artikel
16 September 2025
Jebret! 6 Investasi Halal Murah Meriah, Trik Gacor Bikin Pemula Auto Suhu!
Berinvestasi ibarat menyalakan obor di tengah gelapnya jalan menuju masa depan. Cahaya yang dipancarkannya bisa menjadi penerang, sekaligus penuntun arah agar kita tidak tersesat. Bagi pemula, langkah pertama sering kali terasa menegangkan antara berani melangkah atau ragu berhenti.
Padahal, dengan pemahaman yang tepat dan pilihan instrumen yang bijak, investasi justru bisa menjadi jembatan menuju kemandirian finansial. Terlebih jika dijalankan melalui investasi halal, keuntungan yang diperoleh bukan hanya angka, tetapi juga ketenangan hati karena modal ditempatkan pada jalan yang bersih dan terhindar dari praktik merugikan.
Kenali Apa Itu Investasi?
Investasi pada dasarnya merupakan kegiatan menempatkan modal atau dana pada sebuah perusahaan dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan. Dari modal yang ditanamkan, investor biasanya memperoleh bagian hasil sesuai profit yang diperoleh perusahaan.
Menurut Ira Hasti dkk. (2021), investasi bisa menjadi salah satu solusi penting bagi generasi muda untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Sementara itu, I Made Adnyana (2020) dalam bukunya “Manajemen Investasi dan Portofolio” menjelaskan bahwa investasi adalah tindakan menempatkan sejumlah dana dengan tujuan memperoleh tambahan pendapatan atau keuntungan di masa depan. Intinya, investasi merupakan keputusan menunda konsumsi saat ini demi mendapatkan hasil yang lebih besar di kemudian hari.
Baca juga: Uwaw! Kenalan Dulu Sama Pajak Dividen, Invest Cuan Bebas Garukan!
Dalam praktiknya, kini banyak pilihan investasi yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memperhatikan prinsip halal. Investasi halal atau investasi syariah menjadi opsi menarik bagi mereka yang ingin memperoleh keuntungan sekaligus memastikan modal yang ditanamkan bebas dari riba dan praktik yang merugikan.
Bentuk-Bentuk Investasi
Investasi bukan lagi sekadar jargon finansial, melainkan sebuah keputusan besar yang bisa menentukan arah hidup seseorang. Ada banyak jalan untuk menanamkan modal, namun secara garis besar pilihan itu terbagi ke dalam dua bentuk utama.
Pertama, real asset. Bentuk investasi ini terasa nyata dan kasat mata, seperti emas yang nilainya terus terjaga, properti yang bisa diwariskan lintas generasi, hingga karya seni yang memiliki daya tarik tersendiri. Real asset kerap dianggap lebih stabil karena wujudnya jelas, meski tetap memerlukan pengelolaan yang bijak.
Kedua, financial asset. Bentuk ini bergerak di ranah keuangan dan lebih dinamis. Contohnya deposito, saham, sukuk, hingga reksa dana. Berinvestasi dalam financial asset dapat dilakukan secara langsung misalnya membeli saham perusahaan atau tidak langsung, melalui produk investasi yang sudah dikurasi dalam sebuah portofolio.
Namun, pilihan bentuk aset bukanlah satu-satunya pertimbangan. Cara mengelola portofolio juga menentukan hasil akhirnya. Ada dua pendekatan besar:
1. Investasi aktif (active investment style), di mana investor meyakini pasar seringkali keliru dalam menentukan harga. Dari “kesalahan” inilah mereka mencari peluang, biasanya dengan analisis fundamental dan teknikal.
2. Investasi pasif (passive investment style), yang berpijak pada keyakinan bahwa pasar sudah menilai dengan benar. Investor pasif cenderung membiarkan portofolionya berjalan jangka panjang, mengutamakan kestabilan dan meminimalkan risiko.
Pada akhirnya, bentuk investasi apa pun yang dipilih tidak hanya soal mengejar angka keuntungan. Ada nilai, ada prinsip, dan ada tanggung jawab moral di balik setiap rupiah yang ditanamkan. Di sinilah pentingnya menyesuaikan investasi dengan keyakinan dan visi hidup agar hasil yang diperoleh bukan sekadar cuan, tetapi juga berkah bagi diri sendiri maupun masyarakat.
7 Tips Memulai Investasi
Keputusan investasi bukanlah sesi adalah sebuah perjalanan panjang, berliku, dan terus berulang hingga tercapai hasil terbaik. Ibarat membangun jembatan menuju masa depan, setiap tahap yang dilewati menentukan seberapa kokoh pijakan Anda untuk melangkah lebih jauh.
1. Tetapkan Tujuan
Segala sesuatu dimulai dari tujuan. Tentukan arah investasi sejak awal, apakah ingin hasil cepat dalam jangka pendek sebagai tambahan penghasilan, atau membangun pondasi jangka panjang seperti dana pendidikan anak dan persiapan pensiun. Tujuan yang jelas akan menjadi kompas dalam setiap keputusan berikutnya.
2. Kenali Profil Risiko
Setiap investor memiliki karakter berbeda. Ada yang berani menghadapi risiko tinggi demi peluang keuntungan besar, ada pula yang lebih nyaman dengan pilihan konservatif. Memahami profil risiko sangat penting karena akan menentukan instrumen yang dipilih dan strategi yang digunakan.
Baca juga: Antum Muslim? 8 Cara Pilih Aplikasi Investasi Halal, Cuan Berkah Dalam Genggaman!
3. Tentukan Dana Investasi
Modal harus ditetapkan secara tegas sesuai kemampuan finansial. Investasi tidak boleh mengorbankan kebutuhan pokok ataupun dana darurat. Dengan menentukan jumlah dana sejak awal, investor dapat menjaga keseimbangan antara keamanan keuangan harian dan rencana pertumbuhan aset.
4. Pilih Instrumen Investasi
Instrumen bisa berupa real asset seperti emas dan properti, atau financial asset seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Bagi pemula, instrumen halal atau investasi syariah seperti sukuk ritel atau saham syariah menjadi pilihan menarik karena selain potensial memberikan keuntungan, juga menghadirkan ketenangan hati.
5. Susun Strategi Portofolio
Portofolio adalah peta jalan investasi. Strateginya bisa aktif dengan terus menganalisis pasar untuk mencari peluang, atau pasif dengan pendekatan jangka panjang yang lebih stabil. Susunan portofolio harus sesuai dengan tujuan dan profil risiko yang sudah ditentukan sebelumnya.
6. Lakukan Diversifikasi
Prinsip klasik dalam investasi: jangan menaruh semua telur di satu keranjang. Diversifikasi berarti menyebar modal ke berbagai instrumen agar risiko tidak terkonsentrasi. Dengan kombinasi yang tepat, kerugian di satu aset bisa tertutupi oleh keuntungan di aset lainnya.
7. Evaluasi dan Perbaiki
Investasi tidak berhenti setelah portofolio terbentuk. Kinerja perlu dipantau secara berkala untuk melihat apakah hasilnya sesuai dengan target awal. Jika ada penyimpangan, lakukan perbaikan strategi. Evaluasi berkesinambungan inilah yang akan menjaga investasi tetap relevan dan menguntungkan dalam jangka panjang.
5 Investasi Modal Kecil untuk Pemula
Siapa bilang berinvestasi harus menunggu kaya dulu? Dengan modal ratusan ribu rupiah saja, pintu menuju masa depan finansial sudah bisa dibuka. Berikut deretan instrumen investasi yang ramah kantong, tapi tetap menjanjikan.
1. Sukuk
Inilah primadona investasi halal. Sukuk bukan sekadar surat berharga syariah, tapi juga jalan untuk ikut membangun usaha nyata. Di platform securities crowdfunding seperti LBS Urun Dana, cukup dengan Rp500 ribu sudah bisa menanamkan modal di bisnis padat karya yang prospektif. Keuntungan finansial didapat, keberkahan juga ikut mengalir.
2. Reksadana
Praktis dan terjangkau. Dengan modal mulai Rp100 ribu, dana dikelola manajer investasi profesional yang sudah paham seluk-beluk pasar. Pilihannya beragam, ada reksadana pasar uang, pendapatan tetap, hingga reksadana syariah. Cocok untuk pemula yang ingin belajar tanpa pusing mengatur portofolio sendiri.
Baca juga: Edan! 5 Jurus Diversifikasi Portofolio, Jadi Investor Sultan Raih Panen Cuan!
3. Emas
Si klasik yang tak pernah kehilangan pesona. Harga emas cenderung stabil, bahkan jadi benteng saat ekonomi goyah. Kini lewat platform digital, emas bisa dibeli mulai dari Rp10 ribu. Rasanya seperti menabung, tapi dengan nilai yang terus bertumbuh.
4. Saham
Kini siapa pun bisa jadi “pemilik perusahaan”. Modal mulai Rp100 ribu sudah cukup untuk masuk ke pasar saham. Potensi cuannya besar, baik dari dividen maupun kenaikan harga, meski tentu risikonya juga lebih tinggi. Bagi yang siap belajar, saham bisa jadi tiket masuk menuju kebebasan finansial.
5. Saham Syariah
Untuk yang ingin tetap tenang secara hati, saham syariah adalah pilihan tepat. Sama-sama bisa dimulai dari Rp100 ribu, namun perusahaannya sudah dikurasi agar sesuai dengan prinsip halal. Jadi selain potensi keuntungan, ada rasa aman karena bebas dari riba dan bisnis yang meragukan. Inilah kombinasi antara cuan dan keberkahan.
6. Deposito Syariah
Kalau butuh pilihan aman dan konservatif, deposito syariah bisa dipertimbangkan. Modal awal sekitar Rp1 juta sudah cukup untuk menaruh dana dalam akad yang sesuai syariat. Return memang tidak sebesar saham atau sukuk, tapi stabil dan minim risiko. Cocok untuk pemula yang ingin belajar disiplin menanam dana.
Masa depan yang cerah tidak datang dengan sendirinya. Ia butuh keputusan berani dan arah yang benar. Investasi halal bisa menjadi suluh yang menyalakan semangat sekaligus menjaga langkah tetap bersih dari praktik merugikan.
LBS Urun Dana memberi ruang bagi siapa pun untuk ikut serta, lewat sukuk dan saham dari perusahaan halal serta padat karya. Lebih dari 12 ribu orang telah memilih jalannya. Kini waktunya Anda menyalakan cahaya sendiri. Cus, invest sekarang dan biarkan terang itu membimbing langkah menuju masa depan yang lebih cerah!