investasi
31 Juli 2025
Chip In! Panduan Lengkap Pahami Imbal Hasil, Risiko Terjaga Cuan Berjaya!
Apa yang membuat seseorang mantap berinvestasi? Selain niat dan modal, jawabannya adalah harapan untuk mendapatkan imbal hasil. Ya, imbal hasil adalah alasan utama di balik keputusan seseorang memilih produk investasi tertentu. Di dunia investasi syariah atau investasi halal, konsep ini punya peran besar, apalagi saat Anda terjun ke dunia securities crowdfunding, seperti investasi sukuk dan saham di platform LBS Urun Dana.
Apa Itu Imbal Hasil?
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita mulai dari dasarnya. Imbal hasil adalah keuntungan yang Anda peroleh dari investasi dalam kurun waktu tertentu. Dalam bahasa lain, imbal hasil sering disebut sebagai return atau yield. Penghitungan imbal hasil bisa dalam bentuk nilai nominal maupun dalam bentuk persentase terhadap modal awal yang Anda investasikan.
Misalnya, Anda berinvestasi sebesar Rp1.000.000 dan setahun kemudian menerima Rp1.120.000. Maka, imbal hasil Anda adalah 12%. Mudah bukan? Tapi jangan salah, di balik angka-angka itu, ada banyak jenis dan perhitungan yang bisa Anda pelajari untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
Jenis-Jenis Imbal Hasil dalam Investasi Halal
Sekarang, kita masuk ke bagian yang lebih menarik: bagaimana imbal hasil diterapkan dalam investasi halal terutama melalui sukuk dan saham yang tersedia di platform securities crowdfunding.
1. Imbal Hasil Tetap (Fixed Rate)
Pernah dengar tentang sukuk ijarah atau murabahah? Nah, sukuk-sukuk ini biasanya menawarkan imbal hasil tetap. Artinya, Anda tahu persis berapa yang akan Anda terima setiap bulan atau tahun. Cocok untuk Anda yang ingin pendapatan stabil dan tidak ingin pusing dengan fluktuasi.
2. Imbal Hasil Mengambang (Floating Rate)
Berbeda dengan fixed rate, floating rate memberikan Anda potensi keuntungan yang bisa berubah tergantung kinerja proyek. Biasanya digunakan dalam sukuk dengan akad musyarakah atau mudharabah.
Misalnya Anda berinvestasi di proyek peternakan lewat akad musyarakah. Kalau bisnisnya cuan besar, Anda dapat bagian besar juga. Tapi kalau rugi, ya ikut rugi sesuai porsi modal. Imbal hasilnya fleksibel, penuh tantangan, tapi juga berpotensi besar. Cocok untuk Anda yang punya profil risiko moderat hingga agresif.
Baca juga: Anti Galau! 5 Profil Risiko Investasi, Pilih yang Tepat untuk Cuan Berlipat
3. Imbal Hasil Dividen (Dividend Yield)
Imbal hasil dividen menunjukkan seberapa besar dividen tahunan yang dibayarkan perusahaan dibandingkan dengan harga saham saat ini. Rasio ini berguna bagi Anda yang mencari pendapatan pasif dari dividen secara rutin.
Semakin tinggi dividend yield, semakin besar potensi imbal hasil tunai dari saham tersebut. Namun, yield yang terlalu tinggi bisa menjadi sinyal bahwa kinerja perusahaan sedang menurun.
Cara Menghitung Imbal Hasil Investasi
Mengetahui cara menghitung imbal hasil investasi sangat penting bagi Anda yang ingin berinvestasi secara bijak, baik melalui platform securities crowdfunding maupun aplikasi lainnya. Anda akan mempelajari tiga jenis imbal hasil paling umum: imbal hasil tetap, imbal hasil mengambang, dan imbal hasil dividen, lengkap dengan rumus dan contoh penerapannya.
1. Rumus Hitung Imbal Hasil Tetap
Imbal hasil tetap biasanya dijumpai pada instrumen seperti sukuk ijarah atau obligasi syariah. Besarnya sudah ditentukan di awal dan bersifat stabil sepanjang tenor investasi.
Contoh:
Investasi halal sukuk ijarah menawarkan imbal hasil sebesar 12% per tahun. Artinya, Anda akan mendapatkan sekitar 1% per bulan dari total dana yang diinvestasikan. Imbal hasil ini berasal dari margin (ujrah) yang diperoleh proyek yang Anda danai.
Cocok untuk:
Investor konservatif yang mengutamakan kepastian dan stabilitas hasil.
2. Rumus Hitung Imbal Hasil Mengambang
Imbal hasil mengambang atau floating biasanya ditemukan pada investasi yang mengikuti kinerja proyek atau indeks tertentu. Besarnya imbal hasil tidak tetap, tergantung pendapatan atau hasil usaha.
Contoh:
Anda berinvestasi dalam bisnis peternakan melalui securities crowdfunding LBS Urun Dana dan hasil keuntungannya dibagikan per kuartal. Jika dalam satu kuartal proyek membukukan laba Rp100 juta, dan Anda memiliki porsi 1%, maka Anda akan menerima Rp1 juta sebagai imbal hasil.
Baca juga: Iqra! Panduan Lengkap Membaca Prospektus, Investasi Pintar Anti Keder!
Cocok untuk:
Investor moderat hingga agresif yang siap menanggung fluktuasi demi potensi hasil yang lebih tinggi.
3. Rumus Hitung Imbal Hasil Dividen
Digunakan untuk menghitung keuntungan dari pembagian dividen saham. Rumus ini menunjukkan berapa besar imbal hasil yang Anda terima dari dividen dibandingkan dengan harga saham saat ini.
Rumus:
Dividen per Saham ÷ Harga Saham Saat Ini
Contoh:
Jika dividen per saham Rp500 dan harga saham saat ini Rp10.000, maka:
500 ÷ 10.000 = 0,05 atau 5%
Artinya:
Anda akan memperoleh imbal hasil sebesar 5% per tahun dari dividen, belum termasuk potensi keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain).
Cocok untuk:
Investor yang mencari pemasukan pasif dari saham, terutama saham-saham dividend-paying yang stabil.
Hubungan Risiko dan Imbal Hasil
Dalam dunia investasi, ada satu prinsip yang tak bisa diabaikan: semakin tinggi potensi imbal hasil, semakin besar pula risiko yang menyertainya. Prinsip ini juga berlaku dalam investasi syariah. Bedanya, risiko dan keuntungan dibagi secara adil, sesuai akad dan nilai keadilan Islam.
Investasi syariah tidak sekedar mengejar keuntungan, tapi juga menanamkan prinsip etika, kejujuran, dan tanggung jawab. Anda sebagai investor diajak untuk memahami bahwa setiap imbal hasil datang bersama konsekuensinya. Berikut dua contoh nyata dalam dunia investasi syariah:
1. Saham
Saham syariah dapat memberikan imbal hasil yang tinggi melalui capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen. Namun, Anda harus siap menghadapi fluktuasi harga yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Contohnya, harga saham perusahaan bisa naik tajam saat kinerjanya membaik, namun bisa juga turun drastis akibat sentimen pasar. Risiko ini harus diterima dengan ikhlas sesuai prinsip musyarakah (bagi hasil).
Risiko: Tinggi
Imbal Hasil: Bisa sangat tinggi jika tepat dalam memilih saham
2. Sukuk
Sukuk syariah, terutama jenis sukuk ijarah, memberikan imbal hasil tetap yang berasal dari ujrah atau margin sewa proyek yang didanai. Cocok untuk investor dengan profil risiko rendah yang menginginkan kepastian.
Namun, sukuk tetap memiliki risiko, seperti keterlambatan pembayaran dari pihak penerbit atau potensi gagal bayar (default), meski jarang terjadi.
Baca juga: Tabayyun! 7 Cara Membaca Laporan Keuangan Syariah, Baca Teliti Investasi!
Risiko: Rendah hingga menengah
Imbal Hasil: Stabil, cocok untuk jangka menengah-panjang
Memahami rumus imbal hasil investasi sangat penting dalam mengambil keputusan finansial. Baik itu imbal hasil tetap, imbal hasil mengambang, maupun imbal hasil dividen, setiap jenis punya karakteristik, tingkat risiko, dan strategi yang berbeda. Pastikan Anda memilih instrumen investasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
Jika Anda tertarik investasi halal di securities crowdfunding LBS Urun Dana bisa menjadi pilihan. Di sana, Anda bisa melihat langsung estimasi imbal hasil, akad yang digunakan, hingga laporan keuangan penerbit. Ayo jangan terlambat, daftar isi KYC dan mulai investasi halal bersama LBS Urun Dana!