artikel

calendar_today

6 November 2025

Tokcer! 15 Jurus Nabung Pendidikan Dana Anak Anti Gagal Demi Raih Sekolah Impian!

Setiap orang tua tentu memimpikan masa depan terbaik bagi anak-anaknya. Kita ingin melihat mereka tumbuh dengan ilmu, akhlak, dan kemampuan yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan bimbingan, perhatian, dan perencanaan yang matang sejak dini, terutama dalam hal dana pendidikan anak.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya daripada ia bersedekah setiap hari satu sha’.” (HR. At-Tirmidzi dari Jabir bin Samurah r.a).

Hadis ini menjadi pengingat bahwa mendidik anak bukan hanya kewajiban, tetapi juga ibadah yang berpahala besar di sisi Allah ﷻ. 

Maka, mempersiapkan dana pendidikan anak sejak dini adalah bentuk cinta dan tanggung jawab, agar mereka dapat tumbuh menjadi generasi berilmu dan berakhlak. Mari simak bagaimana langkah bijak dalam cara menghitung dana pendidikan anak agar masa depan mereka tidak hanya terjamin secara finansial, tetapi juga penuh keberkahan dan nilai kebaikan.

15 Strategi Siapkan Dana Pendidikan Anak

Menyiapkan dana pendidikan anak bukan hanya tentang menabung, tetapi juga tentang tanggung jawab jangka panjang. Pendidikan yang baik membutuhkan perencanaan matang agar tidak memberatkan keuangan keluarga di masa depan. 

Dengan langkah yang tepat, orang tua bisa menyiapkan dana pendidikan tanpa harus mengorbankan kebutuhan lain. Berikut 15 strategi realistis yang bisa diterapkan siapapun secara bertahap.

1. Tentukan Tujuan dan Jenjang Pendidikan Anak

Langkah awal yang paling penting adalah menentukan jenjang pendidikan yang ingin Anda rencanakan: apakah hanya sampai SMA, atau hingga perguruan tinggi. Tentukan pula jenis sekolah baik itu negeri, swasta, atau bahkan luar negeri karena perbedaan biaya antar jenjang bisa sangat signifikan.

Contoh: Jika anak Anda baru berusia 3 tahun dan akan masuk SD di usia 7 tahun, berarti Anda punya waktu 4 tahun untuk menabung biaya SD. Waktu ini menjadi dasar semua perhitungan berikutnya.

2. Riset Biaya Pendidikan Saat Ini

Setelah menentukan target sekolah, lakukan riset sederhana:

a. Tanya langsung ke pihak sekolah mengenai biaya pendaftaran, uang pangkal, dan biaya tahunan.

b. Tambahkan biaya lain seperti seragam, buku, transportasi, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Misalnya biaya masuk SD sebesar Rp25 juta dan biaya tahunan adalah Rp12 juta. Maka total untuk 6 tahun = Rp25 juta + (Rp12 juta × 6) = Rp97 juta.

3. Hitung Dampak Inflasi dengan Rumus Realistis

Pendidikan termasuk kategori kebutuhan dengan inflasi tinggi. Gunakan rumus sederhana ini untuk menghitung perkiraan biaya di masa depan:

Biaya masa depan = Biaya saat ini × (1 + Inflasi)^n

Jika inflasi 10% per tahun dan waktu persiapan 5 tahun, maka: Rp97.000.000 × (1,10)^5 = Rp156.871.000. Artinya, Anda butuh sekitar Rp157 juta untuk membiayai SD anak lima tahun dari sekarang.

4. Tentukan Target Tabungan Bulanan

Setelah tahu total kebutuhan, langkah selanjutnya adalah membaginya ke dalam jumlah bulan persiapan. Tabungan per bulan = Total kebutuhan ÷ Lama menabung (bulan).

Baca juga: Yuhu! 10 Tanda Anak Siap Mengelola Uang, Tetap Happy Tetap Hemat!

Jika waktu 5 tahun (60 bulan): Rp156.871.000 ÷ 60 = Rp2.614.000 per bulan. Angka ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menunjukkan bahwa semakin cepat Anda mulai, semakin ringan beban yang harus ditanggung.

5. Pisahkan Rekening Khusus Pendidikan Anak

Buka rekening khusus agar dana pendidikan tidak bercampur dengan uang belanja, darurat, atau tabungan lain. Gunakan fitur autodebet agar setiap bulan dana langsung tersisihkan otomatis.

6. Gunakan Tabungan Pendidikan Berjangka

Produk tabungan berjangka cocok untuk jangka menengah (3–5 tahun). Dengan setoran tetap setiap bulan dan sistem bagi hasil, tabungan ini membantu Anda menyiapkan dana secara konsisten tanpa tergoda menariknya untuk kebutuhan lain.

7. Gunakan Investasi Aset Riil untuk Jangka Panjang

Untuk rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun), gunakan instrumen seperti logam mulia, sukuk atau reksa dana syariah. Imbal hasilnya bisa mencapai 6–10% per tahun, cukup untuk mengimbangi inflasi biaya pendidikan.

Contoh simulasi: Menabung Rp1 juta per bulan selama 10 tahun dengan rata-rata imbal hasil 8% per tahun akan menghasilkan sekitar Rp180 juta.

8. Diversifikasi Berdasarkan Waktu dan Risiko

Bagi dana pendidikan ke dalam tiga kategori:

a. Dana jangka pendek (1–3 tahun): tabungan pendidikan.

b. Dana jangka menengah (3–5 tahun): deposito syariah atau reksa dana syariah. 

c. Dana jangka panjang (5–10 tahun): emas, saham syariah, atau sukuk.

Diversifikasi seperti ini menjaga nilai dana agar tidak tergerus inflasi sekaligus mengurangi risiko kerugian.

9. Gunakan Bonus dan THR Secara Produktif

Setiap kali Anda mendapatkan bonus kerja atau THR, sisihkan minimal 20–30% untuk memperkuat dana pendidikan anak. Tambahan ini bisa mempercepat pencapaian target hingga 1–2 tahun lebih cepat.

10. Bangun Sumber Penghasilan Tambahan

Anda bisa mulai usaha sampingan kecil-kecilan, investasi usaha produktif, atau proyek freelance. Tidak perlu besar, yang penting stabil dan jelas hasilnya. Hasil tambahan inilah yang bisa langsung dialokasikan untuk biaya sekolah.

Baca juga: Cek Sekarang! 7 Tanda Anda Masuk Golongan Kelas Menengah, Dompet Tebal Hati Nyaman!

11. Gunakan Spreadsheet atau Aplikasi Finansial

Langkah penting dalam mempersiapkan dana pendidikan anak adalah memiliki sistem pencatatan yang jelas dan mudah dipantau. Anda bisa menggunakan Microsoft Excel, Google Sheet, atau aplikasi keuangan pribadi di HP untuk menyusun rencana secara terukur.

12. Evaluasi Setiap Tahun

Kondisi ekonomi, inflasi, dan pendapatan keluarga bisa berubah. Lakukan review tahunan agar rencana tetap sesuai dengan realita. Jika ada kenaikan biaya sekolah di atas proyeksi, sesuaikan setoran bulanan Anda.

13. Libatkan Anak dalam Proses

Ajarkan anak tentang pentingnya menabung dan bagaimana biaya sekolah dipersiapkan. Dengan begitu, mereka tumbuh memahami nilai usaha dan menghargai uang.

14. Hindari Pinjaman untuk Biaya Pendidikan

Pinjaman berbunga hanya akan menambah beban keluarga. Jika dana belum cukup, prioritaskan mencari beasiswa, bantuan pendidikan, atau sistem cicilan tanpa bunga yang ditawarkan sekolah.

15. Mulai Sekarang, Bukan Nanti

Menunda satu tahun berarti kehilangan kesempatan memanfaatkan bunga majemuk dan kenaikan nilai investasi. Mulailah dari kecil bahkan Rp500 ribu per bulan karena waktu jauh lebih berharga daripada nominal awal.

Menyiapkan dana pendidikan anak bukan tugas ringan, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Dengan perhitungan yang matang dan disiplin, Anda bisa menjaga agar masa depan anak tidak terhalang oleh keterbatasan finansial.

Baca juga: No Drama! 10 Tips Keuangan untuk Pasutri Baru, Mesra di Hati Cuan Bersemi!

Kuncinya ada pada dua hal: konsistensi dan kesadaran menghitung. Dengan memahami cara menghitung dana pendidikan anak, Anda bisa menyusun strategi realistis, menyesuaikan instrumen, dan memastikan setiap rupiah yang ditabung benar-benar mengarah pada tujuan besar pendidikan yang layak dan masa depan yang cerah.

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

PENGUNGKAPAN RISIKO PERUBAHAN STATUS EFEK SYARIAH

Efek saham yang ditawarkan melalui platform LBS Urun Dana telah sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 17 tahun 2025 dan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2022. Terdapat risiko perubahan status Efek Syariah beserta konsekuensi yang timbul dari perubahan status tersebut.

Konsekuensi dari perubahan status tersebut antara lain:

  • Efek tersebut dapat mengalami penurunan permintaan atau berkurangnya likuiditas akibat tekanan jual dari investor.
  • Efek tersebut dapat dihapus (delisting) dari platform LBS Urun Dana apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh Penyelenggara, Penerbit tidak melakukan perbaikan yang memadai atas ketidaksesuaian dengan prinsip syariah. Penyelenggara berwenang untuk menghentikan penawaran dan menghapus efek tersebut dari daftar efek yang tersedia di platform sesuai dengan ketentuan dan prosedur internal yang berlaku.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID