artikel
23 Juli 2025
Hujan Duit! 8 Jurus Ampuh Susun Proyeksi Keuangan UKM, Fix Cuan Anti Goyang!
Bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), menyusun laporan dan proyeksi keuangan sering kali terasa sebagai tugas yang rumit dan membingungkan. Namun kenyataannya, proyeksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan keuangan yang matang dan profesional. Tanpa perencanaan yang baik, pengambilan keputusan bisnis tanpa arah, bahkan berisiko menghambat pertumbuhan usaha dalam jangka panjang.
Artikel ini akan membahas secara ringkas dan sistematis bagaimana menyusun proyeksi keuangan yang realistis dan dapat menjadi acuan strategis bagi pengembangan bisnis UKM, serta akses terhadap pembiayaan syariah yang lebih amanah dan berkelanjutan.
Mengapa Perencanaan Keuangan Penting untuk UKM?
Proyeksi keuangan atau perencanaan keuangan adalah gambaran estimatif mengenai kondisi keuangan suatu bisnis di masa mendatang. Dokumen ini mencerminkan rencana usaha dari sisi finansial, termasuk prediksi pendapatan, biaya operasional, arus kas, dan posisi keuangan bersih suatu perusahaan.
Dalam konteks UKM, proyeksi keuangan memiliki peran penting karena:
a. Membantu pemilik usaha memahami arah dan kapasitas keuangan bisnis secara menyeluruh.
b. Menjadi alat bantu dalam mengidentifikasi risiko maupun peluang yang muncul akibat perubahan pasar atau kebijakan ekonomi.
c. Memberikan kepercayaan bagi investor maupun lembaga keuangan terhadap kelayakan bisnis, terutama saat mengajukan pendanaan.
d. Memperkuat daya tawar dalam mengakses pendanaan berbasis pendanaan syariah, karena penyedia dana syariah memerlukan data keuangan yang terstruktur, transparan, dan realistis.
Komponen Utama dalam Proyeksi Keuangan
Dalam menyusun proyeksi keuangan yang utuh dan dapat digunakan sebagai rujukan strategis, terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan:
1. Laporan Laba Rugi Proyeksi
Berisi estimasi pendapatan dan biaya usaha dalam periode tertentu, biasanya satu hingga lima tahun ke depan. Komponen ini menunjukkan potensi profitabilitas usaha dan menjadi alat penting untuk menganalisis kinerja operasional secara finansial.
2. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow Projection)
Memberikan gambaran seberapa besar dana tunai yang akan masuk dan keluar dari perusahaan. Arus kas menjadi indikator utama dalam mengelola kebutuhan modal kerja dan menghindari masalah likuiditas.
Baca juga: Salut! Intip Kisah Jamune, Saat UKM Perempuan Melesat dengan Pembiayaan Syariah
3. Proyeksi Neraca (Balance Sheet Projection)
Mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas usaha. Proyeksi ini berguna untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dan melihat struktur pembiayaan yang digunakan.
Ketiga komponen tersebut harus disusun secara konsisten dan saling mendukung, agar gambaran keuangan bisnis dapat terlihat secara utuh.
Tips Praktis dalam Menyusun Proyeksi Keuangan UKM
Membuat proyeksi keuangan bukan sekadar meramal masa depan, tetapi menyusun skenario berdasarkan data historis dan asumsi yang masuk akal. Berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan:
1. Kumpulkan Data Keuangan Historis
Langkah awal adalah mengumpulkan data keuangan dari periode sebelumnya, seperti pendapatan bulanan, pengeluaran rutin, biaya operasional, serta aset dan kewajiban yang dimiliki. Semakin rinci dan akurat data yang tersedia, semakin tepat pula proyeksi yang dapat disusun.
2. Tentukan Asumsi Dasar Proyeksi
Misalnya, tingkat pertumbuhan penjualan tahunan, biaya produksi, kenaikan gaji karyawan, hingga inflasi. Asumsi ini sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasar dan tren industri agar proyeksi tetap realistis.
3. Gunakan Alat Bantu Digital
Spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Google Sheets sudah cukup bagi usaha kecil. Namun bagi usaha yang sudah berkembang, ada baiknya menggunakan software akuntansi yang mendukung fitur pembuatan proyeksi, terutama yang sesuai dengan prinsip keuangan perusahaan berbasis syariah.
Baca juga: Sat Set! 10 Tips Bikin Laporan Keuangan UMKM, Disiplin Usaha Pangkal Kaya!
4. Buat Proyeksi Jangka Pendek dan Jangka Menengah
Jangka pendek biasanya mencakup satu tahun ke depan, sementara jangka menengah dapat mencakup periode dua hingga lima tahun. Hal ini akan membantu dalam membuat strategi keuangan yang berkesinambungan dan menyesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan di masa depan.
5. Evaluasi dan Perbarui Secara Berkala
Proyeksi keuangan perlu ditinjau secara berkala. Perubahan dalam pasar, regulasi, atau strategi bisnis harus tercermin dalam dokumen proyeksi agar tetap relevan dan bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencanaan Keuangan sebagai Fondasi untuk Join di AKSES 2025
Perencanaan dan proyeksi keuangan bukan sekadar formalitas, tetapi bagian mendasar dari kesiapan bisnis untuk tumbuh dan dipercaya. Bagi pelaku UKM, dokumen ini menjadi bukti bahwa usaha Anda dikelola secara profesional, memiliki arah yang jelas, dan layak untuk didukung. Jika Anda ingin mendapatkan pendanaan yang sesuai prinsip halal dan transparan, menyusun proyeksi keuangan yang rapi adalah langkah awal yang tidak bisa diabaikan.
Lebih dari itu, kini Anda juga bisa bergabung dalam program AKSES 2025, hasil kolaborasi antara Kementerian Ekonomi Kreatif, Disparekraf DKI Jakarta, dan LBS Urun Dana. Program ini menyediakan pelatihan, pendampingan, dan akses pembiayaan berbasis syariah yang dirancang khusus untuk sektor ekonomi kreatif. Melalui AKSES 2025, proyeksi dan analisis keuangan Anda akan menjadi alat ukur utama dalam menentukan kelayakan usaha untuk didanai.
Jangan lewatkan kesempatan ini. Yuk, ikuti informasi terbarunya di Instagram @lbs.urundana dan mulai langkah pertama Anda menuju bisnis yang tumbuh besar, stabil, dan penuh keberkahan.