artikel
27 Agustus 2025
Top Markotop! Risalah Sa’id Bin Zaid, Sahabat Nabi ﷺ Sang Pemilik Doa Mustajab
Di antara sahabat Nabi ﷺ, ada sosok yang keberaniannya menginspirasi generasi Muslim sepanjang masa, yaitu Sa’id Bin Zaid. Lahir di Makkah dari keluarga Quraisy terpandang, ia menjadi sahabat yang menapaki jalan perjuangan Islam sejak awal dakwah.
Kisah Sahabat Nabi Sa’id Bin Zaid menunjukkan iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata, mulai dari keberanian di medan perang, kepemimpinan dalam penaklukan kota, hingga doa yang mustajab. Artikel ini akan mengupas perjalanan hidup Sa’id Bin Zaid dan warisan yang menjadikannya inspirasi abadi bagi umat Islam.
Nasab dan Latar Belakang Sa’id Bin Zaid
Sa’id bin Zaid al-‘Adawi lahir di Makkah sekitar 15 tahun sebelum kenabian Muhammad ﷺ, dari suku Quraisy terpandang. Nama lengkap beliau adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail bin ‘Abdul ‘Uzza bin Rayyah bin Abdillah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ay, Al-Qurasyi Al-Adawi, yang dikenal juga dengan julukan Abul A’war.
Ayahnya, Zaid bin ‘Amr, mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dan menjauhi penyembahan berhala. Ibunya bernama Fathimah binti Ba’jah Al-Khuzaiyah. Sa’id memiliki hubungan keluarga dekat dengan para sahabat inti Nabi ﷺ; ia sepupu Umar bin Khaththab, dan istrinya, Fathimah binti Khaththab, adalah adik Umar. Bahkan saudara perempuannya menikah dengan Umar, menandakan kedekatannya dengan lingkaran sahabat utama.
Perjuangan dan Keberanian Sa’id Bin Zaid
Sebagai salah satu As-Sâbiqûnal Awwalûn, Sa’id bin Zaid termasuk sahabat yang memeluk Islam sejak awal. Sebagaimana dikutip dari “Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad ﷺ”, kesetiaannya terlihat dari partisipasi aktif dalam peristiwa penting dan peperangan.
Satu-satunya perang besar yang tidak ia ikuti adalah Perang Badar (624 M / 2 H) karena Rasulullah ﷺ menugaskannya bersama Thalhah bin Ubaidillah untuk menelusuri kafilah dagang Quraisy. Meski tidak bertempur langsung, ia tetap menerima bagian rampasan, menunjukkan bahwa jihad bisa melalui peran strategis selain pertempuran fisik.
Baca juga: Heroik! Kisah Sa'ad Bin Abu Waqqash, Panah Allah Ta’ala yang Jago Berbisnis
Sa’id kemudian ikut Perang Uhud (625 M / 3 H) dan Perang Yarmuk (636 M / 15 H) melawan Romawi, di bawah komando Khalid bin Walid. Keberanian dan strategi beliau sangat menentukan kemenangan Muslimin. Selain itu, Sa’id juga terlibat dalam penaklukan Damaskus (635–636 M / 14–15 H) dan ditunjuk sebagai wali kota setelahnya, membuktikan kemampuan kepemimpinannya di medan perang dan pemerintahan.
Keutamaan Sa’id Bin Zaid: Doanya Mustajab
Salah satu keistimewaan Sa’id Bin Zaid adalah doa yang mustajab. Dikutip dari Rumaysho, sebuah kisah terkenal terjadi saat Arwa binti Aus menuduhnya mengambil tanah. Sa’id tetap tenang:
“Apakah aku akan nekat mengambil tanahnya setelah mendengar sabda Rasulullah ﷺ?”
Ia kemudian berdoa:
“Ya Allah ﷻ, jika dia dusta, butakanlah matanya dan jadikan kuburnya di tanahnya sendiri.”
Doanya dikabulkan; wanita itu menjadi buta dan meninggal setelah terjatuh ke sumur. Kisah ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ menolong hamba-Nya yang dizhalimi. Selain itu, Sa’id juga meriwayatkan hadits tentang orang yang mati syahid, menegaskan keberanian dan kepeduliannya terhadap keadilan.
10 Sahabat Nabi ﷺ yang Dijamin Surga
Dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah, ada sepuluh sahabat yang disebut al-‘asyrah al-mubasyyarûn bil jannah, dijamin masuk surga sejak masih hidup:
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
2. Umar bin Khaththab
3. Utsman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
5. Thalhah bin Ubaidillah
6. Az-Zubair bin Al-Awwam
7. Abdurrahman bin Auf
8. Sa’ad bin Abi Waqqash
9. Sa’id Bin Zaid
10. Abu Ubaidah bin al-Jarrah.
Kedudukan ini menegaskan keistimewaan Sa’id Bin Zaid di sisi Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.
Akhir Hayat dan Warisan Sa’id Bin Zaid
Sa’id Bin Zaid wafat pada tahun 51 H di Aqiq, Madinah, pada usia sekitar 70 tahun. Ia meninggalkan sembilan istri, 13 putra, dan 20 putri. Meski jumlah hadits yang diriwayatkannya hanya sekitar 48, kontribusinya besar dalam meneladani keberanian, keimanan, dan doa yang mustajab.
Baca juga: Bocorin! Jurus Cuan Zubair bin Awwam, Sang Pionir Investasi Syariah Modern
Kematian beliau begitu dihormati; Ibnu Umar bahkan meninggalkan shalat Jumat untuk memberi penghormatan.
Kisah sahabat nabi Sa’id Bin Zaid menjadi teladan bahwa iman bukan sekadar keyakinan dalam hati, tetapi diwujudkan melalui keberanian, kesabaran, keikhlasan, dan doa. Semoga kehidupan beliau menjadi inspirasi bagi setiap Muslim untuk menegakkan keadilan, memperkuat iman, dan berserah sepenuhnya kepada Allah ﷻ.