investasi
3 Januari 2025
Startup Indonesia Banyak yang Bangkrut di Tahun 2024, Ini Penyebabnya!
Di tahun 2024, sejumlah startup bangkrut atau mengalami masalah internal yang cukup besar. Masalah utama yang dihadapi banyak startup ini adalah pengelolaan modal kerja yang buruk, yang menyebabkan kesulitan dalam menjaga likuiditas dan kelangsungan operasional.
Meskipun beberapa startup memiliki model bisnis yang menarik, banyak yang gagal mengatur cash flow dengan baik, sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pendanaan yang mendesak. Akibatnya, mereka terpaksa menghadapi kenyataan pahit berupa kebangkrutan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Daftar Startup Indonesia yang Bangkrut
Berdasarkan informasi dari @Consumeri_id dan CNBC tahun 2024 menjadi salah satu tahun penuh tantangan bagi ekosistem startup Indonesia. Beberapa startup yang sebelumnya dianggap menjanjikan justru harus menghadapi kenyataan pahit berupa kebangkrutan dan masalah internal.
Masalah utama yang dihadapi mayoritas startup ini melibatkan manajemen modal kerja yang buruk, ketergantungan pada pendanaan eksternal, serta ketidakmampuan beradaptasi dengan dinamika pasar. Berikut adalah daftar startup dan bermasalah, beserta penyebab di balik kondisi tersebut.
1. Investree
Startup bangkrut 2024 ini kehilangan izin operasional dari OJK pada Oktober 2024 setelah gagal memenuhi persyaratan ekuitas minimum dan standar tata kelola. Masalah utama yang menimpa Investree adalah tingginya tingkat kredit macet (Non-Performing Loans/NPL), yang disebabkan oleh kesalahan dalam analisis risiko peminjam.
Ketergantungan yang besar pada pendanaan eksternal juga melemahkan kemampuan mereka untuk menjaga arus kas internal, sehingga sulit untuk bertahan di tengah persaingan.
2. TaniFund
Startup Indonesia yang bangkrut ini dicabut izinnya oleh OJK pada Mei 2024 akibat kegagalan memenuhi ketentuan ekuitas minimum. Tingginya tingkat NPL di sektor agrikultur menjadi masalah utama, terutama karena risiko yang tinggi terkait cuaca buruk dan gagal panen.
Selain itu, ketidakmampuan mengevaluasi kelayakan kredit petani serta struktur pendanaan yang terlalu bergantung pada investor institusi besar turut memperburuk kondisi keuangan TaniFund.
3. CoHive
Dinilai sebagai salah satu pionir coworking space, CoHive dinyatakan bangkrut pada awal 2024 karena gagal memenuhi kewajiban finansialnya. Dampak pandemi masih terasa kuat, dengan pergeseran ke model kerja remote yang mengurangi kebutuhan coworking space.
Selain itu, strategi ekspansi yang terlalu agresif tanpa analisis mendalam terhadap permintaan pasar membuat startup bangkrut ini terjebak dengan banyak lokasi yang tidak menghasilkan keuntungan.
4. GoViet
Beroperasi di Vietnam sebagai bagian dari ekosistem transportasi online, GoViet menutup operasionalnya pada September 2024. Penyebab utamanya adalah persaingan yang sangat ketat dengan pemain lokal seperti Grab, yang lebih agresif dalam promosi.
Ekspansi regional yang terlalu cepat tanpa pemahaman mendalam tentang karakteristik pasar Vietnam menjadi salah satu kesalahan strategis terbesar yang mengantarkan GoViet pada kegagalan dan masuk dalam daftar startup bangkrut.
5. Zenius
Startup edutech Zenius, yang merupakan perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama, mengumumkan penghentian operasional sementara pada awal 2024. Langkah ini diambil setelah perusahaan menghadapi tantangan operasional yang signifikan, dan mempengaruhi kelangsungan bisnisnya.
Sebagai bagian dari proses ini, Zenius, salah satu startup Indonesia yang bangkrut pada 2024, menginformasikan keputusan tersebut melalui pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan belajar luring Primagama. Keputusan ini menjadi salah satu contoh dari banyak startup bangkrut 2024 yang menghadapi kesulitan dalam mengelola modal kerja dan menjalankan operasi mereka di tengah kondisi pasar yang sulit.
6. KoinP2P
Kesulitan likuiditas menjadi masalah utama bagi KoinP2P, yang menyebabkan startup ini menghadapi mengalami tantangan yang besar di tahun 2024. Ditambah lagi dengan lonjakan kredit macet dan penurunan pendapatan yang memperparah situasi.
Kemungkinan penyebab beberapa masalah tadi karena kegagalan dalam menerapkan sistem manajemen risiko yang efektif untuk menekan kredit macet, serta janji tingkat pengembalian tinggi kepada lender yang tidak realistis di tengah fluktuasi pasar.
7. eFishery
Tekanan finansial besar menghantam eFishery, yang sebelumnya dikenal sebagai startup inovatif di sektor akuakultur. Ekspansi besar-besaran yang tidak dibarengi dengan profitabilitas menjadi pemicu utama masalah. Model bisnis yang terlalu bergantung pada subsidi harga untuk menarik pelanggan, serta kurangnya diversifikasi pasar, membuat eFishery kesulitan menutupi biaya operasional yang terus membengkak.
Pembiayaan Syariah: Solusi untuk Dorong Pertumbuhan Startup
Salah satu solusi yang bisa membantu startup untuk menghindari nasib serupa adalah dengan memanfaatkan pembiayaan syariah. Pendanaan syariah atau pembiayaan syariah menawarkan akses keuangan yang lebih stabil dan sesuai dengan prinsip Islami, memungkinkan perusahaan untuk mengelola modal kerja dengan lebih bijak. Berikut ini 5 alasan kenapa pembiayaan syariah cocok untuk mendorong pertumbuhan bisnis startup:
1. Akses Modal Kerja yang Mudah dan Transparan
Pembiayaan syariah memungkinkan startup untuk mendapatkan modal kerja dengan mudah dan transparan. Apalagi masyarakat umum bisa menjadi investor dengan dana yang kecil, sehingga perusahaan rintisan tidak lagi harus bergantung pada pendanaan dari perbankan atau institusi besar.
Skema ini cocok untuk startup yang mengalami kesulitan likuiditas, yang menjadi salah satu penyebab utama beberapa startup bangkrut 2024 banyak terjadi di Indonesia.
2. Bebas Riba
Berbeda dengan pembiayaan konvensional, pembiayaan syariah tidak memberlakukan bunga atau riba untuk pemberian modal kerja. Sebagai gantinya, skema berbasis bagi hasil diterapkan.
Hal ini tentunya dapat mengurangi beban finansial startup sekaligus memastikan bahwa investor dan startup sama-sama diuntungkan. Pasalnya beban bunga yang terlalu tinggi seringkali menjadi penyebab runtuhnya arus kas dan membuat banyak startup bangkrut.
3. Memberikan Fleksibilitas dalam Modal dan Pendanaan
Skema pendanaan syariah yang dilakukan oleh securities crowdfunding memungkinkan startup untuk menentukan kebutuhan pendanaan sesuai dengan tahap bisnis mereka.
Pendekatan ini memberikan fleksibilitas lebih besar dalam pengelolaan modal kerja, sehingga startup dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis tanpa tekanan untuk segera membayar utang yang besar.
4. Prinsip Syariah Tingkatkan Kepercayaan Investor
Pendanaan syariah berbasis urun dana juga memiliki keunggulan dalam menarik kepercayaan investor, terutama di kalangan muslim. Prinsip syariah yang mengedepankan keadilan dan transparansi membuat model ini lebih dipercaya. Dengan meningkatnya kepercayaan, startup memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pendanaan yang stabil, membantu mereka menghindari kebangkrutan.
5. Membangun Ekosistem Bisnis yang Berkelanjutan
Kolaborasi antara investor dan startup menjadi kunci penting dalam menciptakan pertumbuhan jangka panjang, dan hal ini dapat terjadi dalam pembiayaan syariah. Model ini tidak hanya berorientasi pada profitabilitas, tetapi juga membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan, memungkinkan startup untuk berkembang meskipun menghadapi tantangan besar seperti yang dialami sejumlah startup bangkrut di 2024.
LBS Urun Dana Accelerate Startup Jadi Makin Tangguh
Melalui pembiayaan syariah berbasis securities crowdfunding, startup dapat memanfaatkan peluang untuk mengatasi kendala modal kerja dan mencegah kebangkrutan. LBS Urun Dana sebagai securities crowdfunding yang murni syariah siap berkolaborasi dengan startup untuk memperoleh pendanaan syariah melalui skema sukuk dan saham syariah.
LBS Urun Dana telah berpengalaman dalam memberikan pendanaan kepada ratusan pelaku usaha di seluruh Indonesia. Bahkan atas prestasinya, LBS Urun Dana memperoleh meraih penghargaan bergengsi dari Kementerian UMKM sebagai “Best Number of Disbursement” atau penyalur pembiayaan terbaik dari segi nominal yakni Rp64.580.218.401 kepada 207 wirausaha.
Penghargaan ini menjadi pengakuan atas kontribusi LBS Urun Dana sebagai platform securities crowdfunding dalam membantu wirausaha-wirausaha di Indonesia untuk mendapatkan dana syariah atau pembiayaan syariah.
Bagi Anda, pemilik startup silakan klik disini untuk memperoleh pendanaan syariah hingga Rp10 miliar untuk mengembangkan bisnis Anda jadi semakin tangguh.