artikel
27 Mei 2025
Kerja Terus Tapi Gak Kaya-Kaya? Kenali Jenis Penghasilan Aktif vs Pasif Disini!
Pernah merasa capek kerja terus, tapi tabungan segitu-gitu aja? Atau pernah mikir, “Kok ada ya orang yang tetap dapat uang walau kelihatannya santai-santai saja?” Nah, jawabannya mungkin ada di jenis penghasilan yang mereka punya.
Dalam dunia keuangan, penting bagi kita untuk tidak hanya tahu berapa penghasilan, tapi juga dari mana asalnya. Karena beda sumber, beda cara kerja, dan tentu beda pengaruhnya terhadap hidup kita terutama jangka panjang.
Secara umum, ada dua jenis penghasilan yang utama: penghasilan aktif dan penghasilan pasif. Memahami keduanya bisa bantu Anda membangun strategi finansial yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Apa Itu Penghasilan Aktif?
Bayangkan Anda bekerja sebagai karyawan, freelancer, atau pelaku jasa. Anda bangun pagi, kerja delapan jam, lalu di akhir bulan, gaji masuk. Atau Anda dapat proyek desain, kerjakan semalaman, dan dibayar setelahnya.
Baca juga: Panduan Investasi Syariah: Pengertian hingga Cara Investasi yang Halal
Itulah yang disebut penghasilan aktif karena penghasilan yang Anda dapatkan karena Anda menukar waktu, tenaga, atau keahlian secara langsung untuk mendapatkan uang. Kalau Anda berhenti bekerja, maka penghasilan ini juga akan berhenti.
Ini adalah tipe penghasilan yang paling umum, paling mudah dikenali, dan biasanya jadi sumber utama saat kita memulai karier. Tapi, penghasilan aktif punya batas: kita hanya punya 24 jam sehari, dan tenaga kita juga terbatas.
Jenis-jenis Penghasilan Aktif
Kalau saat ini Anda mendapatkan penghasilan dari hasil kerja langsung baik dari kantor, proyek, atau jasa itu artinya Anda berada di jalur penghasilan aktif. Artinya, Anda menukar waktu dan tenaga untuk mendapatkan bayaran. Berikut beberapa contohnya:
1. Gaji bulanan: Penghasilan tetap dari perusahaan tempat Anda bekerja sebagai karyawan.
2. Honor freelance: Bayaran untuk pekerjaan lepas seperti penulis, desainer, editor, dan lainnya.
3. Fee jasa profesional: Penghasilan dari keahlian seperti konsultan, psikolog, mentor, atau coach.
4. Komisi penjualan: Untuk agen properti, asuransi, atau affiliate marketer yang dibayar berdasarkan hasil penjualan.
5. Bayaran proyek/event: Seperti MC, fotografer, pembicara, atau pengisi acara.
6. Upah harian atau mingguan: Biasanya untuk pekerja lapangan atau tenaga teknis lepas.
Apa itu Penghasilan Pasif?
Anda punya rumah kontrakan yang setiap bulan menyetor uang ke rekening Anda? Atau Anda punya saham yang membagikan dividen tiap kuartal dan sukuk di securities crowdfunding dengan imbal hasil kompetitif?
Semua itu adalah contoh dari penghasilan pasif. Penghasilan yang tidak menuntut Anda untuk bekerja aktif setiap hari. Biasanya berasal dari aset atau sistem yang Anda bangun sebelumnya, dan terus menghasilkan dalam jangka waktu panjang.
Baca juga: 7 Strategi Mengelola Modal Usaha, Biar Keuangan Gak Bocor!
Penghasilan pasif adalah kunci menuju kebebasan finansial. Tapi perlu diingat, membangunnya butuh waktu, strategi, dan kadang modal di awal. Namun, begitu berjalan, ia bisa jadi sumber ketenangan jangka panjang.
Jenis-Jenis Penghasilan Pasif
Setelah Anda memahami konsep penghasilan pasif, mungkin muncul pertanyaan: “Sebenarnya bentuk nyatanya itu apa saja, sih?”. Berikut ini adalah beberapa jenis penghasilan pasif yang bisa Anda bangun secara bertahap untuk masa depan.
1. Dividen dari saham: Pembagian laba saham dari perusahaan tempat Anda menjadi investor saham.
2. Imbal hasil dari sukuk: Bagi hasil dari kepemilikan aset atau proyek yang dikelola dengan prinsip syariah, seperti sukuk ijarah atau sukuk mudharabah.
3. Investasi di securities crowdfunding: Investasi berbasis urun dana dalam proyek sektor riil, menggunakan skema sukuk atau saham melalui platform yang diawasi OJK.
4. Sewa properti: Penghasilan dari menyewakan aset seperti rumah kontrakan, kos-kosan, apartemen, atau ruko.
5. Royalti: Pendapatan dari penjualan buku, lagu, karya seni, atau kursus digital yang Anda buat dan tetap dibeli orang secara berkelanjutan.
6. Monetisasi konten: Penghasilan dari blog, YouTube, atau e-course yang telah dimonetisasi dan terus mendatangkan traffic atau pembeli.
7. Bagi hasil bisnis: Jika Anda berperan sebagai investor pasif dalam bisnis orang lain dan menerima persentase dari keuntungan yang dihasilkan.
Baca juga: Mulai dari Nol! Kenali 5 Instrumen Investasi yang Cocok untuk Modal Kecil
Penghasilan aktif itu penting dan sering menjadi pondasi awal keuangan. Tapi jika hanya bergantung pada satu sumber yang menuntut kehadiran fisik Anda, akan sulit mencapai kebebasan finansial yang utuh.
Mulailah membangun penghasilan pasif sejak dini. Sisihkan sebagian dari penghasilan aktif dengan investasi sukuk dan saham bersama securities crowdfunding LBS Urun Dana.
Karena tujuan keuangan bukan hanya soal berapa besar yang didapat, tapi juga seberapa berkah dan cerdas uang itu dikelola agar terus bekerja untuk Anda. Klik di sini untuk mulai investasi berdampak dan berkah.