investasi
7 Januari 2025
Tekor! APBN Tahun 2024 Defisit Rp507,8 Triliun
Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 menunjukkan tren negatif karena defisit yang signifikan.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa defisit APBN 2024 mencapai Rp507,8 triliun atau 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun demikian, angka ini lebih rendah dari proyeksi awal yang diperkirakan sebesar Rp522,8 triliun.
SMI menjelaskan bahwa angka tersebut tidak hanya lebih rendah dari proyeksi semester I 2024 yang diperkirakan memburuk, tetapi juga selisihnya mencapai lebih dari Rp100 triliun. Dikutip dari CNBC pada Selasa (7/1), defisit ini lebih rendah dibandingkan outlook defisit sebelumnya maupun target awal APBN 2024.
Adapun defisit APBN tersebut terjadi karena adanya pertumbuhan belanja negara sebesar 7,3% secara tahunan (YoY), mencapai Rp3.350,3 triliun atau setara dengan 100,8% dari target. Sementara itu, penerimaan negara tumbuh lebih lambat, hanya meningkat 2,1% YoY, dengan total Rp2.842,5 triliun atau 101,4% dari target. Untuk menutup kekurangan ini, pembiayaan anggaran dialokasikan sebesar Rp553,2 triliun, dengan keseimbangan primer mengalami defisit sebesar Rp19,4 triliun.
Pemerintah Siap Menjaga Defisit APBN 2025
APBN adalah instrumen penting yang digunakan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara demi mencapai tujuan pembangunan. Oleh karenanya, pemerintah berkomitmen menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Upaya ini dilakukan dengan mengoptimalkan pendapatan negara melalui peningkatan rasio perpajakan, sambil tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha.
Selain itu, pemerintah berfokus pada belanja yang berkualitas dan efisiensi, termasuk peninjauan ulang subsidi, untuk memastikan alokasi anggaran yang tepat sasaran. Pembiayaan inovatif juga diterapkan untuk mendukung program prioritas tanpa meningkatkan beban utang secara signifikan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas fiskal dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
7 Tips Cegah Defisit Keuangan
Berkaca dari kasus defisit APBN 2024, yang menunjukkan tantangan dalam pengelolaan anggaran negara, kita dapat belajar banyak untuk mencegah terjadinya defisit keuangan pribadi. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk menjaga kesehatan finansial Anda:
1. Buat Anggaran Bulanan yang Jelas
Sama seperti APBN adalah alat untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran negara, Anda juga memerlukan anggaran pribadi yang jelas dan terperinci. Tentukan dengan rinci pendapatan yang diterima setiap bulan, serta alokasi dana untuk berbagai kebutuhan seperti tagihan, belanja bulanan, dan tabungan. Gunakan aplikasi pengelola anggaran atau catatan manual untuk mencatat dan memantau pengeluaran secara berkala. Dengan anggaran yang rapi, Anda dapat lebih mudah mengidentifikasi pemborosan dan mencari cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
2. Utamakan Kebutuhan Dibanding Keinginan
Seperti halnya APBN 2024 yang harus menyusun anggaran berdasarkan prioritas, Anda juga perlu memprioritaskan kebutuhan penting dalam keuangan pribadi Anda. Fokuskan pengeluaran pada hal-hal yang esensial seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Hindari membeli barang-barang yang hanya untuk kesenangan sementara atau keinginan yang tidak mendesak. Ini akan membantu dalam menjaga pengeluaran tetap terkendali dan meminimalisir potensi defisit anggaran keuangan pribadi.
3. Hindari Utang Berlebihan
Utang yang berlebihan bisa menjadi salah satu penyebab utama defisit dalam keuangan pribadi. Jika Anda terpaksa berhutang, pastikan jumlahnya masih dalam batas kemampuan Anda untuk membayar. Fokuslah pada utang yang produktif, seperti utang untuk membeli aset atau investasi yang akan meningkatkan pendapatan Anda di masa depan. Hindari utang konsumtif yang hanya akan meningkatkan beban keuangan Anda tanpa memberikan keuntungan jangka panjang. Mengelola utang dengan bijak dapat mencegah Anda terjebak dalam jebakan utang yang akan merugikan keuangan pribadi.
4. Cek dan Kontrol Pengeluaran Rutin
Banyak orang tidak menyadari bahwa pengeluaran rutin yang kecil bisa cepat terkumpul menjadi jumlah yang besar. Oleh karena itu, penting untuk secara rutin mengevaluasi pengeluaran seperti langganan aplikasi, makan di luar, atau biaya tak terduga lainnya.
Dengan meninjau pengeluaran ini setiap bulan, Anda bisa menemukan cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting dan mengalihkan dana tersebut ke pos-pos yang lebih prioritas, seperti tabungan atau investasi syariah. Apabila ada layanan atau langganan yang jarang digunakan, lebih baik berhenti berlangganan dan mengalihkan dana tersebut untuk tujuan yang lebih bermanfaat.
5. Cari Sumber Pemasukan Baru
Salah satu cara untuk meningkatkan kestabilan keuangan adalah dengan mencari sumber pemasukan tambahan. Anda bisa mencoba pekerjaan sampingan, berjualan online, atau menawarkan jasa sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Selain itu, pertimbangkan untuk memulai investasi yang memberikan return lebih baik dalam jangka panjang.
Pendapatan tambahan yang stabil akan memberikan fleksibilitas lebih dalam pengelolaan keuangan dan membantu Anda menambah dana darurat untuk mengantisipasi situasi tak terduga. Memperluas sumber pendapatan, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya defisit dalam anggaran pribadi.
6. Persiapkan Dana Darurat
Memiliki dana darurat yang cukup merupakan salah satu langkah penting untuk menghindari defisit keuangan. Dana darurat akan membantu Anda menghadapi situasi darurat, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis yang mendesak, tanpa harus berutang.
Idealnya, dana darurat yang Anda miliki harus cukup untuk menutupi biaya hidup selama 3-6 bulan. Sisihkan sebagian pendapatan bulanan Anda untuk membangun dana darurat ini. Dengan dana darurat yang memadai, Anda akan lebih siap menghadapi ketidakpastian dan mengurangi risiko kehabisan dana dalam kondisi yang tidak terduga.
7. Alokasikan Dana untuk Tabungan atau Investasi
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi defisit keuangan adalah dengan menyisihkan sebagian pendapatan Anda untuk tabungan atau investasi. Alokasikan minimal 10-20% dari penghasilan bulanan Anda untuk menabung. Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan investasi syariah sebagai pilihan yang tepat untuk meningkatkan kekayaan dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.
Dengan berinvestasi di LBS Urun Dana, platform securities crowdfunding murni syariah, Anda dapat memanfaatkan peluang investasi yang menguntungkan dan sesuai dengan aturan keuangan Islam. LBS Urun Dana menawarkan berbagai instrumen seperti sukuk dan saham syariah yang dapat membantu Anda memperoleh imbal hasil yang maksimal, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda bisa menghindari masalah keuangan seperti defisit dalam APBN 2024. Lalu mulailah berinvestasi sekarang dan jadikan langkah ini sebagai bagian dari strategi pengelolaan keuangan Anda untuk masa depan yang lebih berkah!