berita
10 Maret 2025
McD & Starbucks Tumbang! Mixue Kini Kuasai Industri FnB Dunia!
Mixue kini menjadi pemain utama dalam industri food and beverage (FnB). Tak hanya mendominasi pasar China, merek ini juga berhasil menyalip brand global yang sudah lama menguasai industri, termasuk McDonald's dan Starbucks.
Dikenal dengan es krim dan teh dengan berbagai varian rasa unik serta harga terjangkau, Mixue berkembang pesat sejak pertama kali didirikan di China. Kini, gerainya tersebar luas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kalahkan McDonald’s dan Starbucks
Jumlah gerai Mixue kini telah melampaui McDonald's dan Starbucks, menjadikannya jaringan FnB terbesar di dunia. Dengan lebih dari 45.300 gerai, Mixue mengungguli McDonald's yang memiliki 42.800 lokasi serta Starbucks dengan 40.200 lokasi.
Yang lebih mencengangkan, Mixue berhasil menggandakan jumlah gerainya hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun. Ekspansi agresif ini menjadi bukti bagaimana merek ini mampu memenangkan hati konsumen dengan strategi bisnis kuliner yang tepat.
Menurut laporan MSN, Mixue saat ini telah hadir di 12 negara, termasuk Thailand dan Singapura, meskipun 90% gerainya masih berpusat di China. Merek ini didirikan pada tahun 1997 oleh Zhang Hongchao di Zhengzhou, provinsi Henan. Setelah berkembang selama lebih dari dua dekade, tiga tahun terakhir menjadi masa paling sukses bagi Mixue, dengan rencana ekspansi ke pasar Barat dalam waktu dekat.
Baca juga: Makin Laris! Strategi Ekspansi Bisnis yang Bikin Kompetitor Gigit Jari
Dengan tren bubble tea yang semakin populer di Amerika Serikat, Mixue diprediksi akan sukses jika mampu mempertahankan harga rendahnya—di bawah US$2 per cup—yang menjadi tantangan bagi banyak jaringan makanan cepat saji akibat inflasi.
Sukses Besar di Pasar Saham
Tak hanya ekspansi gerai, Mixue juga meraih kesuksesan besar di bursa saham. Mixue menjadi perusahaan bubble tea dan es krim keempat yang listing di Hong Kong, dengan harga saham melonjak lebih dari 40% saat IPO. Sahamnya naik sekitar 43% menjadi HK$290 (US$37,29) per lembar dari harga IPO sebesar HK$202,5 per saham.
Dalam IPO ini, Mixue menawarkan 17,06 juta saham dan berhasil mengumpulkan dana sebesar HK$3,45 miliar. Dikutip dari CNBC pada Senin (10/3/2025) Permintaan sahamnya sangat tinggi, dengan kelebihan permintaan lebih dari 5.200 kali di pasar Hong Kong dan lebih dari 35 kali di pasar internasional. Beberapa investor besar yang mendukung IPO ini termasuk M&G Investments, HongShan Growth, dan Long-Z Fund milik Meituan.
Sementara itu, saham perusahaan bubble tea lain seperti Nayuki, Sichuan Baicha Baidao, dan Guming justru mengalami penurunan setelah IPO Mixue.
Baca juga: Wow! Orang Indonesia Doyan Belanja Online, Transaksinya Tembus Triliunan!
Mixue bukan sekadar merek minuman, tetapi telah menjadi fenomena bisnis global. Dengan ekspansi agresif, harga kompetitif, dan kesuksesan besar di bursa saham, Mixue berpotensi menjadi pemimpin industri FnB dalam jangka panjang. Kini, dunia menantikan langkah Mixue berikutnya akankah mereka mampu menaklukkan pasar di luar Asia?
Bagi UKM maupun bisnis kuliner skala besar yang ingin memperluas usaha, pendanaan syariah bisa menjadi solusi tepat. LBS Urun Dana hadir sebagai securities crowdfunding yang sesuai prinsip Islam, siap membantu bisnis berkembang secara halal dan berkah! Ajukan sekarang!
Mixue kini menjadi pemain utama dalam industri food and beverage (FnB). Tak hanya mendominasi pasar China, merek ini juga berhasil menyalip brand global yang sudah lama menguasai industri, termasuk McDonald's dan Starbucks.
Dikenal dengan es krim dan teh dengan berbagai varian rasa unik serta harga terjangkau, Mixue berkembang pesat sejak pertama kali didirikan di China. Kini, gerainya tersebar luas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kalahkan McDonald’s dan Starbucks
Jumlah gerai Mixue kini telah melampaui McDonald's dan Starbucks, menjadikannya jaringan FnB terbesar di dunia. Dengan lebih dari 45.300 gerai, Mixue mengungguli McDonald's yang memiliki 42.800 lokasi serta Starbucks dengan 40.200 lokasi.
Yang lebih mencengangkan, Mixue berhasil menggandakan jumlah gerainya hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun. Ekspansi agresif ini menjadi bukti bagaimana merek ini mampu memenangkan hati konsumen dengan strategi bisnis kuliner yang tepat.
Menurut laporan MSN, Mixue saat ini telah hadir di 12 negara, termasuk Thailand dan Singapura, meskipun 90% gerainya masih berpusat di China. Merek ini didirikan pada tahun 1997 oleh Zhang Hongchao di Zhengzhou, provinsi Henan. Setelah berkembang selama lebih dari dua dekade, tiga tahun terakhir menjadi masa paling sukses bagi Mixue, dengan rencana ekspansi ke pasar Barat dalam waktu dekat.
Baca juga: Makin Laris! Strategi Ekspansi Bisnis yang Bikin Kompetitor Gigit Jari
Dengan tren bubble tea yang semakin populer di Amerika Serikat, Mixue diprediksi akan sukses jika mampu mempertahankan harga rendahnya—di bawah US$2 per cup—yang menjadi tantangan bagi banyak jaringan makanan cepat saji akibat inflasi.
Sukses Besar di Pasar Saham
Tak hanya ekspansi gerai, Mixue juga meraih kesuksesan besar di bursa saham. Mixue menjadi perusahaan bubble tea dan es krim keempat yang listing di Hong Kong, dengan harga saham melonjak lebih dari 40% saat IPO. Sahamnya naik sekitar 43% menjadi HK$290 (US$37,29) per lembar dari harga IPO sebesar HK$202,5 per saham.
Dalam IPO ini, Mixue menawarkan 17,06 juta saham dan berhasil mengumpulkan dana sebesar HK$3,45 miliar. Dikutip dari CNBC pada Senin (10/3/2025) Permintaan sahamnya sangat tinggi, dengan kelebihan permintaan lebih dari 5.200 kali di pasar Hong Kong dan lebih dari 35 kali di pasar internasional. Beberapa investor besar yang mendukung IPO ini termasuk M&G Investments, HongShan Growth, dan Long-Z Fund milik Meituan.
Sementara itu, saham perusahaan bubble tea lain seperti Nayuki, Sichuan Baicha Baidao, dan Guming justru mengalami penurunan setelah IPO Mixue.
Baca juga: Wow! Orang Indonesia Doyan Belanja Online, Transaksinya Tembus Triliunan!
Mixue bukan sekadar merek minuman, tetapi telah menjadi fenomena bisnis global. Dengan ekspansi agresif, harga kompetitif, dan kesuksesan besar di bursa saham, Mixue berpotensi menjadi pemimpin industri FnB dalam jangka panjang. Kini, dunia menantikan langkah Mixue berikutnya akankah mereka mampu menaklukkan pasar di luar Asia?
Bagi UKM maupun bisnis kuliner skala besar yang ingin memperluas usaha, pendanaan syariah bisa menjadi solusi tepat. LBS Urun Dana hadir sebagai securities crowdfunding yang sesuai prinsip Islam, siap membantu bisnis berkembang secara halal dan berkah! Ajukan sekarang!