berita
4 April 2025
Gawat! Tarif Impor Indonesia di AS Naik 32%, Pengusaha Harus Apa?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengumumkan kebijakan tarif impor Indonesia yang terbaru dan jumlahnya lebih besar dari yang diperkirakan. Kebijakan ini berdampak besar bagi Indonesia dan negara lainnya.
Secara umum, Amerika Serikat menerapkan tarif impor dengan tarif dasar 10% untuk semua barang masuk. Namun, beberapa negara terkena tarif yang jauh lebih tinggi. Indonesia, misalnya, dikenakan tarif impor Indonesia sebesar 32%. Negara lain seperti Malaysia dan Jepang terkena tarif 24%, Vietnam 46%, dan Singapura hanya 10%.
Dikutip dari CNBC pada Kamis (3/4/2025), Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara (ASEAN) yang memiliki surplus perdagangan dengan Amerika Serikat dan hanya terkena tarif dasar 10%. Sementara itu, total tarif impor untuk China akan mencapai 54%, karena adanya tambahan tarif 20% yang sudah diterapkan sejak awal tahun ini.
Baca juga: Drama Donald Trump Soal Tarif Ekspor Bikin IHSG Langsung Melesat 1%
Trump tidak memberikan alasan khusus terkait kebijakan ini, tetapi laporan tahunan Perwakilan Dagang AS (USTR) mengindikasikan bahwa kebijakan ini berkaitan dengan hambatan perdagangan di berbagai negara yang menimbulkan gejolak ekonomi. Fokus utama Trump dalam tarif impor adalah mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat, yaitu ketika jumlah barang yang diimpor lebih besar dibanding ekspor.
Tahun lalu, Amerika Serikat mencatat rekor defisit perdagangan barang sebesar US$1,21 triliun. Jika dihitung secara total, defisit perdagangan Amerika Serikat untuk barang dan jasa mencapai US$918,4 miliar.
Defisit perdagangan terbesar Amerika Serikat adalah dengan:
1. China: US$295,4 miliar
2. Uni Eropa: US$235,6 miliar
3. Meksiko: US$171,8 miliar
4. Vietnam: US$123,5 miliar
5. Irlandia: US$86,7 miliar
Daftar Tarif Impor Amerika Serikat untuk Barang Impor dari Asia:
1. Kamboja: 49%
2. Laos: 48%
3. Vietnam: 46%
4. Myanmar: 44%
5. Thailand: 36%
6. China: 54%
7. Indonesia: 32%
8. Taiwan: 32%
9. Pakistan: 29%
10. India: 26%
11. Korea Selatan: 25%
12. Brunei Darussalam: 24%
13. Jepang: 24%
14. Malaysia: 24%
15. Filipina: 17%
16. Singapura: 10%
Mengapa Tarif Impor Indonesia Naik?
Jika melihat data perdagangan Amerika Serikat, neraca perdagangan negara tersebut dengan Indonesia saat ini mengalami defisit sebesar US$18 miliar, artinya Amerika Serikat mengimpor lebih banyak dari Indonesia dibanding mengekspor ke Indonesia.
Selain itu, berdasarkan kebijakan tarif impor adalah langkah Indonesia yang menerapkan tarif impor sebesar 64% terhadap barang-barang Amerika. Trump juga menyebut adanya faktor lain seperti "manipulasi mata uang" dan "trade barrier" sebagai alasan di balik kenaikan tarif impor Indonesia dan negara lainnya ini.
Strategi Pengusaha Hadapi Tarif Impor Amerika
Lalu, apa strategi yang bisa diterapkan? Salah satu langkah utama terkait tarif impor Indonesia di AS adalah diversifikasi pasar ekspor. Jangan hanya bergantung pada Amerika Serikat, tapi eksplorasi peluang di negara dengan tarif lebih rendah atau hubungan perdagangan yang lebih menguntungkan, seperti Timur Tengah, Eropa, atau negara ASEAN dengan perjanjian perdagangan yang lebih fleksibel.
Baca juga: Bebas Ribet! Pahami 10 Langkah Praktis Memulai Ekspor untuk UMKM
Selain itu, mengoptimalkan efisiensi produksi dan modal kerja juga penting. Evaluasi rantai pasok, memanfaatkan bahan baku lokal, menggunakan teknologi produksi yang lebih efisien agar margin keuntungan tetap terjaga.
Meningkatkan nilai tambah produk juga bisa menjadi solusi. Produk dengan inovasi atau kualitas premium cenderung lebih tahan terhadap fluktuasi tarif karena daya saingnya lebih tinggi. Bagi yang membutuhkan modal kerja untuk ekspor atau pengembangan usaha, klik ajukan pendanaan di LBS Urun Dana dan dapatkan solusi pembiayaan terbaik untuk mendorong pertumbuhan bisnis Anda!