membuka peluang memperbesar skala usaha dan mengakses pendanaan seperti modal usaha 10 miliar melalui instrumen pendanaan modern maupun syariah.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy)
Kebijakan kontraktif diterapkan untuk mengurangi jumlah uang beredar ketika inflasi meningkat. Pengetatan likuiditas membantu menstabilkan harga dan menjaga daya beli. Bagi pengusaha, kondisi ini menuntut manajemen finansial yang lebih disiplin dan strategi pembiayaan yang lebih selektif agar arus kas tetap sehat.
Baca juga: Full Senyum! Moneter BI 2026 Bikin Pengusaha Happy, Ini 5 Tips Bisnis Banjir Cuan
Kebijakan moneter yang tepat memberi ruang bagi pengusaha untuk memperkuat fondasi finansial dan menangkap peluang ekspansi. Pada momentum moneter yang suportif, akses Pendanaan Bisnis dan pembiayaan alternatif seperti sukuk, saham syariah, dan securities crowdfunding menjadi jalan strategis untuk mempercepat pertumbuhan usaha dan mengamankan modal usaha 10 miliar tanpa tekanan bunga dan cicilan tinggi.
Kenapa Kebijakan Moneter Penting bagi Pengusaha?
Kebijakan moneter memberikan dampak langsung terhadap kesehatan usaha dan rencana ekspansi jangka panjang. Ada empat aspek utama yang paling dirasakan oleh pengusaha dan entrepreneur visioner:
1. Kemudahan akses pembiayaan
Saat kebijakan moneter berpihak pada pertumbuhan dan likuiditas diperlonggar, akses pendanaan dari perbankan maupun investor menjadi lebih terbuka. Pengusaha lebih mudah mendapatkan pembiayaan produktif karena syarat dan biaya modal relatif lebih kompetitif. Di momen ini, proposal usaha yang kuat dan laporan keuangan yang rapi menjadi senjata untuk mengamankan pendanaan ekspansi.
2. Besarnya biaya modal atau cost of fund
BI Rate menentukan berapa mahal atau murah biaya dana. Ketika suku bunga berpotensi turun, pengusaha memiliki kesempatan untuk menata ulang struktur pembiayaan, menurunkan beban bunga, dan memperbaiki efisiensi modal. Cost of fund yang lebih rendah menghasilkan ruang bernapas untuk peningkatan kapasitas produksi, pengembangan cabang baru, maupun investasi teknologi untuk mendorong pertumbuhan.
3. Kelonggaran dan ketersediaan likuiditas perbankan
Likuiditas yang longgar meningkatkan kemampuan bank menyalurkan kredit ke sektor riil. Pengusaha dapat mengakses modal kerja, pembiayaan ekspansi, atau refinancing dengan lebih fleksibel. Kondisi likuiditas yang baik memperkuat stabilitas arus kas sehingga bisnis lebih siap menangkap peluang pasar secara cepat tanpa tekanan keuangan yang berlebihan.
4. Keberanian investor untuk menempatkan modal produktif
Stabilitas moneter meningkatkan kepercayaan pasar sehingga investor lebih berani mengalokasikan dana ke instrumen produktif. Arus investasi ke sektor riil akan meningkat ketika risiko ekonomi dianggap lebih terkendali. Hal ini membuka peluang kerja sama strategis, pendanaan berbasis ekuitas, penerbitan sukuk, hingga pembiayaan melalui securities crowdfunding yang memberi modal usaha tanpa tekanan cicilan tinggi.
Ketika arah moneter bersifat suportif seperti potensi penurunan suku bunga atau pelonggaran likuiditas, sektor riil berpeluang mencatat kinerja yang lebih kuat. Sektor manufaktur, energi, perdagangan, logistik, hingga UMKM dapat memperbaiki arus kas dan mempermudah ekspansi usaha tanpa tekanan finansial yang berat.
Stabilitas inflasi dan nilai tukar juga meningkatkan kepercayaan pengusaha dan investor sehingga proses pendanaan menjadi lebih sehat dan transparan.
7 Tips Menyambut Kebijakan Moneter BI 2026 Agar Bisnis Melesat
Berikut tujuh langkah praktis yang dapat mulai dipersiapkan pengusaha agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pihak yang paling diuntungkan dari momentum moneter yang semakin suportif.
1. Evaluasi ulang struktur pembiayaan usaha
Tinjau kembali komposisi modal kerja, kredit produktif, dan kewajiban berbunga. Jika tren suku bunga berpotensi turun, siapkan strategi refinancing atau restrukturisasi untuk menurunkan cost of fund dan memperkuat pondasi finansial.
2. Optimalkan manajemen arus kas
Arus kas yang sehat menjadi kunci fleksibilitas bisnis. Perketat pengelolaan piutang, perbaiki siklus pembayaran pemasok, dan siapkan cadangan kas untuk menangkap peluang ekspansi lebih cepat dibanding kompetitor.
3. Prioritaskan ekspansi di sektor produktif
Fokuskan energi pada sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti manufaktur, logistik, hilirisasi sumber daya alam, energi, dan UMKM. Buat roadmap ekspansi yang jelas dan terukur karena pembiayaan akan lebih mudah diperoleh untuk sektor bernilai tambah tinggi.
4. Perbaiki kelayakan laporan keuangan
Investor dan lembaga keuangan akan lebih selektif. Pastikan laporan keuangan rapi, rasio keuangan terkontrol, dan struktur manajemen solid agar usaha Anda masuk kategori bankable dan layak investasi.
5. Bangun hubungan dengan investor dan perbankan
Komunikasi yang baik membuka pintu peluang sebelum kompetitor masuk. Jalin jejaring sejak dini, perkuat proposal bisnis, dan siapkan pitch deck profesional agar pembiayaan dapat diperoleh lebih cepat.
6. Perkuat strategi risiko dan skenario keuangan
Siapkan rencana mitigasi risiko dengan berbagai skenario ekonomi. Ketidakpastian global masih tinggi, sehingga daya tahan dan kesiapan skenario menjadi faktor pembeda antara yang berkembang dan yang tertinggal.
Baca juga: No Ribet! 8 Cara Dapat Modal Usaha 10 Miliar Halal Bebas Drama dan Zonk Riba!
7. Manfaatkan pendanaan bisnis berbasis syariah untuk akses modal usaha 10 miliar
Instrumen pembiayaan syariah seperti sukuk, saham syariah, atau securities crowdfunding menawarkan solusi pendanaan yang aman tanpa tekanan bunga dan cicilan berat. Ini momentum tepat untuk mengamankan modal usaha 10 miliar guna mempercepat ekspansi dan meningkatkan daya saing secara berkelanjutan.
Sambut 2026 Dengan Pendanaan Bisnis Rp10 Miliar
Momentum kebijakan moneter 2026 membuka peluang besar bagi entrepreneur visioner untuk memperkuat struktur pembiayaan dan mempercepat ekspansi usaha. Banyak entrepreneur kini menyiapkan strategi akses modal mulai dari 500 juta, 1 miliar, 5 miliar hingga modal usaha 10 miliar demi menumbuhkan kapasitas dan memenangkan pasar sebelum kompetitor bergerak lebih dulu.
Namun modal besar saja tidak cukup. Yang paling penting adalah pembiayaan yang halal, aman, dan transparan, agar pertumbuhan usaha tidak bertumpu pada beban riba dan risiko finansial yang melemahkan. Karena itu pendanaan syariah tanpa riba menjadi solusi strategis bagi entrepreneur visioner yang ingin scale up secara sehat dan berkelanjutan.
Melalui LBS Urun Dana, entrepreneur visioner dapat memperoleh akses pendanaan hingga modal usaha 10 miliar melalui skema securities crowdfunding berbasis syariah yang legal dan diawasi OJK. Prosesnya cepat dan efisien, dengan pencairan mulai 10 hari kerja, bergantung pada kelengkapan dokumen dan kebutuhan pendanaan.
Kriteria Pengajuan Pendanaan
a. Usaha bergerak di sektor halal
b. Dana yang dibutuhkan minimal Rp300 juta
c. Omzet minimal Rp200 juta per bulan
d. Bisnis berjalan minimal 1 tahun
e. Berbadan hukum PT atau CV
f. Memiliki laporan keuangan sederhana
Seluruh proses pendanaan diawasi OJK serta dibimbing oleh Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi MA sebagai pakar fikih muamalah. Hingga kini lebih dari 900 entrepreneur visioner telah mengajukan pendanaan dan lebih dari Rp264 miliar telah disalurkan.
Jika ekspansi sudah ada dalam roadmap bisnis Anda, jangan biarkan modal menjadi penghalang ketika peluang sedang terbuka lebar. Ajukan pendanaan atau konsultasikan kebutuhan usaha melalui tautan berikut.






