berita
25 Februari 2025
Gawat! Kredit Macet Pinjol Capai Rp 2 Triliun, Gen Z Banyak yang Terjerat!
Gen Z dan Milenial tercatat sebagai kelompok yang paling banyak mengalami kredit macet dalam layanan pinjaman online (pinjol) sepanjang tahun 2024, yang menunjukkan pentingnya beralih ke investasi syariah untuk kestabilan finansial di masa depan.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pendanaan bermasalah di industri pinjol pada Desember 2024 mencapai Rp2,01 triliun. Dari triliunan kredit baca sekitar 74,74% di antaranya berasal dari borrower atau peminjam individu.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menjelaskan bahwa mayoritas kredit macet berasal dari individu berusia 19-34 tahun atau Milenial dan Gen Z yang mencakup 52,01% dari total borrower bermasalah. Sementara itu, kelompok usia 35-54 tahun menyumbang 41,49% dari total kredit macet.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya tingkat wanprestasi atau 90 Days Level of Default (TWP90) pada borrower individu adalah rendahnya kemampuan membayar dan manajemen keuangan yang kurang baik.
Dikutip dari CNBC pada Selasa (25/2/2025), fakta ini menjadi perhatian utama bagi industri pinjaman online, mengingat per Desember 2024 sekitar 22 penyelenggara platform fintech peer-to-peer (P2P) lending memiliki tingkat TWP90 di atas 5% alias bertambah 1 entitas penyelenggara dibanding bulan sebelumnya.
Baca juga: 7 Tips Kelola Uang untuk Gen Z, Solusi Atasi Literasi Keuangan yang Rendah
OJK terus melakukan pemantauan terhadap kualitas pendanaan di industri pinjol. Faktor utama yang mempengaruhi rasio TWP90 antara lain sistem penilaian kredit atau credit scoring yang diterapkan kepada borrower serta efektivitas proses penagihan yang dilakukan oleh penyelenggara pinjaman online.
Di sisi lain, pertumbuhan industri pinjol tetap menunjukkan tren positif. OJK mencatat outstanding pinjaman fintech P2P lending mencapai Rp77,02 triliun pada 2024, mengalami pertumbuhan 29,14% dibandingkan tahun sebelumnya.
Lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya penetrasi internet di Indonesia yang mendorong semakin banyak masyarakat mengakses layanan keuangan digital. Namun, dengan semakin tingginya risiko kredit macet, masyarakat sebaiknya lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Stop Kredit, Saat Hijrah ke Investasi Syariah!
Daripada mengandalkan pinjaman online konsumtif seperti liburan yang bisa membebani finansial di masa depan, lebih baik mengalokasikan dana untuk investasi yang lebih aman dan menguntungkan. Salah satu pilihan investasi syariah yang menawarkan berkah dan keuntungan adalah securities crowdfunding melalui LBS Urun Dana.
Baca juga: Ngeri! Anak Muda Indonesia Banyak Terjerat Pinjol Ilegal
Dengan investasi syariah sukuk dan investasi saham, investor dapat meraih proyeksi ROI hingga 20% per tahun. Selain memberikan potensi keuntungan yang menarik, investasi ini juga mendukung pertumbuhan bisnis halal yang berkelanjutan. Investasi syariah adalah langkah cerdas untuk mencapai kebebasan finansial. Raih keberkahan investasi halal di sini bersama LBS Urun Dana!