artikel
11 Februari 2025
7 Tips Kelola Uang untuk Gen Z, Solusi Atasi Literasi Keuangan yang Rendah
Siapa di sini yang punya adik, sepupu, atau bahkan anak dari generasi Gen Z? Generasi yang lahir di era teknologi ini sering disebut sebagai generasi paling tech-savvy. Dari pagi sampai malam, mereka akrab sekali dengan smartphone, sosial media, streaming platform, sampai aplikasi pembayaran digital. Apa pun aktivitasnya, teknologi jadi solusi instan yang memudahkan hidup mereka.
Meski begitu, ada fakta yang cukup mengejutkan. Di balik kecanggihan digital yang mereka kuasai, literasi keuangan Gen Z justru masih rendah. Mereka jago bikin konten viral atau paham cara pakai aplikasi e-wallet, tapi banyak yang belum ngerti cara menyusun anggaran keuangan, menabung dengan efektif, apalagi memilih instrumen investasi seperti sukuk dan saham. Fenomena ini membuat mereka rentan terjebak dalam gaya hidup konsumtif atau bahkan tertipu investasi bodong.
4 Alasan Gen Z Rentan Masalah Keuangan
Gen Z menghadapi tantangan finansial yang cukup serius. Menurut laporan OCBC dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat literasi keuangan kelompok usia 15 hingga 17 tahun tercatat paling rendah dibanding generasi lainnya.
Baca juga: 7 Manfaat Literasi Keuangan, Rahasia Sukses untuk Raih Kebebasan Finansial
Kondisi ini membuat banyak Gen Z kurang memahami cara mengelola uang secara sehat, sehingga lebih rentan terjebak dalam keputusan finansial yang merugikan. Terdapat sejumlah alasan kenapa literasi keuangan Gen Z masih lemah.
1. Minim Pendidikan Keuangan di Sekolah
Selama ini sekolah lebih banyak mengajarkan teori ekonomi daripada keterampilan keuangan praktis. Jarang banget ada materi yang ngajarin soal cara menabung, menyusun anggaran, investasi saham atau sukuk syariah, apalagi tips menghindari jebakan pinjaman online (pinjol).
2. Banjir Informasi yang Kurang Akurat di Internet
Meski punya akses tak terbatas ke informasi, Gen Z sering kesulitan membedakan mana konten yang benar dan mana yang menyesatkan. Misalnya, banyak konten investasi yang cuma fokus pada keuntungan besar tanpa menjelaskan risiko atau cara kerja investasi di baliknya.
3. Tekanan dari Media Sosial
Scroll TikTok atau Instagram sebentar saja, langsung disuguhi gaya hidup serba fancy. Mulai dari travel mewah, gadget terbaru, hingga outfit mahal. Akibatnya, banyak Gen Z yang terdorong buat mengikuti tren meski nggak sesuai dengan kemampuan keuangan mereka.
4. Produk Keuangan yang Rumit
Bahasa yang dipakai dalam dunia investasi sering kali terlalu teknis dan membingungkan. Padahal, produk keuangan seperti sukuk, saham, atau reksa dana bisa jadi jalan untuk membangun masa depan finansial yang lebih stabil kalau dijelaskan dengan cara yang simpel dan mudah dipahami.
Dampak Buruk Jika Literasi Keuangan Gen Z Rendah
Rendahnya pemahaman keuangan di kalangan Gen Z bisa berujung pada keputusan finansial yang merugikan. Berikut beberapa dampak serius yang perlu diwaspadai:
1. Terjebak Utang Konsumtif dari Pinjol
Kemudahan mendapatkan pinjaman online membuat banyak anak muda tergoda mengambil utang tanpa rencana matang. Sayangnya, pinjol sering kali memiliki bunga tinggi dan tenor yang memberatkan. Alih-alih fokus mengelola keuangan dengan menabung atau berinvestasi, mereka justru terjebak dalam lingkaran utang yang sulit dilunasi.
2. Kesulitan Menabung dan Berinvestasi Saham atau Sukuk
Minimnya pemahaman keuangan membuat Gen Z lebih memilih memenuhi kebutuhan konsumtif ketimbang menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi. Padahal, instrumen seperti saham atau sukuk syariah dapat menjadi solusi untuk membangun masa depan finansial yang lebih terjamin dengan risiko yang lebih terukur sesuai prinsip syariah.
3. Mudah Tertipu Investasi Bodong
Kurangnya pengetahuan tentang investasi membuat mereka gampang percaya pada janji keuntungan besar tanpa risiko. Hal ini menjadikan mereka target empuk investasi bodong yang tidak hanya merugikan secara finansial tetapi juga menghilangkan kepercayaan pada investasi sehat, termasuk investasi saham halal dan sukuk berbasis syariah.
4. Kehilangan Peluang Membangun Masa Depan Finansial Stabil
Tanpa literasi keuangan yang baik, Gen Z cenderung mengambil keputusan finansial jangka pendek yang tidak strategis. Mereka kehilangan kesempatan untuk membangun aset produktif, mempersiapkan dana pensiun, atau meraih kebebasan finansial melalui investasi yang sesuai seperti saham syariah atau sukuk yang memberikan manfaat jangka panjang.
Baca juga: Mengapa Investasi Syariah? Ketahui Perbedaan dengan Investasi Konvensional dan Keuntungannya
Peningkatan literasi keuangan adalah kunci agar Gen Z lebih bijak dalam mengelola keuangan dan memanfaatkan berbagai peluang investasi berbasis syariah yang aman dan menguntungkan.
7 Tips agar Gen Z Lebih Cerdas Kelola Keuangan
Agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan, penting bagi mereka untuk memiliki literasi keuangan yang memadai. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan:
1. Mulai Pendidikan Keuangan Sejak Dini
Pendidikan tentang keuangan seharusnya tidak hanya menjadi materi tambahan di sekolah, tetapi bagian dari kurikulum penting. Materi seperti cara menabung, pengelolaan uang bulanan, investasi dasar, hingga bahaya utang konsumtif perlu diajarkan. Mengenal instrumen investasi syariah seperti sukuk dan saham sejak dini juga dapat membuka wawasan mereka.
2. Peran Orang Tua sebagai Contoh
Orang tua memiliki peran penting sebagai role model dalam hal pengelolaan keuangan. Mengajarkan anak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, diskusi sederhana mengenai tabungan, investasi syariah, atau securities crowdfunding dapat membangun pola pikir finansial yang sehat.
3. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Tekanan media sosial sering kali membuat Gen Z terjebak dalam gaya hidup serba mewah. Membiasakan diri untuk lebih selektif dalam pengeluaran dan fokus pada kebutuhan utama akan membantu mereka menghindari utang konsumtif yang merugikan.
4. Aktif Belajar Seputar Keuangan
Rajin mencari informasi seputar literasi keuangan sangat penting. Gen Z dapat memanfaatkan berbagai platform edukasi, seperti podcast, artikel online, atau konten video tentang cara mengelola keuangan, sukuk, saham, dan investasi syariah yang aman.
5. Ubah Hobi Jadi Penghasilan Tambahan
Meningkatkan pendapatan tidak selalu harus dengan pekerjaan formal. Mengubah hobi menjadi ide bisnis atau usaha sampingan dapat membantu Gen Z belajar berbisnis sekaligus menambah pemasukan untuk investasi.
6. Kelola Keuangan dengan Bijak
Buat anggaran bulanan dan patuhi batasan pengeluaran. Jangan lupa menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat, tabungan, dan investasi. Dengan perencanaan yang baik, keuangan menjadi lebih sehat dan terkontrol.
7. Mulai Berinvestasi Syariah
Mulailah berinvestasi sejak dini dengan instrumen yang sesuai syariah, seperti sukuk, saham halal, atau melalui securities crowdfunding yang berbasis syariah. Instrumen-instrumen ini memungkinkan Gen Z untuk tumbuh secara finansial tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam.
Baca juga: Mengapa Investasi di Usia Muda adalah Langkah Tepat untuk Kebebasan Finansial
Apalagi sekarang investasi syariah makin mudah dengan LBS Urun Dana. Di LBS Urun Dana, kamu bisa pilih instrumen investasi halal seperti sukuk dan saham dari penerbit yang bisnisnya sesuai syariat. Keuntungan makin maksimal dengan ROI hingga 20%, plus kemudahan transaksi smartphone di lbs.id.
Mau investasi sekarang? Klik disini dan pilih instrumen investasi halal terbaik #KarenaNyamanItuDisini #TransaksiHalalItuDisini.