artikel
7 Oktober 2025
Yuhu! 10 Tanda Anak Siap Mengelola Uang, Tetap Happy Tetap Hemat!
Anak tidak lahir dengan kemampuan mengelola uang, sehingga peran orangtua menjadi kunci sejak dini. Pertanyaannya bukan apakah perlu, melainkan kapan waktu yang tepat.
Melalui obrolan sederhana saat berbelanja, pemberian uang jajan dengan aturan jelas, hingga teladan hidup hemat di rumah, anak perlahan memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan.
Panduan ini merangkum cara mengelola uang untuk anak berdasarkan rujukan tepercaya, agar orangtua punya langkah praktis yang mudah diterapkan sehari-hari.
1. Sejak Anak Mulai Mengenal Nilai Barang dan Uang
Menurut Sumiyati (2017), anak perlu diperkenalkan cara mengelola uang sejak usia dini, bahkan sebelum mereka memahami nominal. Orangtua dapat memulainya dengan menjelaskan makna kepemilikan bahwa tidak semua barang yang mereka lihat harus dimiliki. Melalui percakapan sederhana seperti saat berbelanja, anak belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
2. Saat Anak Mulai Meminta Uang Jajan
Ketika anak sudah mulai menerima uang jajan, itulah momen penting untuk mengajarkan mengelola uang dengan bijak. Sumiyati dalam jurnalnya menegaskan bahwa anak-anak sering terjebak pada perilaku konsumtif akibat kurangnya pembiasaan. Orangtua bisa mengajarkan konsep “secukupnya” dengan cara membuat kesepakatan tentang kapan dan berapa uang jajan yang diberikan serta untuk apa uang itu boleh digunakan.
Baca juga: TokTok! 10 Langkah Biasakan Anak Menabung, Cuan Melaju Belajar Makin Seru!
3. Melalui Teladan Orangtua Sehari-hari
Pendidikan keluarga adalah fondasi pertama bagi pembentukan karakter anak. Cara terbaik mengenalkan cara mengelola uang bukan dengan nasihat panjang, tetapi lewat contoh nyata. Orangtua yang terbiasa hidup hemat, tidak boros, dan mendahulukan kebutuhan daripada keinginan akan lebih mudah ditiru oleh anak-anaknya.
4. Saat Anak Mulai Bisa Dilibatkan dalam Aktivitas Ekonomi Kecil
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud (2016) menyebutkan bahwa anak perlu dikenalkan dengan aktivitas sederhana seperti menabung dan berbagi. Orangtua dapat memberi uang saku mingguan atau memberi imbalan kecil atas tanggung jawab di rumah lalu mengajak anak menabung sebagian dari uang tersebut. Kegiatan ini membantu anak memahami fungsi uang dan membangun kebiasaan finansial yang sehat.
5. Ketika Anak Siap Memahami Nilai Keterbatasan
Islam menekankan pentingnya hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Prinsip ini bisa menjadi dasar pendidikan finansial anak. Orangtua dapat menjelaskan bahwa uang adalah amanah, bukan untuk dihamburkan, melainkan dikelola agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Iqra! Auto Paham Zakat Perusahaan, Kewajiban Agar Bisnis Halal dan Berkah!
6. Saat Anak Mulai Punya Keinginan Spesifik
Ketika anak mulai menginginkan barang tertentu, seperti mainan, sepatu, atau benda favoritnya, arahkan agar ia membuat daftar prioritas. Jelaskan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, lalu bantu ia menyusun rencana untuk mendapatkannya, misalnya dengan menabung sebagian uang jajannya.
7. Ketika Anak Menerima Hadiah atau Angpau
Momen anak menerima uang dari hadiah ulang tahun, angpau, atau pemberian keluarga bisa menjadi ajang belajar mengelola uang. Ajak anak membaginya menjadi tiga bagian utama: tabungan, kebutuhan, dan berbagi dengan orang lain. Dengan begitu, anak belajar menyeimbangkan antara menikmati uang, mempersiapkan masa depan, dan membantu sesama.
8. Saat Anak Mulai Terpengaruh Teman Sebaya
Ketika anak mulai berinteraksi dengan teman-temannya, pengaruh sosial terhadap gaya hidup akan semakin kuat. Anak bisa jadi ingin memiliki barang yang sama seperti temannya atau menghabiskan uang untuk hal yang tidak penting. Orangtua bisa memanfaatkan momen ini untuk berdiskusi santai tentang nilai uang, prioritas, dan pentingnya membuat keputusan sendiri tanpa harus meniru orang lain.
9. Ketika Anak Siap Menetapkan Tujuan Tabungan
Setelah anak memahami dasar cara mengelola uang, ajak ia menetapkan tujuan menabung yang spesifik dan terukur. Misalnya, membeli sepeda baru, buku bacaan, atau peralatan sekolah. Bantu anak menghitung berapa lama ia harus menabung dan bagaimana cara mencapainya.
10. Saat Anak Dikenalkan Nilai Berbagi dan Amanah
Tahap penting lain dalam mengajarkan anak mengelola uang adalah menanamkan nilai berbagi dan amanah. Ajak anak untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk sedekah, membantu teman, atau kegiatan sosial di sekolah. Biarkan anak ikut terlibat dalam proses memberi agar ia memahami bahwa uang bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bisa membawa manfaat bagi orang lain.
Mengajarkan anak mengelola uang perlu dimulai sejak usia dini, ketika mereka mulai memahami konsep nilai dan kepemilikan. Melalui pembiasaan sederhana seperti menjelaskan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, memberi uang jajan dengan batasan yang jelas, serta melibatkan anak dalam aktivitas ekonomi kecil seperti menabung atau berbagi, mereka belajar mengatur uang dengan bijak.
Baca juga: Oalah! Ini 7 Tantangan dan Solusi UMKM Sulit Melejit, Rahasianya Ada Disini!
Proses ini tidak hanya membentuk kecerdasan finansial, tetapi juga menanamkan nilai kedisiplinan dan tanggung jawab sejak dini. Dengan teladan dari orangtua yang hidup hemat dan teratur, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak boros, memahami makna uang sebagai amanah, dan tahu cara menggunakan uang secara bermanfaat.
Pendidikan keuangan sejak dini bukan sekadar tentang uang itu sendiri, tetapi tentang membangun karakter yang sederhana, terukur, dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.