berita
4 September 2025
Hadeh! BI “Tanggung” Utang Pemerintah, Asta Cita Diguyur Triliunan Rupiah!
Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Keuangan kembali menerapkan skema burden sharing atau berbagi beban untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita. Skema ini ditempuh lewat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dalam jumlah besar di pasar sekunder, berbeda dengan masa Covid-19 yang dilakukan di pasar primer.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, pola burden sharing kali ini dilakukan dengan pembagian beban bunga utang. Artinya, biaya bunga atas penerbitan SBN untuk program Perumahan Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih dibagi rata antara BI dan Pemerintah. Perhitungan ini sudah disesuaikan dengan dana pemerintah yang ditempatkan di lembaga keuangan domestik.
Secara teknis, BI memberikan tambahan bunga pada rekening Pemerintah di BI. Mekanisme ini sejalan dengan peran BI sebagai kasir negara sebagaimana diatur dalam UU Bank Indonesia dan UU Perbendaharaan Negara.
Baca juga: Kronis! RAPBN 2026 Membengkak, Rp600 Triliun untuk Bayar Bunga Utang Riba!
“Tambahan bunga dari BI tetap konsisten dengan kebijakan moneter yang hati-hati. Tujuannya menjaga stabilitas ekonomi sekaligus memberi ruang fiskal agar Pemerintah bisa mendorong pertumbuhan dan meringankan beban masyarakat,” jelas Denny sebagaimana dikutip dari CNBC pada Kamis (4/9/2025).
Kenapa BI Dukung Program Prabowo?
Sejak awal 2025 hingga Agustus, pembelian SBN oleh BI untuk mendukung program Asta Cita presiden sudah mencapai Rp200 triliun, termasuk Rp150 triliun melalui pasar sekunder dan program debt switching. Dukungan ini disebut tetap menjaga disiplin pasar serta mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Pemerintah menargetkan dana tersebut langsung menopang program ekonomi kerakyatan seperti Perumahan Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Sementara BI mendukung lewat pembelian SBN di pasar sekunder dan pembagian beban bunga.
Selain itu, BI juga menyiapkan bauran kebijakan lain. Hingga akhir Agustus 2025, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) telah mencapai Rp384 triliun. BI juga mendorong digitalisasi sistem pembayaran untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi likuiditas, posisi instrumen moneter SRBI diturunkan dari Rp923 triliun di awal tahun menjadi Rp715 triliun pada akhir Agustus. BI Rate pun sudah dipangkas 125 basis poin sejak September 2024 ke level terendah sejak 2022. Di sisi lain, stabilisasi nilai tukar rupiah diperkuat melalui intervensi pasar baik domestik maupun internasional.
Denny menegaskan, sinergi kebijakan fiskal dan moneter ini akan terus diperkuat agar sejalan dengan program Asta Cita presiden, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Risiko BI Dukung Program Prabowo
Risiko utama dari intervensi BI lewat burden sharing adalah potensi munculnya persepsi bahwa bank sentral terlalu jauh menanggung beban fiskal. Jika hal ini terjadi, kepercayaan investor bisa tergerus dan berpengaruh pada minat asing terhadap SBN, yang pada akhirnya memicu volatilitas rupiah.
Selain itu, injeksi likuiditas dalam jumlah besar berisiko mendorong inflasi apabila kenaikan permintaan tidak seimbang dengan kapasitas produksi di sektor riil. Tantangan lainnya adalah menjaga keseimbangan antara dorongan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas makro.
Baca juga: Kacau! Utang Paylater Tembus Rp22 Triliun, Hidup Sengsara Dijerat Riba!
BI perlu memastikan penurunan BI Rate dan tambahan likuiditas benar-benar tersalurkan ke sektor produktif, bukan hanya mendorong konsumsi spekulatif. Di sisi lain, koordinasi erat dengan pemerintah harus tetap memperhatikan independensi moneter agar tidak menimbulkan kesan dominasi fiskal terhadap kebijakan bank sentral.
Berkaca dari kebijakan BI ini, penting bagi Anda untuk tetap menjaga stabilitas usaha dengan menghindari jeratan utang riba. Langkah bijak bisa dimulai dengan mencari pendanaan syariah yang transparan dan berkeadilan melalui LBS Urun Dana.
Platform securities crowdfunding yang amanah dan terpercaya ini telah menyalurkan lebih dari Rp230 miliar untuk mendukung pertumbuhan bisnis halal di Indonesia. Ajukan pendanaan Anda sekarang dan rasakan manfaat berkembang bersama LBS Urun Dana.