berita
10 September 2025
Boom! 5 Arah Ekonomi Pasca Reshuffle Kabinet yang Bikin Investor Kalang Kabut!
Reshuffle kabinet Prabowo pada 8 September 2025 membawa efek besar ke pasar. Pencopotan Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan bukan hanya kejutan politik, tetapi juga mengguncang stabilitas fiskal yang selama ini ia jaga. Pergantian sosok yang dianggap sebagai simbol disiplin anggaran itu langsung memicu reaksi pasar, mulai dari koreksi IHSG hingga melemahnya rupiah.
Dikutip dari berbagai sumber, ada sejumlah dampak dan prediksi yang perlu dicermati setelah reshuffle kabinet Prabowo ini. Berikut 5 poin penting yang mencerminkan bagaimana perubahan komposisi menteri berpotensi mempengaruhi arah ekonomi Indonesia ke depan.
1. IHSG Terkoreksi Pasca Reshuffle
H+1 setelah dilantik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendapatkan tren negatif dengan melemah 100,50 poin atau sekitar 1,28 persen ke level 7.766,85. Saham-saham perbankan menjadi penekan utama. Hal ini menunjukkan kehati-hatian investor terhadap kredibilitas kebijakan fiskal di bawah Menkeu baru.
2. Rupiah Tertekan di Pasar Valas
Nilai tukar rupiah melemah lebih dari 1 persen hingga menyentuh Rp16.440 per dolar AS pada Selasa, 9 September 2025. Pelemahan ini menjadi sinyal serius bahwa pasar tengah menakar risiko pasca reshuffle kabinet dan kebijakan fiskal pemerintah.
Baca juga: Ngeri Kali! Sri Mulyani Out, Pasar Tersentak, Fiskal Dag-dig-dug!
Situasi tersebut memaksa Bank Indonesia melakukan intervensi ganda. Langkah itu ditempuh melalui pasar valas dan pasar obligasi sekaligus, demi menjaga kestabilan mata uang dan meredam gejolak yang berpotensi semakin melebar.
3. Risiko Capital Outflow Menguat
Menurut kajian Indef sebagaimana dikutip dari Bisnis Indonesia pada Rabu (10/9/2025), beban bunga utang pemerintah sudah menembus Rp550 triliun per tahun. Situasi ini membuat pasar sangat sensitif terhadap sinyal pelebaran defisit. Jika disiplin fiskal longgar
Rancangan APBN 2026 dinilai terlalu ambisius, terutama dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperkirakan membutuhkan anggaran Rp460 triliun sebagaimana diungkap oleh lembaga analis Charta Politika dikutip dari CNA. Tanpa evaluasi menyeluruh, kebijakan belanja besar ini bisa membebani APBN dan menggerus kepercayaan pasar.
4. Pasar Obligasi Mulai Bergejolak
Pasar obligasi ikut terkena dampak reshuffle kabinet. Investor menunjukkan sikap hati-hati sehingga membuat imbal hasil obligasi naik. Situasi ini menambah tekanan pada stabilitas pasar keuangan Indonesia secara keseluruhan.
5. Kredibilitas Fiskal Jadi Taruhan
Selama menjabat, Sri Mulyani dikenal identik dengan disiplin anggaran yang mendapat apresiasi tinggi dari pelaku pasar internasional. Reputasinya sebagai penjaga kredibilitas fiskal membuat Indonesia dinilai mampu menjaga stabilitas di tengah gejolak global.
Dengan masuknya Purbaya Yudhi Sadewa, pasar kini menunggu langkah konkret. Pertanyaannya, apakah ia akan menjaga konsistensi fiskal seperti pendahulunya atau justru menjadi pelaksana agenda belanja politik Presiden. Kredibilitas fiskal Indonesia kini sedang diuji di mata investor global.
Baca juga: Aje Gile! 3 Penyebab Cadangan Devisa RI Nyusut, Utang Jadi Biang Kerok?
Reshuffle kabinet Prabowo bukan hanya soal pergeseran kursi, tetapi juga menjadi sinyal besar bagi arah ekonomi nasional. Reaksi awal pasar menunjukkan kewaspadaan tinggi dengan gerakan IHSG dan rupiah yang mencerminkan sikap hati-hati investor.
Jika Menteri Keuangan yang baru tidak segera memberi kepastian mengenai disiplin anggaran, risiko gejolak keuangan dan potensi eksodus modal bisa meningkat dalam waktu dekat. Kondisi ini menjadikan reshuffle sebagai ujian penting bagi kredibilitas fiskal Indonesia.






