artikel

calendar_today

10 November 2025

Joss! 9 Cara Ngebidik Target Market Usaha, Orderan Deras Tanpa Banyak Gimmick!

Pernah merasa sudah promosi ke mana-mana, tapi hasilnya begitu-begitu saja? Atau punya produk bagus, tapi rasanya tidak banyak orang yang benar-benar “ngeh” dengan value-nya? Banyak bisnis mengalami hal yang sama. Bukan karena produknya tidak bagus, tetapi karena belum tahu dengan jelas siapa yang sebenarnya perlu dijangkau. Di sinilah pentingnya memahami target market. 

Dengan mengetahui siapa yang paling mungkin tertarik dan membutuhkan produk Anda, setiap langkah pemasaran jadi lebih terarah, lebih hemat biaya, dan jauh lebih efektif. Untuk memulainya, mari kita bahas dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan target market menurut para ahli.

Apa Itu Target Market?

Secara konseptual, para ahli memberikan definisi yang tidak jauh berbeda. Keegan & Green (2008) menjelaskan bahwa targeting adalah proses mengevaluasi segmentasi dan memfokuskan strategi pemasaran pada negara, provinsi, atau kelompok orang yang berpotensi memberikan respons terbaik. Pendekatan ini menekankan pentingnya memilih siapa yang paling layak dilayani berdasarkan daya tarik dan kesesuaiannya dengan kapabilitas perusahaan.

Tjiptono & Chandra (2012) memperkuat pandangan tersebut. Menurut mereka, target market atau target pasar adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau lebih segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik perusahaan. Artinya, tidak semua segmen harus ditangani sekaligus; perusahaan perlu fokus pada bagian pasar yang paling menjanjikan.

Bahkan Harvard Business School (HBS) dalam laman resminya menegaskan hal yang sama: target market adalah kelompok konsumen yang paling mungkin tertarik pada produk atau layanan dan harus menjadi fokus utama kampanye pemasaran. HBS juga mengingatkan bahwa tanpa data pelanggan yang memadai, menentukan target audiens hampir mustahil.  

Jenis-Jenis Target Market 

Menentukan siapa yang harus dibidik dalam strategi pemasaran membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang karakter, perilaku, dan motivasi konsumen. Untuk itu, bisnis biasanya mengelompokkan calon pelanggan ke dalam beberapa kategori data yang akan membantu menentukan kelompok sasaran yang paling relevan.

1. Data Demografis

Data demografis memberikan gambaran dasar mengenai kelompok konsumen yang ingin dijangkau. Informasi ini sering menjadi titik awal dalam menyusun contoh segmentasi audiens, seperti “perempuan usia 20–30 tahun yang tinggal di kota besar”. Data ini mencakup:

a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Gaya hidup dan minat

Dengan memahami demografi, bisnis dapat mempersempit fokus dan menghindari strategi yang terlalu luas.

2. Perilaku Konsumen (Customer Behavior)

Selain karakter dasar, bisnis juga perlu melihat bagaimana konsumen bertindak ketika berinteraksi dengan produk atau aktivitas pemasaran. Pendekatan ini memberi gambaran yang lebih konkret tentang siapa yang benar-benar potensial.

Contohnya:

a. Riwayat dan frekuensi pembelian
b. Seberapa sering membuka email marketing
c. Pola kunjungan di website. 

Analisis perilaku membantu menemukan pola penting. Misalnya, pengunjung sering melihat produk tetapi tidak membeli. Ini tanda bahwa pesan pemasaran belum sesuai dengan kebutuhan audiens sasaran, dan data perilaku membantu menutup celah itu.

Baca juga: Cair! 7 Strategi Pendanaan Syariah untuk Modal Kerja Biar Dagangan Makin Gahar!

3. Motivasi Konsumen (Consumer Motivations)

Motivasi adalah alasan terdalam yang mendorong seseorang membeli. Bagian ini sangat penting untuk memahami “apa yang sebenarnya dicari” oleh calon pembeli. Motivasi yang umum ditemukan:

a. Keinginan akan kemudahan
b. Nilai atau manfaat yang sepadan
c. Dorongan pencitraan atau status.

Motivasi seperti ini biasanya digali melalui survei atau diskusi kelompok. Informasi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menyusun contoh segmentasi konsumen yang lebih akurat secara emosional dan rasional.

4. Segmentasi Geografik

Selain karakter dasar, konsumen juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi tempat tinggal atau wilayah operasional. Segmentasi geografik memudahkan bisnis menyesuaikan strategi dengan konteks lingkungan setempat, karena kebutuhan dan perilaku konsumen bisa sangat berbeda antar wilayah. Faktor yang digunakan dalam segmentasi geografik antara lain:

a. Lingkungan (urban, suburban, rural)
b. Kode pos
c. Kode area
d. Kota
e. Provinsi
f. Wilayah atau zona pemasaran tertentu. 

Segmentasi geografik sangat penting ketika bisnis ingin menyesuaikan produk, harga, atau pesan komunikasi dengan kondisi pasar lokal.

Pola Pendekatan Target Market 

Setiap bisnis pada akhirnya harus memilih: siapa yang paling layak dibidik? Karena tidak mungkin melayani semua orang sekaligus, perusahaan membutuhkan strategi yang membantu mereka memutuskan segmen mana yang memberikan peluang terbesar. 

Berbagai pendekatan berikut menawarkan cara berbeda dalam menentukan arah pemasaran sebagaimana dikutip dari buku karya Tjiptono & Chandra (2012). 

1. Single-Segment Concentration

Perusahaan memusatkan perhatian pada satu segmen yang sangat spesifik. Pendekatan ini cocok ketika dana terbatas, ada peluang yang belum tergarap, atau segmen tersebut dinilai dapat menjadi pijakan untuk ekspansi di masa depan.

2. Selective Specialization

Pada strategi ini, perusahaan memilih beberapa segmen sekaligus yang dianggap menarik dan sesuai dengan kekuatan internal. Pendekatan ini fleksibel karena risiko tidak bertumpu pada satu segmen saja.

3. Market Specialization

Perusahaan memfokuskan diri pada satu kelompok pelanggan, namun melayani berbagai kebutuhan mereka. Pola ini ideal untuk membangun hubungan jangka panjang dan loyalitas yang kuat.

Baca juga: Cengli! Kupas Tuntas Bagi Hasil dalam Islam, Cuan Halal Tanpa Drama Riba!

4. Product Specialization

Perusahaan mengandalkan satu produk atau satu lini utama, tetapi menargetkan beberapa kelompok konsumen berbeda. Intinya, produk menjadi pusat strateginya, sementara jangkauan pasarnya lebih luas.

5. Full Market Coverage

Pendekatan paling komprehensif. Perusahaan berupaya melayani hampir seluruh segmen dengan berbagai varian produk. Biasanya hanya mungkin dilakukan oleh perusahaan besar dengan sumber daya yang sangat kuat.

Keunggulan Menentukan Target Market Dalam Usaha

Menetapkan target market yang tepat memberi dampak besar bagi efektivitas strategi pemasaran. Bukan hanya membantu bisnis memahami siapa yang paling potensial dijangkau, tetapi juga memberikan keunggulan dalam hal segmentasi, fleksibilitas strategi, efisiensi anggaran, hingga hubungan jangka panjang dengan konsumen. Berikut beberapa manfaat utama yang muncul dari penentuan target market yang akurat.

1. Segmentasi yang Lebih Tepat  

Segmentasi adalah langkah awal yang membantu bisnis mengelompokkan audiens berdasarkan kebutuhan, preferensi, dan perilaku mereka. Dengan memahami karakter tiap segmen, perusahaan dapat merancang pesan yang lebih personal dan pengalaman yang lebih relevan.

Pendekatan ini selaras dengan kerangka Personal Branding, yang mendorong Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti:

a. Siapa yang paling berpengaruh bagi tujuan Anda?
b. Apa kebutuhan mereka?
c. Masalah apa yang bisa Anda bantu selesaikan?
d. Keinginan apa yang bisa Anda penuhi?
e. Perbedaan apa yang ingin Anda hadirkan dalam hidup mereka?

Pertanyaan reflektif ini membantu bisnis melihat audiens bukan sekadar data demografis, tetapi sebagai kelompok dengan motivasi dan nilai emosional yang berbeda. Hasil akhirnya adalah segmentasi yang lebih tajam dan akurat.

2. Adaptabilitas dalam Strategi

Ketika perusahaan tahu siapa yang disasar, mereka lebih mudah menyesuaikan strategi saat perilaku dan kebutuhan konsumen berubah. Contohnya: jika mayoritas pelanggan tidak sensitif terhadap harga, brand tidak perlu menonjolkan diskon, tetapi bisa fokus pada kualitas, kenyamanan, atau pengalaman. Pemahaman audiens yang kuat memungkinkan bisnis tetap relevan sekalipun dinamika pasar berubah.

3. Return on Investment (ROI) yang Lebih Baik

Anggaran pemasaran perlu digunakan seefisien mungkin. Dengan mengenali siapa yang benar-benar potensial, setiap kampanye menjadi lebih terarah dan dampaknya lebih jelas terlihat. Pesan yang tepat, ke audiens yang tepat, melalui kanal yang paling sesuai yakni kombinasi inilah yang meningkatkan nilai ROI.

4. Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen

Mengetahui motivasi dan kebutuhan audiens membangun dasar kepercayaan. Komunikasi menjadi lebih relevan, interaksi menjadi lebih bermakna, dan konsumen lebih loyal terhadap brand.

Kelompok yang dipahami dengan baik cenderung merespons lebih positif dan lebih terbuka pada penawaran selanjutnya, menciptakan pertumbuhan jangka panjang bagi bisnis.

Cara Menentukan Target Market yang Tepat untuk Bisnis

Menentukan target market yang akurat adalah pondasi penting dalam pemasaran modern. Semakin jelas siapa yang ingin dijangkau, semakin efisien strategi yang dijalankan, semakin besar peluang konversi, dan semakin kuat posisi brand di pasar.

Berikut langkah-langkah yang dapat membantu Anda memahami dan memetakan konsumen paling potensial.

1. Manfaatkan Data yang Sudah Dimiliki

Langkah awal yang paling efektif adalah melihat siapa saja yang sudah tertarik pada brand Anda. Data ini biasanya tersebar di berbagai kanal, seperti:

a. Pengikut media sosial
b. Pengunjung website atau blog
c. Aktivitas pembelian di e-commerce
d. Komentar atau pesan masuk dari calon pelanggan

Informasi tersebut memberi gambaran awal tentang karakter audiens yang sudah engaged dan dapat menjadi dasar pemetaan segmen berikutnya.

2. Lakukan Riset Kompetitor Secara Sistematis

Dengan mempelajari kompetitor, Anda bisa memahami dinamika pasar dari perspektif eksternal. Analisis ini mencakup:

a. Kelompok konsumen yang mereka sasar
b. Gaya komunikasi yang digunakan
c. Segmen yang belum mereka sentuh
d. Cara mereka memposisikan produk

Temuan-temuan itu membantu Anda menentukan apakah perlu memperluas, mempersempit, atau mengubah fokus segmen.

Baca juga: Kalem! 7 Dampak Pajak Marketplace yang Bisa Jadi Jalan Cuan Buat UMKM!

3. Identifikasi Keunggulan Produk Secara Objektif

Keunggulan produk sering menjadi petunjuk segmen mana yang paling tepat dikejar. Contohnya:

Produk skincare yang Anda jual ternyata aman untuk kulit sensitif remaja. Temuan ini membuka peluang segmen baru yang lebih spesifik dan berpotensi menghasilkan konversi tinggi. Diferensiasi produk membantu bisnis memahami siapa yang paling membutuhkan solusi yang ditawarkan.

4. Susun Target Market Statement

Setelah data terkumpul, rangkum dalam sebuah pernyataan ringkas agar arah strategi tetap konsisten. Contohnya:

Sasaran kami adalah [jenis kelamin], usia [rentang], berdomisili di [lokasi], dengan kebiasaan [aktivitas atau perilaku tertentu].

Dokumen ini memudahkan tim untuk menjaga fokus dan menghindari kampanye yang terlalu luas.

5. Lakukan Market Research yang Lebih Mendalam

Riset lanjutan membantu memperjelas kebutuhan dan perilaku konsumen. Anda bisa menggunakan:

a. Survei
b. Wawancara singkat
c. Observasi langsung
d. Analisis pola pembelian

Tujuannya adalah memahami preferensi, hambatan, dan alasan konsumen memilih suatu produk atau merek.

6. Bangun Buyer Persona yang Relevan

Buyer persona merupakan gambaran fiktif pelanggan ideal berdasarkan data nyata. Di dalamnya biasanya terdapat:

a. Identitas dasar (usia, gender, pekerjaan)
b. Minat dan preferensi
c. Pain points
d. Cara mereka mencari informasi
e. Pola pengambilan keputusan

Persona yang jelas memungkinkan bisnis membuat pesan pemasaran yang lebih personal dan relevan. 

7. Analisis Insight dari Media Sosial

Media sosial menyediakan data real-time mengenai perilaku konsumen. Anda dapat mempelajari:

a. Jenis konten yang paling menarik engagement
b. Pola respons audiens
c. Waktu paling aktif
d. Ketertarikan mereka pada promo tertentu

Insight ini membantu menyempurnakan pesan dan menentukan segmen yang paling potensial.

8. Pantau Strategi Kompetitor Secara Berkelanjutan

Pemantauan rutin terhadap kompetitor membantu Anda memahami perubahan perilaku pasar. Yang perlu diamati meliputi:

a. Pola iklan
b. Perubahan pesan komunikasi
c. Respons pelanggan
d. Tren baru yang mereka ikuti.

Dari sini Anda dapat menemukan celah yang belum dimanfaatkan dalam industri.

9. Kumpulkan Masukan Konsumen Secara Langsung

Masukan langsung adalah sumber data yang sangat akurat. Anda bisa mendapatkannya melalui:

a. Ulasan
b. Survei kepuasan
c. Polling
d. Percakapan langsung melalui DM atau chat. 

Feedback membantu Anda mengetahui apa yang sudah efektif dan apa yang perlu disesuaikan agar relevansi tetap terjaga.

Usaha Naik Level Bareng Fast Track Funding 10.10

Menentukan target market yang tepat adalah fondasi penting bagi setiap bisnis yang ingin mengajukan pendanaan syariah melalui LBS Urun Dana. Bukan hanya soal mencari pembeli, tetapi memahami segmen usaha yang paling siap tumbuh, memiliki permintaan yang jelas, dan berpotensi memberi dampak ekonomi. Dalam proses screening, kejelasan target market menjadi salah satu indikator utama untuk menilai arah bisnis, peluang keberlanjutan, dan kelayakan pendanaan.

Melalui program FAST (Funding Acceleration Syariah Track), LBS Urun Dana menyediakan jalur percepatan pendanaan mulai dari Rp300 juta, Rp500 juta, hingga Rp10 miliar. Program ini diawasi OJK dan dirancang untuk membantu pelaku usaha yang sudah memahami siapa yang mereka layani, memiliki kebutuhan modal kerja yang terukur, serta siap naik kelas. Jika seluruh dokumen dan data bisnis lengkap, proses pendanaan dapat berlangsung dalam 10 hari kerja.

Berikut kriteria usaha yang dapat mengikuti program FAST:

a. Target market jelas dan terukur
b. Bidang usaha halal
c. Kebutuhan dana minimal Rp300 juta
d. Omzet tahunan minimal Rp2,5 miliar
e. Berbadan hukum PT atau CV
f. Usaha sudah berjalan minimal 2 tahun
g. Memiliki laporan keuangan sederhana (akan dibimbing jika belum ada)
h. Menyertakan RAB, SPK, atau PO sebagai dasar kebutuhan modal kerja.

Baca juga: Laris Manis! Profil Sukuk Panca Karsa, Emiten yang Fulfill Rp10 Miliar Dalam 2 Jam!

Pemahaman yang kuat tentang target market membantu memperkuat proses penilaian usaha. Investor dapat melihat seberapa besar potensi permintaan, apakah arah bisnis tepat, dan bagaimana peluang pertumbuhan di masa depan. Semakin jelas segmentasi pasarnya, semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap keberlanjutan usaha tersebut.

Jika target market perusahaan Anda sudah terdefinisi dengan baik dan kebutuhan modalnya terukur, peluang memperoleh pendanaan halal dan strategis dari LBS Urun Dana semakin terbuka. Ajukan sekarang dan percepat pertumbuhan usaha Anda di tahun depan! 

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022. Terdapat risiko perubahan status Efek Syariah beserta konsekuensi yang timbul dari perubahan status tersebut.

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID