investasi
15 Oktober 2025
Cek Ricek! 7 Risiko Investasi pada Emiten Syariah, Chip In Cerdas No Riba!
Banyak yang salah kaprah bahwa investasi di emiten syariah pasti aman dan menguntungkan. Hal ini seringkali didasari oleh keyakinan bahwa transaksi yang sesuai syariah, bisnis halal, dan prinsip-prinsip lainnya menjamin keamanan dan keuntungan. Padahal, dalam dunia investasi, tidak ada yang benar-benar bebas dari risiko.
Dalam investasi, risiko selalu ada, termasuk pada emiten syariah. Kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai risiko yang terkait dengan investasi pada emiten syariah, dan bagaimana faktor-faktor tertentu bisa mempengaruhi potensi keuntungan atau kerugian.
Faktor Utama Risiko Investasi
Risiko dalam investasi tidak bisa dihindari, dan umumnya muncul dari tiga faktor utama yang dijelaskan oleh Brigham dan Houston (2004) dalam Sri Isnawaty (2023):
1. Besarnya Investasi
Investasi yang lebih besar cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi. Jika suatu proyek investasi besar gagal, dampaknya bisa sangat merugikan, bahkan menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Sebaliknya, investasi kecil umumnya memiliki risiko lebih kecil karena tidak terlalu mengganggu operasional perusahaan secara keseluruhan.
2. Penanaman Kembali dari Cash Flow
Perusahaan harus mempertimbangkan apakah mereka akan menerima proyek dengan hasil 24% selama dua tahun, atau proyek yang memberikan keuntungan 20% selama empat tahun. Keputusan ini bergantung pada seberapa besar risiko yang terlibat dalam penanaman kembali hasil investasi dengan tingkat pengembalian tinggi. Jika resikonya besar, proyek dengan hasil 20% lebih diutamakan.
3. Penyimpangan dari Cash Flow
Variasi penerimaan cashflow dapat mempengaruhi risiko suatu investasi. Jika penerimaan cash flow proyek investasi memiliki variasi yang besar, maka resikonya juga akan besar. Sebaliknya, jika variasi cashflow kecil, risiko yang dihadapi juga cenderung lebih kecil.
Baca juga: Mantul! 5 Cara Diversifikasi Bikin Portofolio Anda Makin Tahan Banting!
Jenis-Jenis Risiko Investasi
Memprediksi risiko investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Menurut Hartono dan Harjito (2002) dalam MA Tabun (2023), risiko yang mungkin dihadapi oleh investor dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:
1. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang dapat mengurangi nilai riil pendapatan. Ketika inflasi terjadi, daya beli uang menurun, sehingga nilai investasi yang diperoleh akan lebih kecil dari yang diharapkan.
2. Risiko Bisnis (Business Risk)
Risiko bisnis adalah risiko yang muncul akibat penurunan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Penurunan laba ini pada akhirnya mengurangi kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan dividen kepada investor.
3. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat berharga. Hal ini menyebabkan harga surat berharga cenderung turun, karena investor lebih memilih instrumen dengan bunga yang lebih tinggi.
4. Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar berkaitan dengan kondisi pasar yang dapat mempengaruhi harga saham. Ketika pasar bergairah (bullish), harga saham cenderung naik, namun jika pasar lesu (bearish), harga saham cenderung turun.
5. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko ini berhubungan dengan kemampuan untuk menjual surat berharga dengan cepat tanpa mengalami kerugian yang signifikan. Semakin rendah likuiditas suatu aset, semakin tinggi risikonya.
Fakta Apakah Emiten Syariah Pasti Menguntungkan?
Investasi pada emiten syariah semakin populer di kalangan investor yang ingin memastikan portofolio mereka sesuai dengan prinsip syariah. Namun, apakah setiap emiten syariah selalu menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat beberapa faktor yang mempengaruhi potensi keuntungan dari emiten syariah.
1. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio adalah salah satu cara untuk memitigasi risiko investasi, termasuk dalam saham syariah. Meskipun satu emiten syariah tidak selalu menguntungkan, memiliki berbagai saham atau instrumen investasi syariah dapat membantu investor mengurangi potensi kerugian dan memaksimalkan peluang keuntungan.
2. Manajemen Risiko
Perusahaan yang baik akan memiliki strategi manajemen risiko yang efektif untuk menghadapi ketidakpastian pasar. Emiten syariah yang memiliki manajemen risiko yang baik cenderung lebih tahan terhadap fluktuasi pasar dan lebih mungkin memberikan hasil yang positif bagi investor.
3. Performa Keuangan Perusahaan
Keuntungan dari emiten syariah sangat bergantung pada performa keuangan perusahaan. Jika perusahaan yang menerbitkan saham atau sukuk mengalami penurunan pendapatan atau laba, ini dapat mempengaruhi nilai investasi meskipun mereka terdaftar di pasar syariah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis keuangan perusahaan terlebih dahulu.
Baca juga: Wuih Keren! Jurus Sakti Analisa Bisnis Emiten, Investasi Cerdas Bebas Galau!
4. Faktor Ekonomi Makro
Faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi makro, juga mempengaruhi kinerja emiten syariah. Krisis ekonomi, perubahan kebijakan moneter, atau fluktuasi harga komoditas bisa berdampak besar pada hasil investasi. Meskipun perusahaan syariah beroperasi sesuai dengan prinsip etika, mereka tetap rentan terhadap gejolak pasar.
5. Pentingnya Etika Investasi
Meskipun keuntungan adalah tujuan utama dalam berinvestasi, banyak investor memilih emiten syariah untuk menjaga nilai-nilai etika dalam bisnis mereka. Keuntungan tidak selalu datang dalam bentuk materi; investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dapat memberikan rasa aman dan berkah yang lebih mendalam bagi investor.
6. Prinsip Syariah Bukan Jaminan Keuntungan
Emiten yang terdaftar dalam kategori emiten syariah telah melalui seleksi yang memastikan mereka mematuhi prinsip-prinsip syariah. Meski begitu, ini tidak menjamin bahwa emiten tersebut akan selalu memberikan keuntungan. Seperti investasi lainnya, fluktuasi harga dan risiko pasar tetap mempengaruhi kinerja emiten syariah.
7. Pentingnya Pemantauan Rutin
Investasi pada emiten syariah membutuhkan pemantauan yang teratur dan teliti. Mengikuti perkembangan berita dan laporan keuangan perusahaan secara berkala akan membantu investor untuk membuat keputusan yang lebih informasional, serta mengantisipasi potensi risiko lebih awal.
Baca juga: Gaspol! 5 Profil Risiko Investasi, Peta Jalan Biar Investasi Sampai Tujuan!
Investasi pada emiten syariah tidak bebas risiko. Keuntungan bergantung pada faktor internal dan eksternal, seperti kondisi perusahaan dan ekonomi makro. Diversifikasi dan pemantauan rutin adalah kunci untuk meminimalkan risiko.
Tertarik berinvestasi halal dan transparan? LBS Urun Dana menawarkan securities crowdfunding mulai dari Rp500 ribu melalui sukuk dan saham. Invest sekarang dan mulai perjalanan investasi Anda dengan LBS Urun Dana!