artikel

calendar_today

7 Maret 2025

Waduh! 15 Blunder Investasi Saham Ini Bikin Modal Lenyap!

Investasi saham adalah salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan dengan potensi keuntungan yang menjanjikan. Di sisi lain, investasi syariah memberikan opsi yang lebih etis dan sesuai dengan prinsip Islam dan bebas unsur haram. Namun, banyak investor baik pemula maupun yang sudah berpengalaman masih sering terjebak dalam kesalahan yang bisa merugikan. 

Mulai dari kurangnya riset hingga keputusan impulsif, berbagai kekeliruan ini bisa menghambat pertumbuhan investasi. Agar tidak salah langkah, mari bahas bersama kesalahan umum dalam investasi saham dan bagaimana cara menghindarinya.

Sekilas Tentang Saham

Apa itu saham? Saham adalah bukti kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan yang memungkinkan investor mendapatkan bagian dari keuntungan bisnis. Dengan berinvestasi dalam saham, seseorang berhak menerima dividen serta memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham di pasar.  

Namun, investasi saham juga memiliki risiko, termasuk kemungkinan penurunan nilai jika kinerja perusahaan tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap strategi investasi sangat penting, terutama bagi mereka yang ingin memilih saham syariah yang sesuai dengan prinsip Islam dan bebas dari unsur riba, gharar, serta dzalim.  

Baca juga: Jangan Bingung! Ini Cara Kerja Investasi untuk Keuntungan Jangka Panjang

Dalam perdagangan saham, pembelian dilakukan dalam satuan lot, yang umumnya terdiri dari 100 lembar saham per lot. Dengan memiliki saham, investor secara resmi menjadi bagian dari perusahaan dan dapat menikmati berbagai manfaat dari kepemilikan tersebut.

15 Kesalahan Umum Investasi Saham 

Minat masyarakat terhadap investasi saham dan investasi syariah semakin meningkat, tetapi tanpa edukasi yang memadai, banyak investor melakukan kesalahan yang dapat merugikan. Berikut adalah 15 kesalahan umum dalam investasi saham yang perlu dihindari agar investasi lebih optimal dan sesuai dengan prinsip investasi syariah.

1. Tidak Memverifikasi Legalitas Investasi

Banyak investor tergiur dengan iming-iming keuntungan tinggi tanpa mengecek legalitas platform atau perusahaan sekuritas. Pastikan hanya berinvestasi melalui platform yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga pengawas resmi lainnya agar terhindar dari investasi bodong.

2. Terlalu Bergantung pada Satu Sumber Informasi

Hanya mengandalkan satu sumber berita atau analisis bisa membuat keputusan investasi kurang objektif. Investor sebaiknya mencari informasi dari berbagai sumber kredibel dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum mengambil keputusan.

3. Tidak Memperhatikan Saham Syariah sebagai Pilihan

Banyak investor belum memahami bahwa saham syariah bisa menjadi pilihan investasi halal yang lebih sesuai dengan prinsip Islam. Saham syariah menawarkan transparansi dan bebas dari unsur riba, sehingga dapat menjadi pilihan investasi yang lebih aman dan berkah.

4. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas

Investasi syariah tanpa tujuan spesifik seperti dana pensiun, biaya pendidikan, atau pembelian rumah dapat menyebabkan strategi investasi yang tidak terarah. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, investor dapat memilih saham yang sesuai dan menyusun strategi yang efektif.

5. Tidak Melakukan Diversifikasi Portofolio

Menempatkan seluruh modal pada satu saham atau satu sektor industri meningkatkan risiko kerugian. Diversifikasi investasi dengan menyebar dana ke beberapa sektor seperti kesehatan, teknologi, dan industri kuliner dapat membantu mengurangi risiko serta meningkatkan peluang keuntungan.

6. Tidak Memanfaatkan Dana Darurat dan Asuransi

Sebelum berinvestasi, penting untuk memiliki dana darurat dan asuransi yang cukup. Tanpa dana darurat, investor bisa terpaksa menjual saham saat butuh uang mendadak. Asuransi juga penting untuk melindungi dari risiko keuangan yang tidak terduga.

7. Tidak Memahami Dasar-Dasar Investasi Saham

Banyak investor pemula membeli saham tanpa memahami konsep dasar seperti analisis fundamental dan teknikal. Tanpa pengetahuan ini, investor cenderung membuat keputusan berdasarkan spekulasi atau tren sesaat.

8. Tidak Menghitung Biaya Transaksi

Setiap transaksi jual beli dalam investasi saham memiliki biaya seperti komisi broker dan pajak. Jika terlalu sering melakukan transaksi, biaya ini bisa mengurangi keuntungan secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan biaya transaksi sebelum membeli atau menjual saham.

Baca juga: Raih Keberkahan Finansial! Ini 6 Jenis Investasi Syariah Terbaik Tahun 2025

9. Menunda Memulai Investasi

Banyak orang ragu untuk mulai berinvestasi karena takut rugi atau merasa belum siap. Padahal, semakin cepat memulai, semakin besar peluang mendapatkan manfaat dari efek compounding. Mulailah dengan nominal kecil dan tingkatkan investasi secara bertahap.

10. Tidak Memiliki Rencana Investasi yang Konsisten

Investasi halal yang sukses memerlukan perencanaan dan kedisiplinan. Banyak investor gagal karena tidak memiliki strategi yang konsisten, seperti menetapkan target keuntungan, batas kerugian, dan jadwal investasi berkala.

11. Membiarkan Emosi Mengendalikan Keputusan

Keputusan investasi yang didasarkan pada emosi seperti ketakutan atau keserakahan sering kali berujung pada kerugian. Panik saat harga turun dan serakah saat harga naik dapat membuat investor membeli di harga tinggi dan menjual di harga rendah.

12. Terlalu Fokus pada Jangka Pendek

Banyak investor terlalu memperhatikan pergerakan harga saham harian atau saham syariah dan tergoda untuk sering melakukan jual beli. Padahal, investasi saham idealnya dilakukan untuk jangka panjang agar dapat merasakan pertumbuhan nilai aset yang lebih stabil.

13. Tidak Realistis terhadap Risiko dan Keuntungan

Mengharapkan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa mempertimbangkan risiko adalah kesalahan fatal. Setiap investasi saham memiliki risiko yang berbanding lurus dengan potensi keuntungan. Investor harus selalu melakukan analisis risiko sebelum berinvestasi.

14. Mengikuti Rekomendasi Tanpa Analisis

Banyak investor membeli saham hanya karena mendengar rekomendasi dari media sosial atau teman tanpa melakukan analisis sendiri. Padahal, strategi investasi baik itu investasi saham maupun investasi syariah setiap orang berbeda, tergantung pada profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing.

15. Tidak Memanfaatkan Kesempatan dalam Krisis

Ketika pasar saham mengalami penurunan drastis, banyak investor panik dan menjual saham mereka. Padahal, krisis sering kali menjadi peluang untuk membeli saham berkualitas dengan harga lebih murah. Investor yang cerdas akan melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk investasi jangka panjang.

Cara Menghindari Kesalahan-Kesalahan Tersebut

Menghindari kesalahan dalam investasi memerlukan pemahaman yang baik dan strategi yang tepat. Edukasi, disiplin, dan analisis yang seimbang menjadi kunci untuk meminimalkan risiko. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu investor meraih hasil optimal.

1. Menggunakan Analisis Teknikal dan Fundamental Secara Seimbang

Dalam investasi saham, baik analisis teknikal maupun fundamental memiliki peran penting yang tidak bisa diabaikan. Analisis fundamental berfokus pada kesehatan keuangan perusahaan, kinerja manajemen, serta prospek pertumbuhan di masa depan. Hal ini dapat membantu investor memahami apakah sebuah saham memiliki valuasi yang wajar atau tidak, sehingga bisa mengambil keputusan investasi yang lebih rasional.

Di sisi lain, analisis teknikal lebih menitikberatkan pada pola pergerakan harga saham berdasarkan data historis. Kombinasi antara analisis fundamental dan teknikal memungkinkan investor untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi investasi, mengurangi risiko, dan meningkatkan peluang mendapatkan keuntungan.

2. Pentingnya Edukasi dan Belajar dari Investor Sukses

Investasi saham memerlukan pemahaman yang mendalam agar investor dapat mengambil keputusan yang tepat dan menghindari kerugian yang tidak perlu. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pemahaman adalah dengan terus belajar dari berbagai sumber, seperti buku, seminar, dan pengalaman investor sukses. 

Dalam investasi syariah, pemahaman mengenai prinsip-prinsip halal dan haram dalam berinvestasi juga sangat penting. Misalnya, saham syariah hanya mencakup perusahaan yang tidak terlibat dalam sektor-sektor yang dilarang dalam Islam, seperti alkohol, perjudian, atau riba. 

3. Menghindari Keputusan Impulsif 

Salah satu kesalahan terbesar dalam investasi adalah mengambil keputusan secara impulsif tanpa strategi yang matang. Banyak investor terburu-buru menjual saham hanya karena harga turun dalam waktu singkat, padahal penurunan tersebut bisa bersifat sementara. Sebaliknya, ada juga yang terlalu lama mempertahankan saham yang terus merugi karena berharap harga akan kembali naik. 

Baca juga: Rahasia Sukses Finansial! Begini Cara Memulai Investasi Syariah yang Berkah!

Oleh karena itu, memiliki strategi exit yang jelas sangat penting agar keputusan yang diambil lebih rasional dan sesuai dengan tujuan investasi. Strategi exit bisa mencakup target keuntungan dan batasan kerugian (cut loss) yang telah ditentukan sejak awal. Dengan adanya strategi ini, investor dapat lebih disiplin dalam menjalankan investasinya dan tidak mudah terpengaruh oleh emosi. 

4. Disiplin dalam Mengikuti Strategi Investasi

Kedisiplinan adalah kunci utama dalam investasi, terutama bagi mereka yang ingin menjalankan investasi halal sesuai dengan prinsip syariah. Memiliki strategi yang jelas dan tetap konsisten dalam menjalankannya akan membantu investor menghindari keputusan emosional yang bisa merugikan. 

Salah satu kesalahan umum dalam investasi saham adalah tergoda untuk keluar dari strategi yang sudah dirancang hanya karena mengikuti tren atau berita pasar yang belum tentu akurat. Dengan disiplin yang kuat, investor bisa tetap berpegang pada prinsip-prinsip investasi yang sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh sentimen sesaat.

Saat berbicara tentang investasi saham, LBS Urun Dana hadir sebagai securities crowdfunding yang transparan dan berlandaskan prinsip Islam, rutin menawarkan peluang investasi di sektor riil.

Segera hadir! LBS Urun Dana akan meluncurkan Pasar Sekunder, memungkinkan Anda untuk jual beli saham dengan lebih fleksibel. Jangan lewatkan jadwal peluncurannya dan klik di sini untuk mulai berinvestasi. #KarenaNyamanItuDisini #TransaksiHalalItuDisini.

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.57/POJK.04/2020 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 27, kami menyatakan bahwa :

  • OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
  • INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.
  • PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2013 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID