berita
7 Agustus 2025
Bongkar! Ternyata Ini yang Bikin Ekonomi Indonesia 2025 Melesat 5,12%
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat torehan positif, tetapi banyak masyarakat merasa seolah tak ada perubahan nyata. Kesenjangan antara data makro dan realitas mikro memunculkan pertanyaan: benarkah ekonomi Indonesia sedang tumbuh?
Seperti diketahui kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 tercatat sebesar 5,12 persen. Angka ini diumumkan langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang juga menyebut bahwa hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif. Namun, ada satu penopang utama yang menjadi motor pendorong lonjakan ini: konsumsi rumah tangga.
Baca juga: Astagfirullah! 6 Fakta Dibalik Data Ekonomi Indonesia 2025, Asli atau Rekayasa?
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni mencapai 54,25 persen. Bahkan, konsumsi ini menyumbang 2,64 persen dari total pertumbuhan ekonomi nasional.
“Konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar,” ujar Edy sebagaimana dikutip dari IDX Channel pada Kamis (7/8/2025).
Rumah Tangga Penopang Ekonomi Indonesia
Kuatnya konsumsi ini dipicu oleh peningkatan belanja kebutuhan primer serta mobilitas masyarakat yang naik signifikan selama periode libur panjang Hari Besar Keagamaan Nasional. Momen seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Yesus Kristus, dan Idul Adha, disertai libur sekolah, turut mendorong pengeluaran untuk makanan, transportasi, dan rekreasi.
Dengan kata lain, masyarakat belanja lebih banyak, terutama untuk makanan jadi, transportasi, dan restoran faktor yang secara statistik menjadi “penyebab” ekonomi Indonesia tampak tumbuh.
Namun, konsumsi rumah tangga bukan satu-satunya faktor pendorong. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga menyumbang signifikan, yakni 27,83 persen terhadap PDB kuartal II-2025. Pertumbuhan PMTB didorong oleh investasi swasta dan belanja modal pemerintah, yang naik drastis hingga 30,37 persen (yoy) pada kategori mesin dan peralatan.
Baca juga: Cari Modal? Kenali Bedanya Dana Syariah dan Kredit Usaha Rakyat, Awas Riba Bahaya!
Kinerja sektor luar negeri juga memberi kontribusi, meskipun lebih kecil. Ekspor dan impor masing-masing mengalami pertumbuhan. Ekspor non-migas naik berkat komoditas seperti lemak dan minyak hewani, besi dan baja, serta mesin dan peralatan. Di sisi lain, impor barang modal dan bahan baku penolong juga meningkat. Secara keseluruhan, ekspor neto menyumbang 0,22 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dengan dua penopang utama yakni konsumsi rumah tangga dan PMTB, sekitar 82 persen struktur ekonomi Indonesia di kuartal II tahun ini bergantung pada belanja masyarakat dan investasi.
Secara makro, ekonomi Indonesia menunjukkan performa yang solid di kuartal II-2025. Namun, dominasi konsumsi rumah tangga dan investasi pemerintah sebagai penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu dikritisi. Pemerataan manfaat ekonomi, peningkatan produktivitas, serta keberlanjutan konsumsi perlu menjadi perhatian agar pertumbuhan ini benar-benar berdampak bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dorong Ekonomi Indonesia dengan Pendanaan Syariah
Konsumsi rumah tangga terbukti menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun agar ekonomi terus bergerak secara merata dan berkelanjutan, sektor UMKM dan bisnis halal perlu mendapat akses pembiayaan yang adil dan bebas riba.
LBS Urun Dana hadir untuk menjembatani kebutuhan pelaku usaha akan pembiayaan yang adil dan bebas riba. Anda bisa mengajukan pendanaan hingga Rp10 miliar melalui skema sukuk atau saham yang transparan, nyaman, dan sesuai prinsip muamalah.
Baca juga: Awas Tekor! 10 Jurus Atur Pendanaan Syariah untuk Bisnis Makin Berkah!
Hingga kini, LBS Urun Dana telah menyalurkan lebih dari Rp224,3 miliar kepada berbagai pelaku usaha di Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi melalui model bisnis yang halal dan berkelanjutan.
Mau tunggu apa lagi? Ajukan pendanaan syariah sekarang, dan ambil peran dalam membangun ekonomi halal Indonesia.