artikel

calendar_today

15 September 2025

Makjleb! 4 Pengaruh Rupiah Melemah Bagi UMKM, Harga Naik Konsumen Nyungsep!

Pelemahan rupiah kembali menjadi perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Kondisi ini bukan sekadar isu makro, melainkan langsung dirasakan oleh pelaku usaha, terutama UMKM yang bergantung pada bahan baku impor dan stabilitas daya beli masyarakat. 

Ketika rupiah melemah, biaya produksi melonjak, cicilan utang dalam dolar semakin berat, hingga omzet ikut tertekan. Lantas, apa sebenarnya penyebab rupiah melemah, bagaimana dampaknya bagi UMKM, dan strategi apa yang bisa ditempuh agar tetap bertahan?

Penyebab Rupiah Melemah

Selain berimbas pada biaya impor, rupiah melemah juga mencerminkan kondisi ekonomi domestik sekaligus mempengaruhi tingkat kepercayaan investor. Tidak sedikit pelaku usaha khususnya UMKM yang mulai merasakan tekanan akibat lonjakan biaya produksi.

Lantas kenapa rupiah melemah? Menurut Prof. Dr. Imron Mawardi, pakar ekonomi dari Universitas Airlangga, penyebab rupiah melemah bisa dilihat dari dua sisi: faktor global dan faktor domestik.

Baca juga: Auto Panik! Proyeksi Ekonomi Indonesia Meleset, Penyebabnya Bikin Kaget!

1. Faktor global: dinamika ekonomi dunia, termasuk kebijakan perdagangan Amerika Serikat, sering kali memicu ketidakpastian. Ketika dolar AS menguat, rupiah cenderung ikut tertekan.

2. Faktor domestik: ketidakpastian politik, penurunan harga komoditas, serta kebijakan ekonomi yang kurang konsisten membuat investor ragu dan memilih menarik dananya.

Kombinasi faktor ini menyebabkan sentimen negatif pasar, sehingga nilai tukar rupiah semakin rapuh.

Dampak Rupiah Melemah Bagi UMKM 

Bagi dunia usaha, pelemahan rupiah memberi konsekuensi serius. Biaya impor bahan baku melonjak, produksi dalam negeri lebih mahal, dan akhirnya harga barang ikut naik. Kondisi ini menimbulkan inflasi cost-push, yakni inflasi akibat kenaikan biaya produksi. Berikut ulasan lengkapnya:

1. Biaya Produksi Semakin Tinggi

Ketika rupiah melemah, biaya impor bahan baku langsung terdampak. Bagi UMKM yang bergantung pada bahan baku impor seperti kain, bahan makanan, atau mesin, kenaikan harga membuat biaya produksi melonjak. Hal ini berimbas pada harga jual yang lebih mahal dan daya saing yang menurun.

2. Beban Utang Luar Negeri

Salah satu penyebab rupiah melemah makin terasa ketika perusahaan termasuk UKM yang sudah mengakses pembiayaan dalam dolar AS harus membayar cicilan dengan kurs lebih tinggi. Beban ini bisa menggerus margin keuntungan dan mengganggu arus kas harian.

3. Sentimen Investor Menurun

Pertanyaan kenapa rupiah melemah sering dikaitkan dengan turunnya sentimen investor. Dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, ketika kepercayaan investor menurun, akses pendanaan bagi UMKM juga semakin sulit. Investor cenderung memilih instrumen dolar atau menunda pendanaan sehingga UKM harus mencari alternatif pembiayaan lain.

4. Inflasi Tekan Konsumen

Inflasi akibat pelemahan rupiah membuat harga barang naik. Konsumen rumah tangga mengurangi belanja, dan UMKM yang bergantung pada daya beli masyarakat akan terkena dampak langsung. Misalnya, bisnis kuliner kecil bisa melihat omzet turun karena pelanggan menahan pengeluaran.

6 Strategi UMKM Bertahan Saat Rupiah Melemah

Nilai tukar rupiah yang melemah tidak hanya berdampak pada korporasi besar, tetapi juga langsung dirasakan oleh pengusaha UMKM. Kenaikan harga bahan baku, berkurangnya daya beli masyarakat, hingga sulitnya akses pendanaan adalah tantangan nyata. Lalu bagaimana cara UMKM bisa bertahan? Berikut enam strategi yang bisa dilakukan.

1. Mengutamakan Bahan Baku Lokal

Salah satu penyebab rupiah melemah adalah ketergantungan tinggi pada impor. Agar tidak terkena dampak langsung, UMKM bisa beralih ke bahan baku lokal. Misalnya, industri kuliner memanfaatkan produk pertanian dalam negeri, atau pelaku fashion menggunakan kain produksi lokal. Selain lebih hemat, langkah ini juga mendukung perputaran ekonomi nasional.

2. Diversifikasi Produk dan Pasar

Pertanyaan kenapa rupiah melemah sering dijawab dengan faktor global yang sulit dikendalikan. Karena itu, UMKM perlu adaptif. Diversifikasi produk membuat usaha tidak terpaku pada satu sumber bahan atau satu segmen pasar saja. Jika satu lini usaha terguncang, masih ada alternatif produk atau pasar lain yang bisa menopang pendapatan.

3. Efisiensi Operasional

Ketika biaya produksi naik akibat pelemahan rupiah, efisiensi menjadi kunci. UMKM dapat menekan biaya operasional dengan mengurangi aktivitas yang tidak memberi nilai tambah, memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran, atau menyederhanakan proses distribusi. Dengan efisiensi, margin keuntungan tetap bisa terjaga meski tekanan biaya meningkat.

4. Menjaga Arus Kas dengan Bijak

Rupiah yang melemah sering membuat harga barang naik dan omzet turun. Dalam situasi ini, pengelolaan arus kas harus lebih disiplin. Catatan keuangan harian, pemisahan uang usaha dan pribadi, serta perencanaan belanja yang matang akan membantu UMKM bertahan di tengah ketidakpastian.

Baca juga: Gawat! Dollar AS Melesat ke Rp16.640, Alarm Keras Investasi?

5. Memperkuat Relasi dengan Konsumen

Inflasi akibat rupiah melemah menekan daya beli konsumen. UMKM bisa menyiasati dengan menjaga loyalitas pelanggan melalui promo kecil, layanan yang lebih personal, atau program membership. Hubungan baik dengan konsumen akan membuat mereka tetap memilih produk Anda meski harga pasar naik.

6. Mencari Pendanaan Syariah Bebas Riba

Akses modal sangat penting bagi UMKM, apalagi saat beban biaya meningkat. Pendanaan syariah bisa menjadi solusi karena lebih adil dan transparan. Skemanya bisa berbentuk securities crowdfunding yang memungkinkan Anda memperoleh investasi sukuk dan saham. Pendanaan syariah membantu UMKM mendapatkan dana tanpa menambah ketergantungan pada pinjaman konvensional yang rawan risiko bunga.

EHF Batch 2 Masih Dibuka!

Pelemahan rupiah membuat biaya impor naik, ongkos produksi UMKM membengkak, dan daya beli konsumen melemah. Kondisi ini menekan ruang keuntungan dan menyulitkan banyak pelaku usaha untuk bertahan.

Sebagai solusi, pendanaan syariah melalui securities crowdfunding hadir memberi akses modal tanpa riba dengan sistem transparan. Kesempatan ini semakin kuat lewat Entrepreneur Hub Finance (EHF) 2025 bersama Kementerian UMKM dan LBS Urun Dana, yang menawarkan pembiayaan hingga Rp10 miliar lengkap dengan pendampingan dan jejaring lintas sektor.

Baca juga: Membludak! EHF Batch 2 Resmi Dibuka, Semangat UMKM Semakin Membara!

EHF 2025 telah memasuki batch 2 dan hingga kini pendaftaran masih dibuka. Jadi, tunggu apalagi? Saatnya UMKM melesat halal, lebih cepat, dan berkelanjutan. Daftar sekarang!

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) POJK Nomor 17 tahun 2025 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 75, kami menyatakan bahwa :

  • “OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN TERHADAP PENERBIT DAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.”
  • “INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.”; dan
  • “PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.”

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2022 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID