berita
10 April 2025
Full Senyum! 5 Pengusaha Ini Makin Cuan Meski Rupiah Melemah!
Saat sebagian pelaku ekonomi resah karena rupiah melemah, sejumlah pengusaha komoditas justru bisa tetap tenang, bahkan tersenyum. Alasannya? Sebagian besar hasil ekspor Indonesia masih dibayar dalam dolar AS. Apalagi sekitar 90% transaksi ekspor Indonesia masih menggunakan dolar AS.
Maka, setiap pelemahan rupiah berarti nilai tukar yang lebih menguntungkan bagi mereka. Hingga Rabu pagi (9/4/2025) pukul 10.22 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS anjlok hingga 0,56% ke level Rp16.955/USD1. Ini melanjutkan pelemahan signifikan sehari sebelumnya yang mencapai 1,84%.
Meskipun terdengar mengkhawatirkan, situasi ini justru menjadi angin segar bagi eksportir komoditas yang menjual produknya ke pasar global. Berikut 5 jenis pengusaha atau eksportir yang tetap "santai" di tengah melemahnya rupiah.
1. Batu Bara
Meski harga batu bara global turun ke titik terendah sejak Mei 2021, yakni USD 106,93/ton, ekspor Indonesia tetap mendominasi pasar. Volume ekspor Februari 2025 tercatat 30,82 juta ton, naik dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Gawat! Dollar AS Melesat ke Rp16.640, Alarm Keras Investasi?
Dengan rupiah melemah, nilai tukar memberikan selisih kurs yang membantu menutupi penurunan harga global. Tak heran jika Indonesia tetap kokoh sebagai eksportir batu bara terbesar dunia, menyumbang 16% dari total ekspor Indonesia.
2. Sawit (CPO)
Industri kelapa sawit patut bersyukur. Ekspor Indonesia untuk CPO dan turunannya pada Februari 2025 mencapai USD2,27 miliar, lonjakan hingga 89,54% yoy. Volume ekspor juga meningkat signifikan dari 1,27 juta ton menjadi 2,06 juta ton.
Didukung oleh nilai tukar yang kompetitif, produk sawit Indonesia semakin diminati di pasar global, bahkan ketika harga CPO di Malaysia relatif stagnan.
3. Furnitur
Nilai ekspor furnitur Indonesia pada Februari 2025 mencapai Rp 36 triliun atau naik 2,58%. Negara-negara seperti AS, Jepang, dan Jerman masih jadi pasar utama. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) optimistis ekspor furnitur bisa menembus USD 5 miliar.
Karena harga jual furnitur berbasis dolar AS, pengusaha furnitur tetap mendapat margin lebih tinggi saat rupiah melemah, tanpa harus menaikkan harga jual.
4. Kopi
Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia makin diuntungkan. Proyeksi ekspor kopi 2025 naik jadi 427.000 ton, sementara konsumsi domestik justru turun.
Dikutip dari CNBC pada Kamis (10/4/2025), harga kopi dunia diperkirakan melonjak karena gangguan pasokan global dan perubahan iklim. Maka, eksportir kopi lokal bisa meraup untung dobel, dari kenaikan harga dan rupiah yang melemah.
5. Karet
Walaupun volume ekspor karet menurun hampir 20% di Februari 2025, nilai ekspor tetap meningkat secara kumulatif. Kombinasi harga global dan nilai tukar rupiah yang melemah membuat karet tetap menjanjikan.
Indonesia sebagai produsen karet nomor dua dunia masih memiliki peluang besar, apalagi jika hilirisasi berjalan optimal.
Baca juga: Berkelas! Ini Jurus Presiden Prabowo Hadapi Kenaikan Tarif Impor Amerika!
Situasi ini menunjukkan bahwa pelemahan mata uang nasional tak selalu identik dengan krisis. Bagi para pengusaha yang bergerak di sektor ekspor komoditas, justru ada peluang besar untuk memperkuat posisi bisnis dan meningkatkan pendapatan dari selisih kurs.
Bagi yang ingin melakukan ekspansi usaha atau mengembangkan pasar ekspor, momen seperti ini bisa dimanfaatkan dengan lebih maksimal melalui pendanaan yang tepat. Salah satu solusi yang aman, halal, dan bebas riba adalah pendanaan syariah melalui LBS Urun Dana. Yuk, ajukan pendanaan untuk maksimalkan potensi ekspor bisnis Anda!