berita

calendar_today

28 Maret 2025

Gawat! 6 Sinyal Lebaran 2025 Tak Semarak & Perputaran Uang Seret!

Momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran selalu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tahun ini, Ramadhan dan Lebaran jatuh pada bulan Maret dan April 2025, yang diharapkan menjadi motor utama pertumbuhan di kuartal I-2025. 

Namun, berbagai data dan survei menunjukkan bahwa kemeriahan Ramadhan dan Lebaran tahun ini berpotensi redup dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi masyarakat diyakini tidak sederas tahun-tahun sebelumnya, salah satunya disebabkan oleh gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sejak awal tahun.

Berikut adalah beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan potensi perlambatan ekonomi di momen Lebaran 2025:

1. Perputaran Uang Menurun

Perputaran uang selama Idul Fitri 2025 diprediksi turun, merujuk pada jumlah pemudik yang mengalami penurunan. Berdasarkan survei badan kebijakan transportasi, pusat statistik, Kementerian Perhubungan, dan akademisi, jumlah pemudik diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari penduduk Indonesia. Angka ini turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Baca juga: Lebaran Santuy! 10 Jurus Sakti Kelola THR Supaya Gak Tekor Saat Mudik

Sebagai perbandingan, pada Lebaran 2024, asumsi perputaran uang mencapai Rp 157,3 triliun. Untuk 2025, perputaran uang diprediksi hanya sebesar Rp 137,975 triliun. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa 36,26 juta keluarga melakukan perjalanan mudik dengan rata-rata membawa uang Rp 3,75 juta per keluarga. Jika asumsi rata-rata per keluarga dinaikkan menjadi Rp 4 juta, maka perputaran uang bisa mencapai Rp 145,040 triliun, tetapi tetap lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Bank Indonesia telah menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp 180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2025, namun prediksi menunjukkan bahwa uang tersebut tidak akan terserap sepenuhnya.

2. Jumlah Pemudik Turun

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah pemudik pada Lebaran 2025 menurun sekitar 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau setara dengan 52% dari jumlah penduduk Indonesia.

3. PHK Meluas

Gelombang PHK semakin meningkat di awal 2025. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sebanyak 3.325 pekerja terkena PHK per Januari 2025, sehingga total tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan mencapai 81.290 orang. Angka ini meningkat 4,26% dari Desember 2024 yang mencatat 77.965 kasus PHK.

Dikutip dari CNBC pada Rabu (26/3/2025), dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan, daya beli masyarakat pun menurun. Hal ini berpotensi menghambat konsumsi domestik dan memperlambat pertumbuhan ekonomi selama Lebaran 2025.

4. Tabungan Masyarakat Terkuras

Indeks tabungan kelompok bawah terus menurun dan mencapai level terendah saat ini, yaitu 79,4 pada Februari 2025, dibandingkan 82,4 pada Februari 2024. Tren penurunan ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menggunakan tabungan mereka untuk kebutuhan sehari-hari.

5. Impor Konsumsi Turun

Menjelang Ramadan dan Lebaran, impor barang konsumsi turun 10,61% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 21,05% secara tahunan. Penurunan impor ini terutama terlihat pada Buah-buahan (turun US$ 60,9 juta), Daging hewan (turun US$ 44,8 juta) dan Serelia termasuk beras (turun US$ 37,8 juta). 

Penurunan impor konsumsi mencerminkan berkurangnya daya beli masyarakat, yang berdampak pada permintaan barang-barang kebutuhan Lebaran.

6. Belanja Lesu

Pusat perbelanjaan yang biasanya ramai menjelang Lebaran kini lebih sepi. Ekonom Bank Mandiri Agus Santoso mengungkapkan bahwa data Mandiri Spending Index per Maret 2025 hanya tumbuh 1,4% secara mingguan, turun drastis dibandingkan pertumbuhan 4,7% pada periode yang sama tahun lalu. Fenomena ini mengindikasikan bahwa masyarakat lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka.

Baca juga: Asyik! Tiket Pesawat Diskon 14%, Cek Harganya Sekarang!

Momentum Ramadhan dan Lebaran 2025 yang seharusnya menjadi pendorong ekonomi justru diprediksi mengalami perlambatan. Penurunan jumlah pemudik, meningkatnya PHK, dan daya beli masyarakat yang melemah menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi di periode ini.

Dalam kondisi seperti ini, investasi di sektor riil dapat menjadi strategi untuk menjaga kestabilan finansial. Melalui LBS Urun Dana, masyarakat dapat berkontribusi dalam pengembangan usaha sekaligus mendapatkan potensi keuntungan yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi. Klik disini untuk mulai investasi!

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.57/POJK.04/2020 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 27, kami menyatakan bahwa :

  • OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
  • INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.
  • PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2013 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID