berita
3 Mei 2025
Merosot! Proyeksi Ekonomi Indonesia Dipangkas IMF dan Bank Dunia, Ini Alasannya
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 kembali menjadi sorotan setelah dua lembaga internasional, yakni Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), menyampaikan revisi ke bawah terhadap outlook ekonomi RI.
Keduanya sepakat bahwa tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi RI akan melambat dan tidak sekuat tahun sebelumnya. Dalam laporan The Macro Poverty Outlook edisi April 2025, Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia pada 2025 hanya akan tumbuh sebesar 4,7%.
Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang mencapai 5,1% dan juga lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2024 yang berada di level 5%.
Tekanan terhadap ekonomi RI, menurut laporan tersebut, sebagian besar dipicu oleh efek berkepanjangan dari perang dagang global.
Baca juga: Daya Beli Anjlok! Ekonomi Indonesia di Ujung Tanduk?
Ketidakpastian di pasar keuangan serta penurunan harga komoditas dianggap menjadi faktor utama yang memperlambat investasi dan ekspor. Dikutip dari CNBC pada Jumat (2/5/2025), Bank Dunia juga menilai bahwa ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan global turut menghambat laju investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, konsumsi swasta di Indonesia diprediksi masih akan tangguh, walaupun cenderung moderat akibat terbatasnya ketersediaan lapangan kerja berkualitas. Di sisi lain, investasi asing langsung (FDI) tetap dipandang sebagai sumber utama pendanaan eksternal Indonesia, dengan fokus besar diarahkan pada sektor hilirisasi industri nasional.
Pandangan serupa juga datang dari IMF yang, dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI akan berada di angka 4,7%. Ini merupakan revisi dari WEO edisi Januari 2025 yang masih menargetkan angka 5,1% untuk tahun ini dan tahun berikutnya.
Baca juga: Astaghfirullah! Uang Korupsi Capai Rp 984 Triliun, Hancurkan Investasi?
Penurunan tersebut selaras dengan tren perlambatan ekonomi global, terutama akibat meningkatnya ketegangan dagang yang bermula dari kebijakan tarif tinggi oleh Presiden AS Donald Trump, yang kemudian dibalas China dengan kebijakan serupa.
Dalam laporan tersebut, IMF juga menyoroti bahwa kenaikan tarif mendadak serta ketidakpastian yang ditimbulkannya bisa berdampak signifikan terhadap perlambatan pertumbuhan global, termasuk ekonomi Indonesia.
Ekonomi Indonesia Dibayangi Inflasi
Lembaga tersebut memproyeksikan bahwa inflasi di Indonesia akan mengalami pelemahan dari 2,3% pada 2024 menjadi 1,7% di tahun ini, sebelum naik kembali menjadi 2,5% pada 2026. Neraca transaksi berjalan juga diperkirakan akan defisit lebih dalam, dari 0,6% di tahun lalu menjadi 1,5% pada 2025, dan 1,6% pada 2026.
Dari sisi ketenagakerjaan, IMF memperkirakan tingkat pengangguran di Indonesia akan meningkat secara bertahap, dari 4,9% pada 2024 menjadi 5% pada 2025, dan 5,1% di tahun 2026. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dari kedua lembaga besar ini pun secara umum menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: IHSG Rontok 9,19% Usai Libur Lebaran, Apa Penyebabnya?
Melihat tantangan ekonomi RI kedepan, penting bagi masyarakat untuk lebih cermat dalam mengelola aset dan investasi. Di tengah ketidakpastian global, investasi bisa menjadi solusi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Solusi untuk menjawab tantangan tersebut adalah berinvestasi di LBS Urun Dana. Platform securities crowdfunding yang telah membantu banyak investor meraih keberkahan dalam bermuamalah. Mulai sekarang!