artikel

calendar_today

21 Maret 2025

Awas Bangkrut! 7 Cara Kelola Uang Usai Ramadhan Agar Kocek Gak Boncos!

Mengelola keuangan setelah Ramadhan menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama setelah periode konsumtif selama bulan puasa dan perayaan Idul Fitri. Banyak pengeluaran ekstra yang terjadi, belanja kebutuhan puasa dan Lebaran, zakat, sedekah hingga biaya mudik. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi finansial bisa terganggu, bahkan dapat terjebak utang. 

Oleh karena itu, penting untuk segera menata kembali keuangan agar tetap stabil dan siap menghadapi kebutuhan mendatang. Mengelola keuangan pribadi pasca Ramadhan dapat dilakukan secara lebih terencana dan berkelanjutan. Berikut adalah 7 cara efektif dalam mengelola keuangan pribadi setelah Ramadhan agar tetap sehat dan terkendali.

1. Evaluasi Pengeluaran Ramadan dan Lebaran

Langkah pertama dalam mengelola keuangan adalah melakukan evaluasi terhadap semua pengeluaran selama bulan puasa dan Idul Fitri. Catat semua biaya yang dikeluarkan dan bandingkan dengan anggaran awal. Identifikasi apakah ada pemborosan yang bisa dihindari di tahun mendatang. Evaluasi ini akan membantu menentukan strategi dalam mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik untuk kedepannya.

2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

Setelah Ramadan, penting untuk kembali fokus pada pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan. Tagihan rutin, cicilan, dan kebutuhan pokok harus didahulukan daripada keinginan konsumtif seperti membeli barang mewah atau liburan yang tidak terencana. Mengelola keuangan pribadi dengan memisahkan kebutuhan dan keinginan akan membantu menjaga keseimbangan finansial pasca Ramadhan.

3. Segera Lunasi Utang Konsumtif

Jika selama Ramadan atau Lebaran ada utang konsumtif yang digunakan untuk belanja atau keperluan lainnya, segera alokasikan dana untuk melunasinya. Jangan biarkan utang menumpuk sehingga membebani keuangan di bulan-bulan berikutnya. Mengelola keuangan dengan memastikan utang tetap terkendali akan membantu menjaga kestabilan finansial jangka panjang.

4. Batasi Gaya Hidup Pasca-Lebaran

Ramadhan dan Idul Fitri seringkali menyebabkan perubahan gaya hidup yang lebih konsumtif. Oleh karena itu, setelah Lebaran, cobalah untuk kembali ke pola hidup yang lebih sederhana dan hemat. Misalnya, mengurangi makan di luar dan kembali memasak di rumah. Ini adalah langkah kecil namun berdampak besar dalam mengelola keuangan pribadi secara lebih efektif.

Baca juga: Rahasia Sukses Finansial! Begini Cara Memulai Investasi Syariah yang Berkah!

5. Siapkan Dana untuk Kebutuhan Mendatang

Banyak kebutuhan besar yang muncul setelah Ramadhan, seperti pembayaran uang sekolah anak, cicilan tahunan, atau persiapan keuangan untuk kurban menjelang Idul Adha. Agar keuangan tetap stabil, buatlah perencanaan keuangan yang matang dengan menyisihkan dana sejak awal. Mengelola keuangan dengan cara ini akan menghindarkan dari kondisi keuangan yang tidak stabil di masa depan.

6. Evaluasi dan Tingkatkan Sumber Penghasilan

Jika setelah Ramadhan kondisi keuangan terasa menipis, pertimbangkan untuk mencari sumber penghasilan tambahan. Bisa dengan membuka usaha sampingan, berinvestasi dan lain sebagainya. Dengan memiliki sumber pendapatan yang lebih variatif, mengelola keuangan pribadi akan menjadi lebih fleksibel dan stabil.

7. Alokasikan Kembali Dana untuk Tabungan dan Investasi

Setelah Ramadhan, saatnya kembali menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan investasi. Pastikan dana darurat tetap tersedia dan pertimbangkan investasi berbasis syariah seperti sukuk atau reksa dana syariah. Dengan strategi ini, mengelola keuangan pribadi akan lebih terarah dan tidak mudah terganggu oleh pengeluaran yang tidak terencana.

Dengan menerapkan strategi ini, Anda dapat lebih efektif dalam mengelola keuangan setelah Ramadhan, memastikan stabilitas finansial, dan tetap menjalani kehidupan sehari-hari tanpa khawatir terhadap masalah keuangan. Kunci utama dalam mengelola keuangan pribadi adalah disiplin, perencanaan yang matang, serta komitmen untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.

Baca juga: Ajib Bener! 10 Tips Biar THR Gak Cuma Numpang Lewat, Tapi Jadi Cuan!

Kelola keuangan lebih cerdas dengan berinvestasi pada instrumen yang halal dan menguntungkan. LBS Urun Dana menawarkan investasi sukuk dan saham, yang tidak hanya memberi potensi keuntungan tetapi juga keberkahan. Klik investasi disini dan wujudkan masa depan finansial yang maksimal! #KarenaNyamanItuDisini #TransaksiHalalItuDisini 

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.57/POJK.04/2020 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 27, kami menyatakan bahwa :

  • OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
  • INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.
  • PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2013 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID