investasi
19 Juli 2025
Cuan Melejit! 5 Cara Cek Valuasi Perusahaan Biar Gak Nyungsep di Tengah Jalan
Sebelum menanamkan dana ke suatu bisnis, langkah paling rasional yang harus dilakukan adalah mengetahui seberapa besar nilai dari perusahaan tersebut. Di sinilah peran valuasi perusahaan menjadi sangat penting.
Bagi investor, memahami valuasi bukan sekadar pelengkap informasi. Ini adalah fondasi logis yang akan mempengaruhi seluruh keputusan investasi, termasuk bagaimana cara memilih produk investasi yang tepat, terutama dalam konteks investasi syariah atau investasi halal.
Apa Itu Valuasi Perusahaan?
Valuasi perusahaan adalah proses untuk menentukan nilai ekonomi dari suatu entitas bisnis. Proses ini digunakan oleh investor, pemilik, dan analis untuk memahami seberapa besar nilai perusahaan berdasarkan data keuangan, aset, potensi pasar, dan risiko yang dihadapi.
Nilai ini tidak hanya penting untuk akuisisi atau merger, tapi juga untuk penarikan investor, penjualan saham, pembagian kepemilikan, bahkan ekspansi waralaba. Dengan valuasi yang akurat, pengambilan keputusan menjadi jauh lebih terarah.
Mengapa Valuasi Perusahaan Penting Sebelum Investasi?
Ketika Anda akan berinvestasi, baik di perusahaan terbuka maupun startup, Anda perlu tahu apakah nilai yang ditawarkan setara dengan potensi keuntungan yang bisa didapatkan. Valuasi memberikan gambaran objektif tentang:
a. Apakah perusahaan undervalued, fair value, atau overvalued?
b. Risiko keuangan yang mungkin muncul di masa depan
c. Potensi pertumbuhan berdasarkan kinerja historis dan proyeksi bisnis
Baca juga: 7 Cara Cerdas Evaluasi Performa Investasi, Biar Gak Zonk Terus!
Terutama dalam dunia investasi halal, valuasi yang transparan akan membantu memastikan bahwa uang yang Anda tanamkan berada pada jalur yang sesuai syariat dan masuk akal secara bisnis.
Faktor yang Mempengaruhi Valuasi Perusahaan
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari menghitung valuasi perusahaan secara akurat:
1. Stabilitas Pendapatan
Pendapatan yang konsisten menjadi indikator kuat bahwa perusahaan memiliki aliran kas yang sehat dan manajemen yang baik. Stabilitas ini akan menaikkan kepercayaan investor dan secara langsung berdampak pada nilai valuasi.
2. Aset yang Dimiliki
Aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan, hingga hak cipta atau paten akan dihitung dalam proses valuasi. Semakin besar aset bersih yang dimiliki, semakin tinggi nilai perusahaan.
3. Model Bisnis yang Terbukti
Jika model bisnis perusahaan sudah teruji dan mampu menghasilkan keuntungan dalam berbagai kondisi pasar, maka nilai valuasinya akan meningkat signifikan.
4. Posisi dalam Industri
Perusahaan yang memimpin industri atau memiliki keunggulan kompetitif akan memiliki valuasi yang lebih tinggi dibanding kompetitornya.
5. Rasio Utang
Rasio utang yang tinggi bukan sinyal positif. Utang yang besar akan membebani operasional, terutama dalam jangka panjang. Bagi investor, perusahaan seperti ini akan terlihat lebih berisiko dan tidak cocok dijadikan pilihan utama untuk investasi. Sementara di investasi syariah, perusahaan tidak boleh memiliki utang atau riba karena tidak hanya memberikan efek buruk bagi keuangan, tetapi juga untuk keberkahan perusahaan.
Cara Menghitung Valuasi Perusahaan
Terdapat beberapa metode populer yang digunakan dalam menghitung valuasi perusahaan. Berikut penjelasan dan ilustrasi sederhananya:
1. Valuasi Aset
Metode ini menghitung total aset dikurangi total kewajiban (utang). Cocok untuk bisnis dengan struktur aset yang kuat. Namun, metode ini tidak mencerminkan potensi pasar atau brand awareness.
Contoh:
Total aset: Rp1.000.000.000
Utang: Rp400.000.000
Valuasi: Rp600.000.000
2. Kapitalisasi Pasar
Biasa digunakan untuk perusahaan publik. Rumusnya adalah:
Kapitalisasi Pasar = Harga Saham x Jumlah Saham
Contoh:
Harga saham: Rp3.300
Jumlah saham: Rp38,15 miliar
Valuasi: Rp125,8 triliun
3. Discounted Cash Flow (DCF)
DCF menilai perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas masa depan. Ini metode yang mendalam dan banyak digunakan oleh investor untuk menilai bisnis dalam jangka panjang.
Baca juga: Awas Terjebak! Pahami 10 Risiko Investasi Sukuk dan Cara Mengatasinya
4. Times Revenue
Mengalikan total pendapatan tahunan dengan rasio tertentu. Rasio biasanya ditentukan berdasarkan rata-rata industri.
Contoh:
Pendapatan tahunan: Rp10 miliar
Rasio industri: 4
Valuasi: Rp40 miliar
5. Enterprise Value
Enterprise Value (EV) menjumlahkan utang dan ekuitas, kemudian dikurangi kas. Cocok untuk menilai struktur modal perusahaan.
EV = Utang + Ekuitas - Kas
Valuasi dalam Investasi Halal
Valuasi perusahaan bukan sekadar data teknis dalam laporan keuangan. Ia adalah peta yang menggambarkan ke mana arah dan nilai sebuah bisnis akan melaju. Dengan memahami cara menghitung valuasi perusahaan, Anda tidak hanya mengenali potensi keuntungan, tetapi juga membangun intuisi bisnis yang sehat dan bertanggung jawab.
Bagi investor Muslim, ini adalah bagian penting dari memilih produk investasi yang tepat. Investasi yang bukan hanya menjanjikan imbal hasil, tapi juga selamat secara syariat. Jangan hanya menunggu peluang datang. Mulai investasi halal Anda sekarang bersama LBS Urun Dana.