berita
18 Maret 2025
IHSG Ambruk 5%! Bursa Efek Hentikan Perdagangan Sementara!
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I Selasa (18/3/2025), mengalami penghentian sementara atau trading halt pada Selasa (18/03/2025). Hal ini terjadi setelah IHSG hari ini merosot tajam 5,02% ke level 6.146,91 atau salah satu yang terburuk sejak krisis 2020 akibat pandemi Covid-19.
Dikutip dari Bloomberg Technoz transaksi saham didominasi oleh aksi jual dengan volume mencapai 12,65 miliar saham dan nilai transaksi Rp7,89 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 707 ribu kali.
Sedangkan secara umum menurut data dari CNBC, sebanyak 581 saham turun, 105 naik, dan 271 stagnan dengan nilai transaksi mencapai Rp3,39 triliun dalam 748 ribu transaksi. Seluruh sektor berada di zona merah, dengan sektor utilitas anjlok 12,2% dan bahan baku turun 9,82%.
Baca juga: Berkah Bersama! Begini Cara LBS Urun Dana Bantu Investor & Pengusaha Naik Kelas!
DCI Indonesia (DCII) menjadi kontributor terbesar terhadap pelemahan IHSG hari ini dengan dampak 38,24 indeks poin. Saham milik Prajogo Pangestu seperti Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA) juga memberikan tekanan besar dengan masing-masing mengurangi 30,27 dan 29,71 indeks poin. Bank-bank besar Indonesia turut terkoreksi, memperburuk pelemahan indeks.
Faktor Penyebab Anjloknya IHSG
Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menyoroti bahwa pelemahan ekonomi domestik turut berkontribusi terhadap IHSG anjlok. Daya beli masyarakat menengah melemah, penerimaan pajak rendah, dan depresiasi rupiah semakin menekan pasar. Deflasi tahunan pada Februari 2025 menjadi yang terparah dalam 25 tahun terakhir, menambah kekhawatiran investor.
Lionel Priyadi dari Mega Capital Sekuritas menyebut risiko politik serta faktor musiman menjelang Lebaran turut membuat investor lebih memilih memegang uang tunai dibandingkan saham, sehingga IHSG anjlok dan dihentikan sementara.
Meskipun IHSG anjlok, analis tetap optimis dengan fundamental ekonomi Indonesia. Erwin Supandi, Head of Equity Retail HP Sekuritas, menilai koreksi ini bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang. Dengan sentimen negatif yang masih membayangi, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi dan memperhatikan faktor makroekonomi yang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Baca juga: Makin Melesat! Ini 4 Tren dan Inovasi Digital dalam Pendanaan Syariah
Di tengah ketidakpastian pasar saham yang ditandai dengan anjloknya IHSG, investor dapat mempertimbangkan pilihan investasi yang lebih stabil dan berbasis ekonomi riil melalui securities crowdfunding seperti LBS Urun Dana.
Saat ini LBS Urun Dana sedang membuka Pasar Sekunder yang menghadirkan peluang investasi saham dari penerbit di sektor riil yang bebas riba, gharar, dan dzalim.
Dengan pergerakan yang dinamis dan animo besar, ini adalah momen tepat untuk berinvestasi saham di LBS Urun Dana. Jangan lewatkan kesempatan ini! Pasar Sekunder masih dibuka hingga 21 Maret 2025. Yuk investasi saham sekarang!