artikel

calendar_today

26 Agustus 2025

Edan! 5 Jurus Diversifikasi Portofolio, Jadi Investor Sultan Raih Panen Cuan!

Berinvestasi bukan hanya soal memilih instrumen dengan return tinggi, tetapi juga bagaimana mengelola risiko agar nilai aset tetap terjaga. Pasar keuangan penuh dengan ketidakpastian, mulai dari fluktuasi ekonomi, perubahan kebijakan, hingga gejolak global. Di tengah kondisi ini, investor perlu strategi yang mampu memberikan perlindungan sekaligus membuka peluang pertumbuhan. 

Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan adalah diversifikasi portofolio, yakni menyebarkan investasi ke berbagai instrumen dan sektor untuk menciptakan portofolio yang lebih seimbang.

Apa Itu Diversifikasi Portofolio?

Diversifikasi adalah strategi yang sangat dikenal di dunia keuangan untuk menjaga keseimbangan risiko sekaligus mengoptimalkan potensi keuntungan. Prinsip ini sering disebut sebagai satu-satunya “makan siang gratis” bagi investor, karena portofolio yang terdiversifikasi dengan baik mampu menurunkan risiko total tanpa harus mengurangi peluang imbal hasil (Liestyowati et al. 2023).

Diversifikasi portofolio adalah upaya menyebar investasi ke berbagai jenis aset, sehingga kerugian pada satu instrumen dapat ditekan oleh kinerja positif instrumen lainnya. Meski konsepnya terdengar sederhana, praktik diversifikasi yang efektif tidaklah mudah, sebab hingga kini belum ada definisi kuantitatif yang disepakati secara universal tentang portofolio yang benar-benar terdiversifikasi.

Dalam manajemen investasi, risiko portofolio merujuk pada ketidakpastian hasil dari kumpulan aset yang dimiliki. Risiko ini umumnya diukur dengan volatilitas atau standar deviasi dari return yang diharapkan. Kombinasinya tidak hanya berasal dari risiko tiap aset secara individu, tetapi juga dari interaksi antar aset dalam portofolio tersebut.

Baca juga: Anti Galau! 5 Profil Risiko Investasi, Pilih yang Tepat untuk Cuan Berlipat

Sedangkan menurut Adi (2023) sebagaimana dikutip dari Asniwati (2024) dijelaskan kalau risiko portofolio merupakan bagian penting dari strategi investasi yang wajib diperhitungkan oleh setiap investor. Tanpa mempertimbangkan faktor ini, keputusan investasi bisa menjadi kurang akurat dan berisiko tinggi. Karena itu, diversifikasi yang tepat sangat membantu investor untuk mencapai keseimbangan antara risiko dan keuntungan dalam jangka panjang.

Bentuk-Bentuk Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi portofolio hadir dalam berbagai bentuk, tergantung pada tujuan keuangan yang ingin dicapai investor. Berikut empat model utama yang bisa dipertimbangkan:

1. Preservation of Capital Model

Model ini berfokus pada perlindungan modal dan nilai aset. Tujuannya adalah menjaga agar investasi tidak tergerus risiko, terutama untuk kebutuhan jangka pendek seperti dana pendidikan anak atau pembelian rumah. Instrumen yang sering digunakan meliputi obligasi pemerintah atau produk pasar uang yang relatif aman.

2. Growth Model

Berbeda dengan model sebelumnya, growth model menitikberatkan pada peningkatan nilai aset dalam jangka panjang. Risiko memang lebih tinggi, tetapi peluang pertumbuhannya juga signifikan. Saham pertumbuhan atau sektor potensial biasanya menjadi pilihan investor yang siap menghadapi fluktuasi pasar demi hasil lebih besar.

3. Income Model

Income model ditujukan untuk menghasilkan pendapatan rutin dari investasi. Model ini kerap digunakan untuk membangun dana pensiun atau menambah arus kas tetap. Saham dividen, obligasi dengan kupon stabil, serta properti yang menghasilkan sewa adalah instrumen yang umum dipilih.

4. Balanced Model

Balanced model adalah kombinasi antara income model dan growth model. Strategi ini menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan aset jangka panjang, pendapatan berkala, dan perlindungan modal. Model ini sering dipilih investor yang memiliki tujuan ganda, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Keuntungan Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi dilakukan dengan membagi investasi ke berbagai sektor industri, jangka waktu, dan instrumen keuangan. Tujuannya adalah mengurangi risiko kerugian besar bila satu sektor atau aset gagal. Dilansir dari Binus.ac.id Berikut sejumlah keuntungan diversifikasi portofolio:

1. Perlindungan dari Risiko Kerugian Besar

Diversifikasi portofolio adalah cara cerdas untuk melindungi investasi dari guncangan. Ketika satu sektor melemah akibat krisis ekonomi, perubahan kebijakan, atau faktor global seperti pandemi, investor masih punya penopang dari aset lain yang berkinerja lebih baik.

2. Menjaga Kestabilan Nilai Aset

Portofolio yang beragam membuat pergerakan nilainya lebih stabil. Fluktuasi tajam pada satu instrumen tidak langsung menjatuhkan keseluruhan aset, sehingga pertumbuhan bisa berlangsung lebih konsisten dalam jangka panjang.

Baca juga: Viral Fatal! 7 Cara Mengatasi FoMO Investasi Agar Dompet Tebal Merdeka Finansial

3. Memaksimalkan Peluang di Banyak Sektor

Dengan menyebar investasi, peluang keuntungan menjadi lebih luas. Saat satu sektor mengalami perlambatan, sektor lain bisa menjadi sumber pertumbuhan. Hal ini memberi investor ruang untuk tetap produktif meski kondisi pasar tidak selalu ideal.

4. Memberi Ruang Fleksibilitas Strategi

Diversifikasi memberi keleluasaan dalam menyusun strategi investasi. Investor bisa menyesuaikan langkah sesuai kondisi pasar, tanpa harus khawatir seluruh portofolionya terdampak oleh satu keputusan.

5. Lebih Tahan Menghadapi Gejolak Global

Pasar keuangan tidak terlepas dari ketidakpastian global, mulai dari inflasi, isu geopolitik, hingga perubahan regulasi. Diversifikasi portofolio membantu investor tetap tenang, karena dampak dari gejolak tersebut dapat ditekan oleh keberagaman instrumen yang dimiliki.

Tips Diversifikasi Portofolio dengan 5R

Mengelola portofolio investasi bukan hanya tentang memilih instrumen yang terlihat menjanjikan. Hal yang jauh lebih penting adalah bagaimana aset dialokasikan agar sesuai dengan tujuan keuangan dan batas risiko pribadi. 

Salah satu cara yang bisa digunakan adalah metode 5Rs: Risk, Return, Right Mix, Rebalancing, dan Review. Kelima tips sebagaimana dikutip dari Manulife ini membantu investor menjaga portofolionya tetap sehat, terukur, dan konsisten dengan rencana jangka panjang.

1. Risk: Kenali Toleransi Risiko Anda

Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda. Investor muda biasanya punya ruang lebih besar untuk mengambil risiko karena waktu mereka panjang untuk memulihkan kerugian. Sementara itu, investor yang lebih senior cenderung berhati-hati dan fokus menjaga modal. Memahami toleransi risiko pribadi adalah fondasi sebelum menentukan komposisi investasi.

2. Return: Tetapkan Target Hasil Investasi

Sebelum menempatkan dana, penting untuk menetapkan target imbal hasil yang realistis. Target ini akan mempengaruhi pembagian aset, apakah lebih condong ke instrumen berisiko tinggi yang berpotensi memberikan keuntungan besar atau ke instrumen yang lebih defensif dengan hasil lebih stabil. Dengan arah yang jelas, strategi investasi bisa dijalankan lebih terukur.

3. Right Mix: Susun Portofolio yang Seimbang

Portofolio yang sehat adalah portofolio yang beragam. Menyebar aset ke saham, sukuk, obligasi, maupun instrumen pasar uang dapat membantu mengoptimalkan peluang keuntungan sekaligus menjaga kestabilan. Kuncinya ada pada keseimbangan antara pertumbuhan nilai dan perlindungan modal.

4. Rebalancing: Menjaga Komposisi Tetap Ideal

Pasar selalu bergerak, sehingga komposisi portofolio bisa bergeser dari rencana awal. Rebalancing dilakukan dengan cara menyesuaikan kembali alokasi aset agar tidak terlalu berat di satu sisi. Misalnya, mengurangi porsi aset yang mendominasi lalu memperkuat instrumen lain yang tertinggal. Dengan begitu, portofolio tetap selaras dengan tujuan yang ditetapkan sejak awal.

5. Review: Evaluasi Produk dan Strategi Secara Rutin

Kebutuhan dan kondisi pasar tidak pernah statis. Karena itu, portofolio perlu ditinjau secara berkala, baik bulanan, kuartalan, maupun tahunan. Evaluasi meliputi kinerja aset, kecocokan produk investasi, hingga kualitas pengelolaan. Dengan review yang disiplin, investor dapat memastikan portofolionya selalu relevan dengan target keuangan terbaru.

Baca juga: Top Markotop! 5 Bonus Investasi Halal, Rezeki Anti Riba Cuan Luar Biasa

Pada akhirnya, diversifikasi portofolio adalah strategi nyata yang terbukti mampu melindungi aset dari risiko sekaligus membuka peluang pertumbuhan jangka panjang. Dengan menyebarkan investasi ke berbagai instrumen, investor dapat menekan potensi kerugian dari satu sektor dengan dukungan performa sektor lainnya. Pendekatan ini menjadikan portofolio lebih tangguh dalam menghadapi fluktuasi pasar dan ketidakpastian global.

Lebih jauh lagi, diversifikasi adalah kunci untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Investor tidak hanya memperoleh perlindungan modal, tetapi juga kesempatan meraih keuntungan lebih stabil dari berbagai sumber. Dengan penerapan yang tepat, diversifikasi portofolio dapat menjadi fondasi kokoh dalam mencapai tujuan keuangan dan memastikan pertumbuhan aset yang berkelanjutan.

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah memenuhi prinsip syariah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022.

Namun demikian, terdapat risiko bahwa efek tersebut dapat kehilangan statusnya sebagai efek syariah, apabila:

  • Penerbit melakukan perubahan kegiatan usaha atau penggunaan dana yang tidak sesuai dengan prinsip syariah;
  • Penerbit tidak lagi mematuhi prinsip-prinsip syariah sebagaimana ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI dan ketentuan OJK;
  • Terjadi pelanggaran terhadap akad atau struktur transaksi syariah yang telah disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS);
  • Penerbit tidak menyampaikan keterbukaan informasi secara memadai kepada Penyelenggara dan/atau DPS

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID