berita
14 Mei 2025
Damai! Perang Dagang AS-China Segera Berakhir, Investasi Makin Bergairah
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China menunjukkan tanda-tanda akan berakhir secara damai. Perang dagang adalah konflik ekonomi antarnegara yang saling mengenakan hambatan dagang, seperti tarif impor tinggi.
Tarif impor Amerika terhadap produk China sempat mencapai 145%, bahkan ada yang dikenakan hingga 245%. Sebagai balasan, China juga menetapkan tarif impor sebesar 125% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat.Ketegangan ini dimulai sejak masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan berlanjut hingga beberapa tahun kemudian.
Pada Minggu (11/5/2025), pembicaraan dagang berlangsung di Jenewa, Swiss, antara pejabat tinggi dari kedua negara. Pertemuan digelar di kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB dan berlangsung secara tertutup selama dua hari.
Dikutip dari CNBC pada Rabu (14/5/2025), delegasi AS diwakili Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer. China diwakili Wakil Perdana Menteri He Lifeng yang juga merupakan pembantu Presiden Xi Jinping.
Pertemuan AS dan China
Scott Bessent menyampaikan bahwa pertemuan berlangsung produktif dan menghasilkan kemajuan substansial dalam isu perdagangan. He Lifeng menggambarkan diskusi tersebut sebagai terbuka, mendalam, dan sangat konstruktif untuk hubungan kedua negara.
Li Chenggang menyatakan bahwa kedua negara sepakat membentuk mekanisme komunikasi rutin dan insidental soal perdagangan. Ia menambahkan bahwa hasil pertemuan akan menjadi kabar baik kapan pun diumumkan kepada publik.
Pertemuan ini menjadi pertemuan langsung pertama sejak konflik tarif dagang memuncak beberapa tahun lalu. WTO menyebut bahwa diskusi tersebut sebagai langkah penting untuk memperbaiki iklim ekonomi dunia.
Baca juga: Donald Trump Tunda Tarif Impor, Tapi China Kena Kenaikan 125%
Ngozi Okonjo-Iweala menyatakan bahwa kemajuan ini juga berdampak pada negara berkembang yang rentan terhadap krisis global. Ekonom dari Citigroup menyebut perang tarif atau sebagai kebijakan merugikan bagi Amerika, China bahkan Indonesia.
(Daftar Tarif Impor Amerika Serikat (Sumber: White House Amerika Serikat))
Ngozi Okonjo-Iweala menyebut bahwa kondisi tarif saat ini tidak lagi menguntungkan secara ekonomi dan harus ditinjau ulang. Wakil Presiden Asia Society Policy Institute menyebut 15 jam pembicaraan sebagai sinyal keseriusan kedua belah pihak.
Sementara itu, analis dari Peterson Institute for International Economics menyambut positif pertemuan ini, meski tetap skeptis. Donald Trump sempat menyatakan keinginan untuk menurunkan tarif China hingga ke angka 80%.
AS juga telah menyepakati kerja sama dagang baru dengan Inggris, berisi keringanan tarif untuk sektor tertentu. Trump tetap menerapkan tarif 10% pada beberapa barang, namun menyambut baik dialog dengan China. Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai “kemajuan hebat” dan berharap keterbukaan China terhadap bisnis AS semakin nyata.
Angin Segar Bagi Investasi, Peluang Baru untuk Investor Indonesia
Perkembangan damai dari perang dagang AS dan China memberi sinyal membaiknya iklim perdagangan global. Pertemuan kedua negara menunjukkan langkah positif setelah tarif impor Indonesia tinggi dan merugikan perdagangan bilateral selama bertahun-tahun.
Kepastian hubungan dagang dua negara besar ini membuka ruang tumbuhnya optimisme di pasar modal dunia. Momentum ini memberi peluang bagi investor Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam perekonomian.
Baca juga: Nyesek! Tarif Impor Produk RI di AS Diperkirakan Naik 47%
Melalui LBS Urun Dana, investor dapat menanamkan dana secara syariah pada bisnis-bisnis potensial dalam negeri. LBS Urun Dana menyediakan instrumen saham dan sukuk yang telah dikurasi dan diawasi sesuai prinsip investasi halal.
Dengan sistem yang transparan dan imbal hasil yang kompetitif, investasi di LBS jadi cara nyata mendukung sektor riil dan UMKM.Saat dunia perlahan pulih, kini waktunya pilih solusi cerdas: investasi aman, halal, dan berdampak jangka panjang. Mulai investasi sekarang!