artikel

calendar_today

17 September 2025

Uhuy! Cara Gampang Hitung Rumus Break Even Point, Omzet Bejibun, Rugi Bye-Bye!

Memahami Break Even Point adalah langkah awal yang penting dalam menentukan strategi bisnis yang tepat. Break Even Point menunjukkan kapan bisnis Anda mulai menghasilkan keuntungan setelah menutupi biaya tetap dan variabel. Dengan mengetahui titik ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih terukur terkait harga, volume penjualan, dan efisiensi biaya.

Yuk, mari belajar bersama seputar Break Even Point dan bagaimana analisis ini dapat menjadi kunci keberhasilan bisnis Anda. Dengan pemahaman yang mendalam, Anda dapat merancang langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis Anda!

Apa Itu Break Even Point? 

Break Even Point adalah titik ketika pendapatan penjualan sama dengan total biaya tetap dan variabel, sehingga usaha belum memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Setelah titik ini terlampaui, setiap unit yang terjual akan memberikan kontribusi pada laba bersih. Menurut PPM School of Management, BEP merupakan alat penting dalam analisis biaya–volume–laba yang berfungsi mengaitkan harga, volume penjualan, dan struktur biaya. Dengan demikian, keputusan strategis seperti penetapan harga, penentuan target produksi, atau upaya efisiensi dapat dilakukan lebih terukur, tidak sekadar berdasarkan intuisi.

Baca juga: Woles! 7 Peluang Cuan UMKM dan Bahaya Utang dari BI Rate Turun!

Sementara itu, Kasmir (2017) menjelaskan bahwa BEP menggambarkan kondisi perusahaan yang tidak mencatat keuntungan maupun kerugian karena pendapatan yang diterima sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dicapai agar bisnis mulai menghasilkan keuntungan, baik dinyatakan dalam satuan unit maupun dalam rupiah.

Komponen dalam Break Even Point

Sebelum menghitung titik impas, ada baiknya kita memahami “anatomi” biaya dan harga yang membentuknya. Dengan mengenali apa saja yang mendorong pendapatan, apa yang berubah mengikuti volume penjualan, dan apa yang tetap harus dibayar setiap bulan, Anda bisa melihat posisi bisnis secara lebih jernih. Berikut komponen kunci yang perlu dipahami: 

1. Margin kontribusi per unit

Mulailah dari sini. Margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Inilah “tenaga” yang mendorong bisnis menutup biaya tetap hingga akhirnya masuk wilayah laba.

Rumus singkat: Margin kontribusi = Harga jual per unit − Biaya variabel per unit. Semakin besar marginnya, semakin sedikit unit yang perlu dijual untuk menutup biaya tetap.

2. Harga jual per unit

Harga adalah kemudi strategi. Harga yang tepat selaras dengan mutu, positioning, dan daya beli pasar membuat margin kontribusi sehat tanpa mengorbankan permintaan. Kenaikan harga boleh dipertimbangkan jika ada nilai tambah yang jelas dan kompetitor tidak menawarkan substitusi setara.

3. Biaya variabel

Komponen ini berubah mengikuti volume produksi atau penjualan: bahan baku, ongkos produksi per unit, kemasan, dan biaya distribusi per unit. Optimalisasi bisa ditempuh lewat negosiasi pemasok, efisiensi proses, pengurangan scrap, atau desain ulang kemasan. Setiap rupiah yang dihemat di sini langsung mempertebal margin kontribusi.

4. Biaya tetap

Biaya yang muncul terlepas dari ada atau tidaknya penjualan: sewa lokasi, gaji karyawan tetap, asuransi, lisensi, dan overhead rutin. Semakin ramping struktur biaya tetap, semakin cepat bisnis menutup “titik balik modal” dan masuk fase profit.

Manfaat Break Even Point

Secara umum, analisis Break Even Point memberikan pimpinan perusahaan wawasan tentang hubungan antara volume penjualan, struktur biaya, dan tingkat laba pada level penjualan tertentu. 

Menurut Diana (2021), analisis Break Even Point memberi pimpinan perusahaan wawasan ringkas tentang keterkaitan volume penjualan, struktur biaya, dan tingkat laba pada level penjualan tertentu. Dengan pemahaman ini, manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih terukur dan berbasis data. Manfaatnya meliputi:

1. Menentukan ambang penjualan minimum yang harus dijaga agar perusahaan terhindar dari rugi, sehingga target harian atau bulanan lebih realistis.

2. Menetapkan target penjualan untuk laba tertentu, baik dalam unit maupun rupiah, sehingga perencanaan OKR dan anggaran lebih presisi.

3. Mengidentifikasi batas penurunan penjualan yang masih aman (margin of safety) sebelum bisnis masuk zona rugi, berguna untuk manajemen risiko dan kas.

4. Menganalisis dampak perubahan harga, biaya, dan volume terhadap laba, sehingga strategi harga, efisiensi biaya variabel, dan penataan biaya tetap dapat dievaluasi dengan skenario yang jelas.

Dengan demikian analisis Break Even Point bukan sekadar hitung-hitungan, tetapi fondasi pengambilan keputusan yang lebih cerdas, terinformasi, dan siap dieksekusi.

Rumus Break Even Point

Sekarang, setelah Anda memahami komponen utama dalam perhitungan Break Even Point. Saatnya kita masuk ke cara menghitung Break Even Point yang simpel namun tetap powerful! Tenang, ini bukan matematika yang bikin pusing. Bahkan jika Anda bukan anak akuntansi, Anda tetap bisa paham dan langsung praktik. Yuk, simak!

a. Rumus Break Even Point dalam Unit 

Jika Anda ingin mengetahui berapa banyak unit yang perlu dijual untuk mencapai titik impas, gunakan rumus berikut:

Break Even Point (unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Atau,

Break Even Point = Fixed Cost / Contribution Margin per Unit

Contoh:

Misalnya, Anda menjual sepatu seharga Rp300.000 per pasang.

Biaya tetap per bulan: Rp15.000.000

Biaya variabel per pasang: Rp150.000

Maka, margin kontribusinya = Rp300.000Rp150.000 = Rp150.000

Break Even Point-nya = Rp15.000.000 / Rp150.000 = 100 pasang (dibulatkan)

Artinya, Anda perlu menjual minimal 100 pasang sepatu per bulan untuk mencapai titik impas. Kalau bisa jual 101? Anda sudah mulai untung!

b. Rumus Break Even Point dalam Rupiah 

Jika lebih nyaman melihat Break Even Point dalam bentuk nilai penjualan (misalnya untuk presentasi atau perencanaan keuangan), Anda bisa gunakan rumus ini:

Break Even Point (Rupiah) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi Ratio

Di mana: Margin Kontribusi Ratio = (Harga Jual – Biaya Variabel) / Harga Jual

Contoh:

Harga jual = Rp300.000

Margin kontribusi = Rp150.000

Margin kontribusi ratio = Rp150.000 / Rp300.000 = 0,5

Break Even Point (dalam rupiah) = Rp15.000.000 / 0,5 = Rp30.000.000

Jadi, Anda perlu mencapai penjualan sekitar Rp30 juta per bulan agar bisa mencapai titik impas.

Baca juga: Makjleb! 4 Pengaruh Rupiah Melemah Bagi UMKM, Harga Naik Konsumen Nyungsep!

c. Rumus Break Even Point + Target Laba

Bukan hanya ingin impas, kan? Pasti Anda juga ingin untung! Untuk itu, jika ada target laba, tinggal tambahkan laba tersebut pada biaya tetap.

Break Even Point (untuk target laba) = (Biaya Tetap + Target Laba) / Margin Kontribusi per Unit

Contoh:

Target laba: Rp5.000.000

Biaya tetap: Rp15.000.000

Margin kontribusi: Rp150.000

Break Even Point = (Rp15.000.000 + Rp5.000.000) / Rp150.000 = 133,33 pasang sepatu (dibulatkan jadi 134 pasang)

Artinya, Anda perlu menjual minimal 134 pasang sepatu untuk mencapai target laba Rp5.000.000.

Habis Break Even Point, Terbitlah EHF Batch 2 

Break Even Point (BEP) adalah kunci untuk mengetahui kapan bisnis Anda mulai meraih untung setelah menutupi semua biaya. Dengan rumus yang tepat, Anda bisa mengatur strategi harga, produksi, dan efisiensi biaya untuk memastikan bisnis Anda terus berkembang.

Baca juga: Chill! Adu Kuat Pendanaan Syariah vs Kredit Multiguna, Ribawi Bikin Usaha Mati!

Namun, untuk benar-benar melesat dan meraih laba maksimal, Anda membutuhkan pendanaan yang tepat. Entrepreneur Hub Finance (EHF) 2025 Batch 2 kolaborasi antara Kementerian UMKM dan LBS Urun Dana memberikan peluang pendanaan hingga Rp10 miliar dan pendampingan penuh untuk UMKM yang siap tumbuh pesat. 

Jangan sia-siakan kesempatan luar biasa ini! Segera daftar dan bawa bisnis Anda ke level berikutnya dengan akses pendanaan yang sah, transparan, dan syariah compliant!

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID