berita
19 Mei 2025
Waduh! Saham Indonesia Lebih Murah dari India dan Malaysia, Cuan Gak Nih?
IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar saham di Indonesia. IHSG saat ini menjadi sorotan banyak investor karena valuasinya yang relatif murah dibandingkan dengan indeks saham utama di negara-negara Asia Pasifik lainnya.
Berdasarkan data Refinitiv untuk perdagangan yang berakhir pada Jumat, 9 Mei 2025, IHSG diperdagangkan pada Price to Earning Ratio (PER) sebesar 13,33 kali. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata PER IHSG selama tiga tahun terakhir yang berada di kisaran 18 kali.
Lebih lanjut, dikutip dari CNBC pada Senin (19/5/2025), hal ini menunjukkan bahwa saham-saham yang tergabung dalam IHSG masih dihargai relatif terjangkau, sehingga membuka peluang kenaikan harga yang menarik bagi investor.
Baca juga: IHSG Rontok 9,19% Usai Libur Lebaran, Apa Penyebabnya?
Jika kita bandingkan dengan negara-negara tetangga, IHSG saat ini masih lebih murah dari indeks saham Malaysia, Jepang, Australia, dan terutama India. Berikut gambaran perbandingan PER IHSG dengan indeks saham acuan negara lain:
(Sumber: CNBC Indonesia)
Dari data juga terlihat bahwa IHSG masih kalah murah jika dibandingkan dengan indeks saham acuan dari Thailand, China, Vietnam, Singapura, Filipina, dan Hongkong. Ini berarti bahwa meskipun valuasi IHSG saat ini terbilang murah, persaingan untuk mendapatkan aliran dana asing (inflow) masih ketat karena negara lain juga memiliki valuasi lebih murah.
Walaupun Murah, Saham IHSG Tetap Potensial!
Meski demikian, peluang investasi di saham-saham dalam IHSG tetap potensial. Sepanjang kuartal pertama 2025, beberapa sektor utama yang masuk dalam IHSG adalah sektor perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur transportasi/logistik yang masih mencatatkan fundamental solid.
Rata-rata pendapatan sektor-sektor tersebut naik sebesar 3,24% secara tahunan (yoy), yang berhasil mendongkrak laba bersih hingga 19,32% yoy. Ini menandakan pengendalian biaya dan efisiensi yang baik di tengah ketidakpastian pasar. Laporan keuangan positif dan momentum pembagian dividen menjadi faktor utama penggerak saham.
Selain itu, sentimen eksternal mulai membaik setelah Amerika Serikat dan China menyepakati penurunan tarif perdagangan, walaupun sementara selama 90 hari. Perdamaian sementara antara India dan Pakistan juga memberikan efek positif dalam meredam ketidakpastian geopolitik.
Dari dalam negeri, regulasi liquidity provider yang tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 18 Tahun 2024 diperkirakan akan meningkatkan likuiditas pasar, sehingga menarik lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam pasar saham Indonesia.
Baca juga: IHSG Ambruk 5%! Bursa Efek Hentikan Perdagangan Sementara!
IHSG menawarkan valuasi menarik dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Namun, bagi Anda yang ingin solusi investasi yang tak kalah potensial, kini saatnya melirik LBS Urun Dana, securities crowdfunding yang amanah dan profesional.
Melalui LBS Urun Dana, Anda dapat berinvestasi langsung dalam instrumen sukuk dan semuanya bebas riba dan dikelola dengan transparansi penuh. Mulai dari Rp500 ribu rupiah, Anda sudah bisa memiliki kepemilikan di bisnis riil yang sedang berkembang, dengan potensi imbal hasil yang kompetitif.
Tunggu apa lagi? Investasi sekarang dan jadikan harta kamu tumbuh berkah bersama LBS Urun Dana.