artikel
24 Februari 2025
Dijamin Negara! Ketahui Keuntungan dan Risiko Investasi Sukuk Ritel
Pernah dengar tentang sukuk ritel? Instrumen investasi syariah yang satu ini semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan investor yang mencari pilihan aman, halal, dan menguntungkan. Sukuk ritel merupakan surat berharga berbasis syariah yang menawarkan imbal hasil kompetitif tanpa melanggar prinsip Islam.
Sebagai bagian dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sukuk ritel diterbitkan langsung oleh pemerintah dengan tujuan mendukung pembangunan nasional. Artinya, selain berpotensi memberikan imbal hasil yang kompetitif, investasi ini juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi negara.
Ingin tahu lebih dalam tentang sukuk ritel, cara kerjanya, serta keunggulannya dibandingkan instrumen investasi lain? Kenali lebih dekat dan temukan peluang investasi syariah yang sesuai dengan kebutuhan finansial Anda!
Apa Itu Sukuk Ritel?
Sukuk ritel adalah instrumen investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan ditawarkan kepada masyarakat melalui lembaga keuangan syariah. Menurut Kementerian Keuangan, sukuk ritel adalah produk investasi syariah yang ditawarkan kepada individu Warga Negara Indonesia sebagai pilihan investasi yang menjanjikan.
Sukuk ritel dikelola berdasarkan prinsip syariah, tanpa mengandung unsur maisir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan riba (bunga). Instrumen ini juga telah dinyatakan sesuai dengan ketentuan syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), sehingga memberikan kepastian bagi investor yang ingin berinvestasi secara halal dan aman.
Dalam penerbitannya, sukuk ritel menggunakan struktur akad Ijarah - Asset to be Leased. Dana yang diperoleh digunakan untuk pembelian hak manfaat Barang Milik Negara serta pengadaan proyek yang nantinya disewakan kepada pemerintah. Imbal hasil bagi investor berasal dari keuntungan yang dihasilkan melalui skema investasi tersebut, sesuai dengan prinsip syariah yang telah disepakati dalam akad.
Baca juga: 7 Keuntungan Investasi Sukuk yang Wajib Diketahui, Cocok untuk Pemula!
Selain memberikan peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi sesuai prinsip syariah, sukuk ritel juga berperan dalam membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta proyek infrastruktur nasional. Dengan demikian, setiap dana yang diinvestasikan turut berkontribusi pada pembangunan negara.
Sebagai instrumen keuangan berbasis syariah, sukuk ritel memiliki mekanisme imbal hasil yang berbeda dari instrumen konvensional. Keuntungan bagi investor diperoleh melalui skema bagi hasil, ujrah (sewa), atau margin yang telah disepakati sejak awal dalam akad. Sistem ini memastikan bahwa investasi tetap sesuai dengan prinsip syariah, memberikan kepastian dan keberkahan bagi investor yang ingin mengelola keuangannya secara halal.
Perbedaan Sukuk dan Obligasi
Sebagai instrumen investasi berasal dari surat berharga milik negara, ternyata ada perbedaan yang cukup mendasar antara sukuk ritel dan obligasi.
1. Biaya Administrasi
Meskipun sukuk ritel bisa dipesan melalui lembaga perbankan, mekanisme sukuk keseluruhan sebagai investasi syariah diawasi secara khusus oleh Dewan Pengawas Syariah dari Majelis Ulama Indonesia. Perlu diketahui, di masa penerbitan sukuk ritel Anda akan menemukan biaya administrasi tambahan terkait pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah ketika Anda memesan atau membeli instrumen investasi syariah ini. Sedangkan untuk obligasi, Anda hanya perlu membayarkan biaya administrasi sesuai yang ditetapkan oleh lembaga yang menawarkan obligasi.
2. Dokumentasi Tambahan
Di setiap investasi tentu saja terdapat dokumen atau laporan pertanggung jawaban dari setiap aktivitas investasi yang dilakukan. Hal ini juga ditemukan di dalam obligasi serta sukuk ritel. Namun, untuk sukuk ritel, dalam laporan pertanggung jawaban tersebut dibutuhkan dokumentasi tambahan. Dokumen tambahan ini biasanya berisi tentang laporan transaksi pembiayaan syariah dari pihak penerbit salah satu instrumen investasi syariah ini.
3. Sifat Instrumen
Salah satu hal yang cukup mudah dibedakan dari sukuk ritel dan obligasi adalah sifat instrumennya. Sebagaimana yang telah Anda ketahui obligasi merupakan surat utang atau pernyataan utang yang keluarkan oleh negara dalam membantu meningkatkan ekonomi untuk pengembangan infrastruktur. Sedangkan sukuk ritel sendiri adalah sertifikat atas kepemilikan atau pembelian aset negara untuk investor.
Keuntungan Sukuk Ritel
Sukuk ritel menjadi pilihan investasi syariah yang menawarkan keuntungan menarik sekaligus memungkinkan masyarakat berkontribusi dalam pembangunan nasional. Dengan sistem yang transparan, aman, dan sesuai prinsip syariah, instrumen ini semakin diminati oleh investor yang mencari alternatif investasi halal. Berikut adalah beberapa keunggulan yang membuat sukuk ritel patut dipertimbangkan.
1. Mudah Diakses dan Dibeli
Sukuk ritel kini dapat dibeli secara praktis melalui platform online yang disediakan oleh bank atau perusahaan sekuritas. Dengan sistem digital yang semakin canggih, proses investasi menjadi lebih cepat, efisien, dan terjangkau bagi berbagai kalangan.
2. Dijamin oleh Pemerintah
Salah satu daya tarik utama sukuk ritel adalah jaminan penuh dari pemerintah. Dengan perlindungan ini, risiko gagal bayar hampir tidak ada, sehingga memberikan rasa aman bagi investor yang ingin menanamkan dananya dengan minim risiko.
3. Berbasis Prinsip Syariah
Sebagai instrumen investasi syariah, sukuk ritel dikelola tanpa unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (judi/spekulasi). Skema ini memberikan kepastian bagi investor yang ingin mengembangkan aset secara halal dan sesuai dengan ketentuan Islam.
4. Pajak yang Lebih Rendah
Dibandingkan dengan produk investasi lainnya seperti obligasi konvensional atau deposito, sukuk ritel menawarkan keuntungan pajak yang lebih ringan. Ini membuatnya semakin menarik dari segi efisiensi dan profitabilitas bagi investor.
5. Bisa Diperjualbelikan di Pasar Sekunder
Setelah masa kepemilikan minimal satu tahun, sukuk ritel dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini memberi fleksibilitas bagi investor yang ingin mencairkan dana sebelum jatuh tempo atau memperoleh keuntungan tambahan dari harga pasar.
6. Imbal Hasil Kompetitif
Sukuk ritel menawarkan imbal hasil yang menarik dengan pembayaran berkala. Skema ini memberikan pendapatan pasif yang stabil, menjadikannya alternatif yang lebih menguntungkan dibandingkan instrumen keuangan lain seperti deposito.
7. Tenor yang Sesuai untuk Jangka Menengah
Dengan tenor investasi sekitar 2 hingga 3 tahun, sukuk ritel cocok bagi investor yang ingin merencanakan kebutuhan keuangan dalam jangka menengah. Durasi ini memberikan keseimbangan antara fleksibilitas dan potensi keuntungan yang optimal.
Dengan berbagai manfaat tersebut, sukuk ritel menjadi instrumen investasi yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Risiko Sukuk Ritel
Sukuk ritel adalah salah satu instrumen investasi syariah yang dijamin oleh pemerintah, sehingga dikenal memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Namun, seperti investasi lainnya, sukuk ritel tetap memiliki risiko yang perlu dipahami oleh investor agar dapat mengelola portofolio dengan lebih bijak. Berikut beberapa risiko utama dalam investasi sukuk ritel serta cara menguranginya.
1. Risiko Gagal Bayar
Risiko gagal bayar terjadi ketika penerbit tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar imbal hasil atau mengembalikan dana pokok investasi. Pada sukuk ritel, risiko ini hampir tidak ada karena pembayaran pokok dan imbal hasilnya dijamin penuh oleh negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariat Negara (SBSN).
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas muncul ketika investor ingin menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo tetapi mengalami kesulitan menemukan pembeli di pasar sekunder dengan harga yang wajar. Investor masih dapat menjual sukuk ritel melalui mitra distribusi seperti bank atau perusahaan sekuritas yang telah ditunjuk, meskipun harga jualnya bergantung pada kondisi pasar.
3. Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi ketika harga sukuk ritel di pasar sekunder mengalami penurunan akibat kenaikan suku bunga. Jika suku bunga meningkat, harga sukuk ritel cenderung turun, yang dapat menyebabkan kerugian jika dijual sebelum jatuh tempo. Untuk menghindari potensi kerugian ini, investor disarankan untuk mempertahankan sukuk ritel hingga jatuh tempo agar nilai pokok tetap terjaga dan imbal hasil tetap diterima sesuai ketentuan awal.
Baca juga: Pahami 3 Perbedaan Utama Sukuk dan Saham!
Dengan memahami keuntungan dan risiko, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengelola investasi sukuk ritel. Perencanaan yang matang akan membantu memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan potensi kerugian.
Selain sukuk ritel, ada juga instrumen sukuk yang ditawarkan oleh securities crowdfunding seperti LBS Urun Dana. Sebagai platform yang amanah dan berlandaskan prinsip Islam, kami secara rutin menghadirkan investasi sukuk dan saham dari penerbit yang sesuai dengan syariat, sehingga bebas dari riba, gharar, dan dzalim. Tunggu apa lagi? Mulai investasi halal sekarang! #KarenaNyamanItuDisini #TransaksiHalalItuDisini.