investasi
20 Agustus 2025
Inspeksi! 5 Indikator Keuangan Penting Agar Investasi Bebas Boncos dan Berkah!
Menilai kesehatan dan kinerja perusahaan membutuhkan analisis indikator keuangan yang akurat. Indikator ini diperoleh dari laporan keuangan dan memberikan gambaran menyeluruh tentang seberapa sehat dan menguntungkan suatu perusahaan. Bagi investor syariah, mempelajari indikator keuangan membantu memastikan modal dikelola sesuai prinsip halal dan hasil investasi berkelanjutan.
Laporan keuangan perusahaan publik menjadi sumber informasi utama sebelum memutuskan investasi. Investor syariah dapat menelaah laporan ini untuk memastikan investasi melalui saham syariah, reksa dana syariah, atau instrumen syariah lainnya bebas dari riba dan kegiatan non-halal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan laporan keuangan perusahaan publik dapat diakses masyarakat, sehingga anda bisa mengecek sendiri kinerja perusahaan dan memastikan investasi syariah yang dijalankan aman serta berpotensi menguntungkan.
Mengapa Indikator Keuangan Perusahaan Penting untuk Investor Syariah?
Kinerja keuangan perusahaan menggambarkan pencapaian yang diukur dalam nilai uang dan biasanya tercermin dalam laporan keuangan. Menurut Callahan (2007), penerimaan dan laba merupakan contoh ukuran kinerja keuangan yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.
Informasi ini bisa diperoleh dari berbagai laporan keuangan perusahaan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan arus kas, yang memberikan gambaran jelas mengenai kesehatan dan efektivitas pengelolaan modal perusahaan. Lebih lengkapnya, berikut ini 3 poin penting mengapa investor wajib mengetahui indikator keuangan perusahaan:
1. Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
Indikator keuangan membantu investor menilai pencapaian perusahaan dalam bentuk nilai uang, seperti penerimaan dan laba, yang biasanya tercermin dalam laporan neraca, laba rugi, dan arus kas. Informasi ini memberikan gambaran nyata tentang efektivitas pengelolaan modal dan hasil operasi perusahaan.
2. Menunjukkan Kredibilitas Perusahaan
Menurut Beaver (1967), kinerja keuangan menunjukkan kredibilitas perusahaan kepada investor dan masyarakat. Dengan menilai kinerja ini, investor syariah dapat memastikan bahwa perusahaan terpercaya dan mampu memenuhi komitmen finansialnya secara konsisten.
3. Memastikan Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah
Bagi investor syariah, indikator keuangan bukan hanya soal profitabilitas, tetapi juga tentang memastikan investasi halal bebas dari riba dan praktik non-halal. Analisis laporan keuangan membantu menyeleksi perusahaan yang sehat secara finansial sekaligus sesuai prinsip syariah.
Baca juga: Hijrah Finansial! 7 Jurus Atur Keuangan dengan Investasi Syariah, No Riba!
5 Indikator Keuangan yang Wajib Diketahui
Dalam menilai kinerja perusahaan lewat laporan keuangan, investor syariah tidak hanya memperhatikan laba, tetapi juga memastikan modal dikelola sesuai prinsip halal. Adapun 5 indikator keuangan berikut saling melengkapi dan membantu menilai efektivitas, profitabilitas, dan efisiensi operasional perusahaan sebelum menanamkan dana.
1. Net Profit Margin (NPM)
NPM adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mengendalikan biaya dan menghasilkan keuntungan.
Contoh cara menghitung: Bagi laba bersih dengan total pendapatan, lalu kalikan 100. Misalnya, laba bersih Rp50 juta dari pendapatan Rp200 juta menghasilkan NPM 25%.
2. Return on Investment (ROI)
ROI mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan keuntungan dari total investasi yang ditanamkan. Indikator ini membantu investor menilai efisiensi penggunaan modal dan potensi pengembalian investasi.
Contoh cara menghitung: Bagi laba bersih dengan total investasi, lalu kalikan 100. Misalnya, laba bersih Rp30 juta dari investasi Rp150 juta menghasilkan ROI 20%.
3. Rasio Perputaran Aset (Asset Turnover Ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Rasio tinggi menandakan aset digunakan secara efisien.
Contoh cara menghitung: Bagi total pendapatan dengan total aset. Misalnya, pendapatan Rp200 juta dan total aset Rp400 juta menghasilkan rasio 0,5.
4. Return on Equity (ROE)
ROE menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modal yang ditanamkan pemegang saham. Ini penting untuk mengukur kinerja manajemen dan profitabilitas modal.
Contoh cara menghitung: Bagi laba bersih dengan total ekuitas, lalu kalikan 100. Misalnya, laba bersih Rp40 juta dan total ekuitas Rp200 juta menghasilkan ROE 20%.
5. Price to Earnings (P/E) Ratio
P/E Ratio membandingkan harga saham perusahaan dengan laba per saham (EPS). Rasio ini berguna untuk menilai valuasi saham dan menentukan apakah saham terlalu mahal atau murah.
Baca juga: Simak! Bongkar Rumus ROE dalam Saham Syariah, Chip In Cerdas Cuan Berkah!
Contoh cara menghitung: Bagi harga saham per lembar dengan EPS. Misalnya, harga saham Rp1.000 per lembar dan EPS Rp100 menghasilkan P/E Rp10 per lembar saham.
Dengan memahami arti masing-masing indikator, cara menghitung, serta contoh penerapannya, investor dapat membuat keputusan investasi lebih cerdas dan sesuai prinsip investasi halal.