investasi
26 Agustus 2025
Simak Kuy! Pahami Margin Keuntungan Bersih Biar Gak Ketipu Omzet Kinclong!
Apakah sebuah bisnis layak dijadikan tempat investasi hanya dengan melihat omzet? Bagi investor yang cermat, tentu tidak. Indikator yang lebih penting adalah margin keuntungan, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan setelah semua biaya dipotong.
Bagi investor, margin keuntungan membantu menilai efisiensi operasional, strategi harga, dan konsistensi profitabilitas. Semakin tinggi angkanya, semakin besar keyakinan bahwa modal yang ditanamkan akan dikelola dengan efektif serta berpotensi memberikan hasil yang optimal, termasuk dalam skema pendanaan syariah.
Apa Itu Margin Keuntungan?
Menurut Kasmir dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2012), margin laba bersih atau margin keuntungan adalah hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana manajemen mampu menjalankan perusahaan dengan baik, terutama dalam mengendalikan harga pokok penjualan, beban operasional, dan biaya penyusutan sehingga pada akhirnya menghasilkan keuntungan yang optimal.
Sementara itu, menurut Hery dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan – Integrated and Comprehensive Edition (2016), margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Dalam hal ini, laba bersih dihitung dari selisih antara laba sebelum pajak dikurangi beban pajak penghasilan.
Baca juga: Inspeksi! 5 Indikator Keuangan Penting Agar Investasi Bebas Boncos dan Berkah!
Dengan kata lain, margin laba bersih dapat dipahami sebagai indikator yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola seluruh beban usaha, sekaligus kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah penjualan.
Mengapa Margin Keuntungan Itu Penting?
Margin laba bersih atau margin keuntungan bersih bukan sekadar angka, melainkan cerminan kesehatan finansial perusahaan. Rasio ini menjadi salah satu indikator utama yang membantu pengusaha, investor, maupun pihak eksternal dalam menilai kualitas pengelolaan bisnis. Beberapa aspek yang dapat diukur melalui margin laba bersih antara lain:
1. Efisiensi Operasional
Menunjukkan seberapa baik perusahaan mampu mengendalikan biaya operasional, beban administrasi, hingga biaya non-produktif lainnya. Margin yang sehat berarti perusahaan berhasil menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, sehingga tidak boros dalam penggunaan sumber daya.
2. Daya Saing Harga
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menentukan harga jual produk atau jasa dibandingkan dengan biaya produksinya. Jika margin keuntungan terlalu tipis, bisa jadi harga jual terlalu rendah atau biaya produksi terlalu tinggi. Sebaliknya, margin yang stabil menandakan perusahaan mampu bersaing sekaligus menjaga profitabilitas.
3. Kelayakan Investasi
Bagi calon investor, margin laba bersih merupakan salah satu pertimbangan penting sebelum menyalurkan dana. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih yang konsisten, sehingga bisa menjadi dasar penilaian apakah usaha tersebut layak mendapatkan pendanaan, termasuk melalui instrumen pendanaan syariah.
4. Strategi Pertumbuhan
Semakin tinggi margin laba bersih, semakin besar ruang gerak perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha, investasi ulang, hingga pembagian dividen kepada pemegang saham. Dengan margin yang kuat, perusahaan juga lebih tahan menghadapi risiko pasar dan memiliki fleksibilitas dalam menentukan arah pertumbuhan jangka panjang.
Cara Menghitung Margin Keuntungan
Rumus yang digunakan untuk menghitung margin keuntungan bersih adalah dasar penting untuk mengetahui seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan penjualan bersihnya.
Melalui rumus ini, pengusaha dapat menilai tingkat efisiensi usaha dalam mengendalikan biaya sekaligus melihat kemampuan bisnis menghasilkan profit dari setiap rupiah penjualan. Adapun rumus yang umum digunakan adalah:
Net Profit Margin = (Laba Bersih / Penjualan Bersih) x 100%
Misalnya, sebuah UMKM memiliki penjualan bersih sebesar Rp500.000.000 dalam satu tahun. Setelah dikurangi semua biaya, termasuk beban operasional dan pajak, laba bersih yang diperoleh adalah Rp75.000.000.
Baca juga: Kupas Tuntas! Cara Baca Cash Flow, Trik Cerdas Bongkar Laporan Bodong!
Maka margin laba bersihnya adalah:
(75.000.000 / 500.000.000) x 100% = 15%
Artinya, setiap Rp1 penjualan menghasilkan laba bersih Rp0,15 setelah semua beban diperhitungkan.
Investor yang cermat tidak hanya melihat omzet, tetapi juga margin keuntungan bersih sebagai cerminan efisiensi dan profitabilitas bisnis. Mulai investasi Anda di LBS Urun Dana, platform securities crowdfunding berizin OJK, dan dukung bisnis potensial melalui pendanaan syariah yang amanah dan insya Allah berkah. Investasi sekarang!