artikel
10 Juni 2025
Gaji Numpang Lewat! 9 Jurus Ampuh Kelola Atur Duit Menurut Islam, Berkah Dunia Akhirat!
Banyak orang memiliki penghasilan, tetapi tetap merasa kurang. Gaji meningkat, tetapi ketenangan jiwa tidak kunjung datang. Situasi ini tidak sedikit dialami mungkin termasuk Anda. Padahal, ajaran Islam telah sejak lama memberikan pedoman dalam mengelola uang ala Islam secara bijak dan penuh keberkahan.
Dalam pandangan Islam, cara atur uang menurut Islam bukan tujuan hidup. Bila kita mampu memperlakukan harta dengan benar dan bertanggung jawab, niscaya manajemen keuangan syariah dapat diraih.
Mengelola Keuangan dalam Islam bukan Sekedar Atur Uang
Sebelum membahas lebih jauh tentang prinsip keuangan islami baik itu strategi dan teknis, penting bagi kita untuk memahami bahwa Islam tidak hanya mengatur soal ibadah ritual. Dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak penjelasan mengenai keuangan dalam Islam dan bagaimana harta seharusnya dikelola. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 282:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan transaksi tidak tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”
Ayat Al Quran ini menunjukkan betapa Islam sangat menekankan transparansi, tanggung jawab, dan pencatatan dalam urusan finansial. Sedangkan Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Sesungguhnya setiap umat mempunyai fitnah (ujian), dan fitnah bagi umatku adalah harta." (HR. Tirmidzi)
Baca juga: Pasti Berkah! Kenali Pengertian Sukuk Mudharabah, Alur dan Keuntungannya
Hadis ini mengingatkan bahwa harta bukan sekadar alat, melainkan juga ujian yang harus dihadapi dengan ilmu dan akhlak.
Manajemen keuangan syariah bukan sekadar ilmu finansial, tetapi juga bagian dari ibadah. Karena sejatinya, Islam dan pengelolaan harta berorientasi pada tanggung jawab dunia dan akhirat. Saat kita mengelola keuangan dengan prinsip Islam, kita sedang menapaki jalan spiritual sekaligus praktis.
Prinsip Dasar dalam Mengelola Uang Ala Islam
Sebelum menerapkan langkah-langkah praktis, mari pahami enam prinsip utama sebagai dasar cara atur uang menurut Islam yang telah diajarkan dan diwariskan secara turun-temurun.
✅ 1. Mencari Rezeki yang Halal
Langkah awal dimulai dari sumber penghasilan. Apabila harta berasal dari usaha yang halal dan baik, maka keberkahan akan menyertainya. Harta yang halal merupakan pondasi utama dalam meraih keuangan berkah. Prinsip kejujuran dan kerja keras menjadi kunci.
✅ 2. Membayar Zakat dan Sedekah
Zakat berfungsi sebagai pembersih harta, sedangkan sedekah melatih keikhlasan. Dalam perencanaan keuangan syariah, keduanya memiliki peran penting. Islam tidak hanya mengatur apa yang kita peroleh, tetapi juga bagaimana kita berbagi dengan sesama.
✅ 3. Menghindari Riba dan Utang yang Tidak Perlu
Riba sangat dilarang dalam Islam karena menimbulkan ketidakadilan dan ketidakberkahan. Prinsip akad dan transaksi Islami menekankan pada kejelasan, kejujuran, dan kesepakatan bersama. Utang diperbolehkan, tetapi hanya dalam keadaan mendesak bukan untuk menunjang gaya hidup.
Baca juga: Modal UKM Tanpa Bunga? Ini 10 Alasan Kenapa Pembiayaan Syariah Jawaban Terbaik!
✅ 4. Hidup Sederhana dan Tidak Boros
Islam mengajarkan hidup dalam kesederhanaan. Dalam Surah Al-Isra ayat 27, Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan. Dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra: 27)
Ayat ini menegaskan bahwa pemborosan bukan hanya sikap negatif, tapi sejajar dengan perilaku setan atau musuh utama manusia. Oleh karena itu, larangan boros menjadi prinsip hidup Islami yang fundamental.
Menjalani hidup sederhana bukan berarti kekurangan, melainkan memilih kualitas dan keberkahan. Gaya hidup minimalis Islami justru menambah makna dalam setiap rupiah yang kita belanjakan.
✅ 5. Membuat Perencanaan Keuangan
Mengelola penghasilan dengan cara yang bijak adalah bagian penting dari kehidupan Islami. Uang yang kita terima bukan sekadar untuk dibelanjakan, tetapi harus diatur agar memberi manfaat jangka panjang, dunia maupun akhirat.
Dalam Islam, penghasilan sebaiknya dibagi secara proporsional untuk memenuhi kebutuhan pokok, menabung atau berinvestasi, serta dialokasikan untuk ibadah seperti zakat, sedekah, dan infak. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah sistem 50:30:20 versi syariah, yaitu: 50% untuk kebutuhan dasar yang halal dan bermanfaat, 30% untuk menabung, investasi syariah, atau dana darurat, dan 20% untuk amalan ibadah dan kontribusi sosial.
Sistem ini fleksibel, tetapi tetap berlandaskan pada prinsip perencanaan keuangan syariah yang menekankan keseimbangan antara kebutuhan dunia dan tanggung jawab akhirat.|
✅ 6. Berinvestasi Secara Halal dan Bertanggung Jawab
Islam memperbolehkan investasi, selama sesuai prinsip syariah. Hindari investasi yang bersifat spekulatif dan tidak jelas. Pilih instrumen yang aman, halal, dan memberi manfaat. Kejelasan akad dan transaksi Islami wajib diperhatikan sebelum mengambil keputusan.
Langkah Praktis Mengelola Uang Menurut Islam
Teori tanpa praktik hanya akan menjadi wacana. Untuk menjadikan manajemen keuangan syariah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, kita perlu langkah-langkah konkret yang mudah dipraktikkan, namun tetap bernilai ibadah. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa Anda mulai dari sekarang:
1. Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran Secara Konsisten
Transparansi dimulai dari pencatatan. Biasakan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, sekecil apa pun itu. Hal ini sejalan dengan Surah Al-Baqarah ayat 282 yang menganjurkan pencatatan transaksi agar tidak menimbulkan sengketa di kemudian hari. Dengan begitu, kita bisa melihat ke mana aliran harta kita pergi dan mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan prinsip keuangan dalam Islam.
2. Menyisihkan Dana untuk Infaq Sejak Awal
Saat menerima penghasilan, jangan menunggu sisa untuk berbagi. Sisihkan terlebih dahulu untuk infak, sedekah, atau amal lainnya. Kebiasaan ini tidak hanya menyucikan harta, tetapi juga menumbuhkan empati dan kepekaan sosial. Ini merupakan wujud nyata cara atur uang menurut Islam yang berorientasi pada keberkahan, bukan sekadar akumulasi.
3. Melibatkan Keluarga dalam Perencanaan Keuangan
Keuangan keluarga bukan tanggung jawab satu orang saja. Libatkan pasangan dan anak-anak dalam menyusun dan menjalankan mengatur keuangan rumah tangga syariah. Selain membentuk kebiasaan baik sejak dini, ini juga membangun komunikasi dan tanggung jawab bersama dalam urusan harta.
Baca juga: Halal dan Berkah! Kenali Dana Syariah dan Manfaatnya bagi Pelaku Usaha
4. Meninjau Aspek Spiritual dalam Evaluasi Keuangan Bulanan
Setiap bulan, luangkan waktu untuk mengevaluasi kondisi keuangan bukan hanya dari sisi angka, tetapi juga dari sisi spiritual. Sudahkah zakat dikeluarkan tepat waktu? Apakah ada utang yang harus diselesaikan? Sudahkah kita bersedekah atau masih menunda-nunda? Dengan pendekatan ini, pengelolaan uang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berdampak pada kesehatan rohani.
Dengan mempraktikkan langkah-langkah ini secara disiplin dan penuh kesadaran, Anda tidak hanya sedang membangun stabilitas finansial, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual dengan Allah Ta,ala Itulah esensi sejati dari mengelola uang ala Islam: seimbang antara dunia dan akhirat.
Uang dalam Islam adalah alat, bukan tujuan. Mengelola keuangan secara Islami berarti menata hidup agar lebih berkah, tenang, dan terarah. Ketika Anda mempraktikkan cara atur uang menurut Islam, Anda sedang menjalani hidup yang selaras dengan nilai-nilai syariah bukan hanya soal dunia, tapi juga untuk bekal akhirat.
Mulailah dari niat yang benar, lanjutkan dengan disiplin, dan rasakan sendiri bagaimana manajemen keuangan syariah membawa perubahan nyata dalam hidup: lebih sadar, lebih tenang, dan lebih terarah.
Jangan hanya menyimpan uang di tabungan yang pasif saatnya melangkah lebih cerdas. Investasi sukuk dan saham melalui LBS Urun Dana adalah pilihan untuk menumbuhkan harta dengan cara yang halal, transparan dan penuh berkah. Mulai sekarang!