berita
2 September 2025
Alerta! Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi Gede-gedean!
Harga beras yang terus merangkak naik kini menjadi perhatian serius pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa meski inflasi Indonesia pada Agustus 2025 masih berada dalam batas aman, kenaikan harga pangan khususnya beras berpotensi mendorong inflasi di bulan-bulan mendatang.
Dalam Rapat Kerja Komite IV bersama Menteri PPN/Bappenas, Gubernur BI, dan anggota DPD RI pada Senin (1/9/2025), Sri Mulyani menekankan pentingnya kewaspadaan.
“Inflasi volatile food bisa dikendalikan, meski kita harus tetap waspada terhadap inflasi yang berasal dari pangan terutama beras,” ujarnya sebagaimana dikutip dari CNBC pada Selasa (2/9/2025).
Volatile food sendiri merupakan kelompok harga pangan yang mudah bergejolak karena faktor musiman, cuaca, hingga distribusi. Komoditas yang termasuk di dalamnya antara lain beras, cabai, bawang merah, hingga minyak goreng. Karena sifatnya tidak stabil, pergerakan volatile food menjadi salah satu komponen penting dalam perhitungan inflasi Indonesia.
Baca juga: Sri Mulyani: Ini Dia Dampak Perang Iran Israel Terhadap Laju Ekonomi
Dengan kata lain, setiap kenaikan harga pangan, terutama beras, langsung berdampak pada inflasi bulanan maupun tahunan. Itulah sebabnya Sri Mulyani memberi perhatian khusus terhadap tren harga beras yang terus menanjak.
Di sisi lain Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi kenaikan harga beras pada Agustus 2025 di seluruh jalur distribusi. Di tingkat penggilingan, harga beras tercatat Rp 13.569 per kilogram, naik 1,87% dibanding Juli 2025 yang sebesar Rp 13.346 per kilogram. Kenaikan serupa juga terjadi di tingkat grosir dan eceran, sehingga berkontribusi terhadap inflasi dari sektor pangan.
Kenaikan harga ini terbilang signifikan mengingat beras merupakan kebutuhan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Artinya, setiap perubahan harga beras akan langsung terasa di rumah tangga dan memberi pengaruh besar pada inflasi Indonesia secara keseluruhan.
Inflasi Indonesia 2,31%, Masih Batas Aman?
Sementara itu Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2025 mengalami deflasi bulanan sebesar 0,08%. Namun, jika dihitung secara tahunan (year-on-year/YoY), inflasi Indonesia tetap tercatat di angka 2,31%.
BPS mencatat bahwa deflasi terutama datang dari turunnya harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai rawit yang mengalami penurunan cukup besar. Selain itu, tarif angkutan udara ikut melandai, begitu juga harga bensin yang lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Kombinasi penurunan ini membuat tekanan inflasi bulan Agustus sedikit mereda.
Baca juga: Kalem! Demo Bikin IHSG Anjlok, Pemerintah Minta Investor Tetap Tenang!
Sebaliknya, beberapa komoditas yang justru memberi sumbangan inflasi adalah bawang merah, beras, biaya pendidikan seperti kuliah dan sekolah dasar, serta emas perhiasan.
Dari sisi angka, kondisi inflasi saat ini masih relatif aman karena berada dalam kisaran sasaran pemerintah dan Bank Indonesia yang menargetkan inflasi di rentang 2–4 persen. Artinya, stabilitas harga secara umum masih terjaga. Namun, kenaikan harga beras tetap perlu diwaspadai karena komoditas ini memiliki bobot besar dalam perhitungan inflasi Indonesia dan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Langkah Pemerintah Tahan Gejolak Harga Beras
Untuk menahan gejolak harga dan inflasi, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dan Bulog menyalurkan 43.665 ton beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Penyaluran dilakukan pada Sabtu, 30 Agustus 2025 melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) di ribuan titik seluruh Indonesia.
Program ini bagian dari target distribusi 1,3 juta ton beras SPHP periode Juli–Desember 2025, dengan pusat kegiatan di Kementerian Pertanian, Jakarta. Tujuannya adalah menjaga harga beras tetap terjangkau agar inflasi Indonesia tidak semakin tinggi.
Baca juga: Wadaw! Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Medium Naik Ugal-Ugalan!
Inflasi Agustus 2025 memang terkendali di level 2,31% YoY, namun sinyal dari Sri Mulyani menunjukkan bahwa harga beras patut diwaspadai. Pemerintah sudah turun tangan lewat program SPHP dan GPM, tetapi menjaga stabilitas harga pangan jelas masih akan jadi tantangan hingga akhir tahun. Stabilitas harga beras akan sangat menentukan arah inflasi Indonesia di bulan-bulan mendatang.