artikel
20 Agustus 2025
Sikat! Ini 7 Aplikasi Andalan UMKM, Banjir Orderan Tsunami Cuan
UMKM zaman sekarang jelas berbeda dengan UMKM dulu yang hanya mengandalkan cara jualan tradisional. Peluang untuk naik kelas terbuka lebar, apalagi kalau berani memanfaatkan teknologi. Bayangkan, jumlah UMKM di Indonesia sudah mencapai 66 juta unit usaha per Mei 2025, naik dari 64,2 juta di akhir 2024. Angka ini menunjukkan betapa besar potensi yang bisa digarap.
Sayangnya, menurut Alokop.id, lebih dari 50 juta UMKM masih belum tersentuh digitalisasi. Padahal, OJK Jawa Tengah sebagaimana dikutip Antara sudah berkali-kali mengingatkan pentingnya UMKM melek digital, bukan cuma untuk memperluas pasar tapi juga supaya terhindar dari risiko penipuan. Jadi, kenapa masih ada pelaku UMKM yang “alergi” dengan teknologi?
Mengapa UMKM Kesulitan Mengakses Teknologi dan Digitalisasi?
UMKM di Indonesia hari ini menghadapi tantangan baru. Jika dulu cukup mengandalkan cara jualan tradisional, kini pelaku usaha dituntut untuk lebih adaptif agar tidak tertinggal. Digitalisasi UMKM menjadi salah satu kunci penting untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah agar bisa naik kelas.
Namun, kenyataannya masih banyak UMKM kesulitan mengakses teknologi. Kendala ini membuat sebagian besar pelaku usaha belum bisa memaksimalkan peluang besar dari pasar digital. Lalu, apa penyebabnya?
1. Merasa Puas Diri
Banyak pelaku UMKM merasa bisnisnya sudah cukup berjalan baik tanpa harus masuk ke ranah digital. Pola pikir ini membuat mereka ragu untuk berinovasi, padahal pasar semakin kompetitif.
2. Akses Teknologi Terbatas
Infrastruktur digital di Indonesia belum merata. UMKM di daerah kepulauan atau pelosok sering kesulitan mendapatkan jaringan internet yang stabil, sehingga pemanfaatan teknologi bisnis menjadi terhambat.
Baca juga: Auto Naik Kelas! Ini Cara Securities Crowdfunding Menjadi Solusi Pendanaan bagi UMKM!
3. Takut Biaya Investasi Mahal
Ada kekhawatiran bahwa beralih ke teknologi memerlukan modal besar. Dari pembelian perangkat, software, hingga pelatihan, semua dianggap membebani. Padahal, banyak solusi digitalisasi UMKM yang justru terjangkau.
4. Kurangnya Literasi Digital
Tidak sedikit UMKM yang memiliki perangkat seperti smartphone atau komputer, tetapi belum paham cara menggunakannya untuk mengelola bisnis. Minimnya literasi digital membuat teknologi belum bisa dimanfaatkan optimal.
5 Manfaat Teknologi untuk UMKM Naik Kelas
Meski penuh tantangan, manfaat teknologi bagi UMKM sangat besar. Dengan memanfaatkan digitalisasi UMKM, pelaku usaha bisa:
1. Meningkatkan Penjualan Lewat Platform Digital
Marketplace, media sosial, dan website membuat produk UMKM lebih mudah dikenal, bahkan bisa menembus pasar internasional.
2. Manajemen Keuangan dan SDM Lebih Teratur
Aplikasi pencatatan keuangan, stok barang, hingga HR membantu UMKM bekerja lebih efisien. Proses yang tadinya manual bisa lebih cepat, akurat, dan minim kesalahan.
3. Membuka Peluang Ekspansi dan Ekspor
Teknologi memberi peluang bagi UMKM untuk kolaborasi dengan mitra, memperluas jaringan distribusi, ekspansi usaha hingga membuka akses ke pasar ekspor.
4. Analisis Bisnis dengan Data dan AI
Dengan bantuan data dan analitik, UMKM dapat memahami tren pasar dan perilaku konsumen. Bahkan teknologi AI bisa membantu membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.
5. Akses Informasi Pendanaan Syariah
Teknologi mempermudah UMKM menemukan sumber pendanaan, termasuk pendanaan syariah yang aman dari riba. Mulai dari berbasis securities crowdfunding yakni solusi pendanaan terbaik UMKM maupun lembaga lainnya, tetapi akses ini membantu usaha tumbuh sehat dan berkelanjutan.
7 Teknologi Aplikasi yang Membantu UMKM
Teknologi ada banyak macamnya, tetapi untuk UMKM teknologi atau aplikasi yang dapat membantu mereka untuk melesat meraih mimpi bisnis. Berikut adalah beberapa jenis teknologi yang paling bermanfaat untuk mendukung transformasi digitalisasi UMKM:
1. Sistem Point of Sale (POS) Modern
POS digital saat ini lebih dari sekadar mesin kasir. Teknologi ini bisa mencatat seluruh transaksi penjualan, memantau persediaan barang, hingga menyajikan laporan keuangan harian secara otomatis. POS membantu mengontrol arus kas dan stok barang dengan real-time, sehingga keputusan bisnis bisa lebih cepat dan tepat.
2. Marketplace dan Platform E-commerce
Masuk ke platform e-commerce atau membangun toko online sendiri menjadi jalan bagi UMKM untuk memperluas pasar tanpa batas geografis. Dengan teknologi ini, produk bisa dijual ke konsumen dari berbagai daerah bahkan luar negeri, tanpa perlu biaya besar untuk membuka cabang fisik.
3. Media Sosial dan Tools Digital Marketing
Instagram, TikTok, Facebook, hingga YouTube kini menjadi lapak promosi paling efektif bagi UMKM. Ditambah dengan alat bantu seperti Canva, Meta Business Suite, atau Google Ads, pelaku usaha bisa membangun brand awareness, menjangkau target pasar yang lebih spesifik, dan meningkatkan penjualan dengan biaya relatif terjangkau.
4. Aplikasi Keuangan dan Akuntansi
Mengatur keuangan adalah tantangan klasik bagi UMKM. Software akuntansi membantu mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laba rugi dengan rapi. Laporan keuangan yang akurat membuat pelaku usaha bisa mengambil keputusan berbasis data, sekaligus meningkatkan kepercayaan jika ingin mengajukan pinjaman atau pendanaan.
Baca juga: Gaspol Dagang! Ini 5 Alasan Kenapa Pendanaan Syariah Aman untuk UMKM
5. Aplikasi Manajemen Inventaris
Bagi UMKM yang mengelola banyak produk, aplikasi stok barang menjadi penyelamat. Teknologi ini mencegah risiko kelebihan persediaan (overstock) atau justru kehabisan barang. Hasilnya, operasional usaha jadi lebih terkontrol dan pelanggan tetap terlayani dengan baik.
6. Sistem Pembayaran Digital
Payment gateway, QRIS, hingga dompet digital kini sudah menjadi standar dalam bertransaksi. Selain memberi kenyamanan bagi pelanggan, sistem pembayaran modern membuat UMKM terlihat lebih profesional, cepat, dan aman dalam mengelola transaksi.
7. Cloud Storage dan Aplikasi Kolaborasi
Google Drive, Dropbox, hingga Google Workspace memungkinkan pelaku UMKM menyimpan dokumen penting secara aman di cloud. Selain itu, aplikasi kolaborasi juga memudahkan koordinasi dengan tim maupun mitra bisnis, bahkan jika mereka bekerja dari lokasi yang berbeda.
Dengan memanfaatkan berbagai teknologi untuk UMKM di atas, pelaku usaha bisa meningkatkan produktivitas, memperluas pasar, dan memperkuat daya saing. Digitalisasi bukan lagi pilihan tambahan, tetapi kebutuhan utama agar UMKM bisa naik kelas dan bertahan di tengah persaingan bisnis modern.
UMKM Melek Teknologi, Lawan Riba Harga Mati!
UMKM hari ini menghadapi tantangan ganda: harus lincah mengikuti perkembangan teknologi sekaligus menjaga usahanya tetap sehat tanpa terjerat riba. Untuk menjawab kebutuhan itu, Entrepreneur Hub Finance (EHF) hadir dengan solusi lengkap, bukan hanya akses modal, tapi juga pendampingan usaha yang terarah berbasis prinsip syariah.
Program ini lahir dari kolaborasi Kementerian UMKM RI bersama LBS Urun Dana, dirancang untuk mempercepat laju pertumbuhan UMKM lewat pembiayaan yang aman, transparan, dan terstruktur. Tidak berhenti pada pendanaan, EHF juga menghadirkan literasi keuangan, bimbingan bisnis, serta ekosistem pendukung yang membantu pelaku usaha tumbuh lebih berkelanjutan.
Baca juga: Jemput Rezeki! Entrepreneur Hub Finance Buka Peluang Modal Halal UMKM Berjaya!
Sepanjang perjalanan hingga 2025, EHF telah menyalurkan lebih dari Rp224,3 miliar dana syariah, yang memberi manfaat nyata bagi ratusan UMKM dalam memperkuat fondasi bisnis mereka. Misinya jelas: melahirkan lebih banyak pengusaha yang profesional, amanah, dan berdaya saing, sekaligus membawa dampak positif bagi perekonomian umat.
Saatnya usaha Anda naik kelas! Bergabunglah bersama EHF dan wujudkan bisnis yang lebih kuat, sehat, dan penuh keberkahan.