artikel
12 November 2025
Top! 11 Tujuan & Manfaat Inklusi Keuangan, Demi Hidup Nyaman Cuan No Settingan!
Pernah merasa sulit mengatur keuangan, bingung menabung, atau bahkan belum punya akses ke layanan bank? Faktanya, jutaan orang di Indonesia masih mengalami hal yang sama.
Di sinilah inklusi keuangan berperan agar setiap orang, tanpa terkecuali, bisa menikmati kemudahan layanan keuangan seperti menabung, berinvestasi, hingga mendapatkan perlindungan finansial. Ketika akses keuangan terbuka luas, masyarakat tidak hanya lebih mandiri, tetapi juga memiliki peluang nyata untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya.
Apa Itu Inklusi Keuangan?
Inklusi keuangan menggambarkan kemudahan bagi setiap orang untuk mengakses layanan keuangan formal yang aman, terjangkau, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Konsep ini tidak hanya berbicara tentang memiliki rekening di bank, tetapi juga mencakup kemampuan individu maupun pelaku usaha untuk menggunakan berbagai produk keuangan seperti tabungan, pembiayaan, asuransi, dan sistem pembayaran secara efektif dan berkelanjutan.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD, 2016), inklusi keuangan adalah akses dan pemanfaatan layanan keuangan yang tersedia, terjangkau, mudah digunakan, berkualitas, dan berkelanjutan dari penyedia jasa keuangan formal. Melalui akses yang inklusif, UNCTAD menilai masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, serta berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi yang merata.
Baca juga: Man Jadda Wa Jada! Ini 7 Cara Scale Up Bisnis UKM Biar Banjir Orderan dan Berkah!
Pandangan serupa disampaikan oleh World Bank (2017) yang menjelaskan bahwa inklusi keuangan berarti setiap individu dan pelaku usaha memiliki kesempatan untuk memanfaatkan produk serta layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Produk tersebut mencakup transaksi, tabungan, pembayaran, pembiayaan, hingga asuransi yang diberikan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran Nomor 31/SEOJK.07/2017 menegaskan bahwa inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses terhadap berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan.
Secara sederhana, inklusi keuangan adalah jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan sistem keuangan formal. Tujuannya agar setiap orang, tanpa terkecuali, dapat mengelola dan mengembangkan keuangannya dengan lebih aman, transparan, dan berkeadilan.
Tujuan Inklusi Keuangan
Akses keuangan merupakan hak dasar setiap warga negara, karena berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial-ekonomi. Oleh karena itu, kebijakan keuangan inklusif dirancang agar seluruh masyarakat, termasuk kelompok berpenghasilan rendah, memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati layanan keuangan formal.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tujuan utama dari inklusi keuangan meliputi hal-hal berikut:
1. Meningkatkan Efisiensi Ekonomi
Dengan akses keuangan yang luas, transaksi menjadi lebih mudah dan cepat sehingga biaya ekonomi dapat ditekan.
2. Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan
Partisipasi masyarakat dalam sistem keuangan formal membantu menciptakan stabilitas ekonomi nasional.
3. Mengurangi Praktik Shadow Banking dan Keuangan Tidak Bertanggung Jawab
Inklusi keuangan mendorong masyarakat untuk bertransaksi melalui lembaga keuangan resmi yang diawasi oleh regulator.
4. Mendukung Pendalaman Pasar Keuangan
Semakin banyak masyarakat yang menggunakan produk keuangan, semakin kuat pula struktur pasar keuangan nasional.
5. Memberikan Potensi Pasar Baru bagi Industri Keuangan
Perluasan akses keuangan membuka peluang pertumbuhan bisnis bagi perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
6. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (HDI)
Akses keuangan yang lebih baik berkontribusi terhadap peningkatan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
7. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Inklusi keuangan berperan dalam meningkatkan produktivitas, membuka lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan.
Indikator Inklusi Keuangan
Untuk menilai sejauh mana masyarakat telah mencapai inklusi keuangan, terdapat beberapa indikator utama sebagaimana dikutip dari G20 Financial Inclusion Indicators dan sumber lainnya:
1. Akses ke Produk Keuangan
Indikator ini menunjukkan sejauh mana masyarakat dapat menemukan dan menggunakan layanan perbankan, seperti membuka rekening, memperoleh kartu ATM, atau mengakses kantor cabang dan mesin ATM. Kemudahan akses menjadi faktor penting agar setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menikmati layanan keuangan formal.
2. Penggunaan Produk Keuangan
Penggunaan menggambarkan seberapa banyak dan seberapa sering masyarakat memanfaatkan produk keuangan yang tersedia. Misalnya, penggunaan rekening tabungan untuk menabung, melakukan pembayaran, atau mengatur arus kas usaha. Semakin tinggi tingkat penggunaan, semakin efektif sistem keuangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Sikat Abis! 10 Tantangan dan Solusi Muamalah Digital Biar Bisnis Muslim Makin Jos!
3. Literasi Keuangan
Literasi keuangan mencerminkan sejauh mana masyarakat memahami prinsip, produk, dan cara kerja keuangan formal. Literasi yang baik membantu individu membuat keputusan keuangan yang tepat, menghindari kesalahan pengelolaan, dan merencanakan masa depan dengan lebih cerdas.
4. Kualitas Produk dan Layanan Keuangan
Kualitas produk keuangan dilihat dari aspek keamanan, transparansi, kemudahan akses, dan manfaat yang diberikan. Produk yang berkualitas akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan dan mendorong partisipasi yang lebih luas.
5. Ketersediaan Infrastruktur Keuangan
Indikator ini menilai seberapa luas jaringan layanan keuangan di suatu wilayah, termasuk jumlah cabang bank, mesin ATM, agen laku pandai, dan layanan digital. Infrastruktur yang memadai akan memperluas jangkauan layanan keuangan, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil.
6. Inovasi Teknologi Finansial (Fintech)
Inovasi fintech memberikan alternatif akses keuangan yang lebih mudah dan efisien melalui teknologi digital. Contohnya, aplikasi pembayaran, pinjaman daring, dan investasi digital yang mempercepat inklusi keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau layanan perbankan tradisional.
7. Perlindungan dan Keamanan Konsumen
Aspek ini menilai sejauh mana lembaga keuangan memberikan perlindungan terhadap hak-hak nasabah, termasuk keamanan data, transparansi informasi, dan penyelesaian sengketa. Perlindungan yang baik akan meningkatkan rasa aman, memperkuat kepercayaan, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam sistem keuangan formal.
Manfaat Inklusi Keuangan bagi Masyarakat
Inklusi keuangan membawa dampak positif bagi individu, usaha, dan perekonomian secara keseluruhan. Beberapa manfaat utamanya antara lain:
1. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
Akses terhadap produk keuangan seperti tabungan, pembiayaan, dan asuransi membantu masyarakat mengelola keuangannya dengan lebih baik. Mereka dapat menabung untuk masa depan, memperoleh modal usaha, dan melindungi diri dari risiko keuangan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas ekonomi.
2. Mengurangi Ketimpangan Ekonomi
Inklusi keuangan memastikan setiap lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau berpenghasilan rendah, memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan layanan keuangan formal. Hal ini membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan sistem keuangan yang lebih adil dan inklusif.
3. Meningkatkan Stabilitas Sistem Keuangan
Dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan formal, ketergantungan terhadap sumber pembiayaan informal yang berisiko dapat ditekan. Kondisi ini membantu menjaga kestabilan sistem keuangan dan melindungi masyarakat dari praktik keuangan yang tidak bertanggung jawab.
4. Mendorong Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
UKM merupakan sektor penting dalam perekonomian nasional. Melalui inklusi keuangan, pelaku usaha kecil dapat memperoleh akses pembiayaan dan layanan perbankan untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan dukungan yang memadai, UKM dapat tumbuh lebih cepat, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian.
Contoh Inklusi Keuangan di Indonesia
Pemerintah bersama lembaga keuangan terus mengembangkan berbagai bentuk layanan yang bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap sistem keuangan formal. Berikut ini beberapa contoh nyata dari implementasi inklusi keuangan yang saat ini semakin dirasakan oleh masyarakat luas:
1. Layanan Perbankan Digital
Kini, hampir semua lapisan masyarakat bisa menabung dan bertransaksi tanpa perlu datang ke kantor bank. Melalui mobile banking dan internet banking, masyarakat dapat mentransfer dana, membayar tagihan, hingga membeli pulsa langsung dari ponsel. Layanan ini menjadi pondasi utama yang memperkuat literasi keuangan dan partisipasi masyarakat dalam sistem keuangan formal.
2. Layanan Pinjaman atau Pembiayaan Digital
Kehadiran platform peer-to-peer lending menjadi terobosan penting dalam memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Melalui sistem digital, masyarakat yang sebelumnya kesulitan mengakses pinjaman dari bank kini dapat memperoleh modal usaha dengan proses yang lebih cepat, transparan, dan fleksibel.
3. Layanan Asuransi Mikro dan Digital
Produk asuransi kini semakin mudah diakses, bahkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Asuransi mikro memberikan perlindungan dengan premi terjangkau terhadap risiko seperti kecelakaan, sakit, atau gagal panen. Selain itu, muncul pula asuransi digital yang dapat dibeli secara daring tanpa proses administrasi yang rumit.
4. Dompet Digital (E-Wallet)
Aplikasi dompet online menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan satu aplikasi, masyarakat dapat melakukan pembayaran, transfer uang, hingga berbelanja tanpa uang tunai. Dompet digital membuat transaksi lebih efisien, aman, dan memperluas jangkauan layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: Deal! 7 Cara Kerja Sama Bisnis Anti Riba, Akad Jelas Cuan Ngalir Terus!
5. Layanan Investasi Online
Platform investasi berbasis digital seperti reksa dana online, saham ritel, hingga securities crowdfunding memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi dengan modal kecil. Model ini membuka peluang bagi siapa pun untuk ikut serta dalam pasar keuangan dan memperoleh imbal hasil, sekaligus memperkuat budaya investasi di Indonesia.
Inklusi keuangan bukan sekadar istilah dalam kebijakan ekonomi, melainkan pondasi bagi masa depan yang lebih setara. Ketika layanan keuangan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pedesaan hingga perkotaan, maka peluang untuk tumbuh dan berkembang akan semakin luas.
Akses keuangan yang mudah, aman, dan terjangkau membantu masyarakat mengelola keuangannya dengan lebih baik sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.






