berita
19 Februari 2025
Mengenal Danantara, Badan Investasi untuk Indonesia Emas 2045
Presiden Prabowo Subianto segera meresmikan Badan Pengelola Investasi Indonesia Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), lembaga yang berfokus pada pengelolaan dan pengembangan aset negara melalui investasi strategis.
Gagasan pembentukan Danantara disampaikan oleh Prabowo di awal menjabat sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia. Namun, badan investasi ini semakin mendapat sorotan publik setelah Prabowo kembali menjelaskannya dalam acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Partai Gerindra beberapa waktu lalu.
Baca juga: 7 Dampak Efisiensi Anggaran 2025, Investasi Juga Kena?
Prabowo menyebut bahwa efisiensi anggaran diproyeksikan dapat menghemat hingga Rp 750 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 390 triliun akan dialokasikan untuk program makan bergizi gratis dan Rp 325 triliun akan diinvestasikan melalui Danantara.
Kehadiran Danantara tentu memunculkan berbagai tanggapan, baik dukungan maupun kritik dari masyarakat. Namun, sebelum menilai lebih jauh, penting untuk memahami lebih dalam tentang Danantara dan tujuan badan investasi ini.
Apa Itu Danantara?
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dibentuk untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Nama Daya Anagata Nusantara sendiri berarti "kekuatan masa depan Nusantara", mencerminkan semangat baru dalam menghadapi tantangan global serta mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.
Pembentukan Danantara didasarkan pada perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, serta diperkuat dengan Keppres Nomor 142 Tahun 2024 tentang Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan. Badan ini dipimpin oleh Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala BPI Danantara dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai wakilnya.
Tujuan Danantara
Lembaga ini bertujuan untuk mengelola aset negara secara lebih efektif dan menciptakan peluang investasi baru. Salah satu rencana besarnya adalah mengelola tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar, di antaranya:
- Sektor Perbankan: Bank Mandiri, BRI, dan BNI
- Sektor Energi: Pertamina dan PLN
- Sektor Telekomunikasi: Telkom
- Sektor Pertambangan: Mind ID
Ketujuh BUMN tersebut memiliki total aset sekitar Rp 9.600 triliun, yang akan dikelola Danantara untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing global.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan Danantara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Untuk itu, lembaga ini direncanakan mengelola dana lebih dari US$ 900 Miliar atau sekitar Rp 14.000 triliun.
Rencananya Danantara akan resmi diluncurkan pada Senin 24 Februari 2025. Sebagai tahap awal, Danantara akan menerima pendanaan sebesar Rp 325 triliun yang dialokasikan dari efisiensi anggaran negara. Dana ini diharapkan dapat mempercepat realisasi proyek strategis yang berdampak tinggi.
Baca juga: Mau Jadi Mitra Program Makan Bergizi Gratis? Ini Caranya
Sebagai lembaga yang mengelola aset negara dalam jumlah besar, BPI Danantara perlu diawasi secara ketat agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Seluruh elemen bangsa, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, harus turut mengawasi agar Danantara benar-benar memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Semoga investasi ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Bicara soal investasi, buat Anda yang mau memulai investasi syariah, silakan klik di sini dan pilih investasi halal kamu! #KarenaTransaksiHalalItuDisini