berita
4 Agustus 2025
Ngeri! Preman Ganggu Kawasan Industri, Investor Kabur, PHK Naik?
Investasi di Indonesia menghadapi tantangan serius. Bukan hanya dari ketidakpastian global atau fluktuasi pasar saham, tetapi juga dari ancaman yang justru muncul di dalam negeri. Premanisme atau aksi preman brutal dan ketidakstabilan keamanan di kawasan industri membuat iklim investasi Indonesia terganggu.
Potensi masuknya investasi asing berisiko batal hanya karena persoalan keamanan yang tak kunjung dituntaskan. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sanny Iskandar, menyebut bahwa keberadaan preman di kawasan industri menjadi penyebab langsung lesunya aktivitas produksi.
Bukan hanya mengganggu jalannya usaha, situasi ini bahkan berdampak pada tingkat penyerapan tenaga kerja. Banyak perusahaan yang gagal berkembang hingga akhirnya memilih opsi terakhir: pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Mengapa Premanisme Menyebabkan Investasi Kabur?
Beberapa wilayah disebut sebagai titik rawan. Tangerang, Bekasi, Karawang, Subang, hingga Kepulauan Riau menjadi contoh kawasan yang dinilai tidak ramah investasi. Gangguan keamanan di lokasi-lokasi ini menciptakan ketakutan dan ketidakpastian.
Investor yang semula antusias mulai menarik diri. Bukan hanya kerugian operasional yang dirasakan pelaku usaha, negara pun kehilangan peluang masuknya modal yang bisa menggerakkan ekonomi secara luas.
Baca juga: Serem! 70% Hotel & Restoran Jakarta Ramai-ramai PHK Karyawan
Tekanan di sektor usaha pun mulai tercermin dari angka pemutusan hubungan kerja. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 42.385 pekerja terkena PHK sepanjang kuartal I-2025. Angka ini melonjak 32,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jawa Tengah mencatat PHK terbanyak dengan 10.995 kasus, diikuti oleh Jawa Barat dan Banten. Situasi ini menciptakan beban baru bagi ekonomi nasional yang masih dalam masa pemulihan.
Dikutip dari CNBC pada Senin (4/8/2025), Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menegaskan bahwa lonjakan PHK ini bukan fenomena musiman. Ia menyebutkan hasil survei internal yang menunjukkan bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja masih terus berjalan.
Fenomena premanisme investasi di Indonesia bukan kejadian insidental, melainkan tren yang menuntut respons kebijakan yang tegas dan sistematis.
BPJS Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 150 ribu pekerja telah mengalami PHK sepanjang Januari hingga Juni 2025. Lebih dari 100 ribu di antaranya sudah mengajukan klaim manfaat jaminan. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya dampak gangguan iklim usaha terhadap struktur ketenagakerjaan nasional.
Investasi Halal Tawarkan Transparansi dan Keadilan
Di tengah fluktuasi global dan ancaman domestik, pendekatan investasi yang berbasis prinsip syariah atau investasi halal menawarkan solusi berkelanjutan. Investasi halal bukan hanya soal bebas riba.
Investasi ini juga menjunjung tinggi transparansi, keadilan, dan kemitraan produktif yang saling menguntungkan. Instrumen seperti sukuk dan saham menjadi pilihan yang semakin relevan bagi investor yang mencari keberkahan sekaligus dampak nyata bagi ekonomi.
Baca juga: Ironis! Realisasi Investasi Indonesia Capai Ratusan Triliun, Tapi PHK Membludak!
Apalagi investasi halal kini semakin mudah melalui LBS Urun Dana, securities crowdfunding yang mendukung UKM produktif melalui skema investasi 100% bebas riba dan haram lainnya.
Mulai dari Rp500 ribu, Anda tidak hanya berpotensi meraih keuntungan tetapi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tenang, semua transaksi halal di LBS Urun Dana diawasi oleh OJK dan Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi MA, jadi insya Allah berkah. Gabung dengan 12 ribu lebih investor lainnya, daftar dan isi KYC untuk raih peluang investasi produktif bersama LBS Urun Dana.