berita
22 Juni 2025
Tok! BI Rate Tetap 5,50%, Cuan untuk Investasi atau Harus Gigit Jari?
Apa itu BI Rate? Mengapa keputusan Bank Indonesia ini begitu penting? Jika Anda sedang mencicil rumah, menjalankan usaha, atau menabung untuk masa depan, maka angka ini sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan Anda: BI Rate.
Pada 18 Juni 2025, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia resmi memutuskan untuk menahan BI Rate di level 5,50%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility tetap di 4,75%, dan Lending Facility tidak berubah di 6,25%.
Mengapa angka-angka ini layak Anda perhatikan? Karena BI Rate adalah suku bunga acuan nasional yang berperan besar dalam menentukan arah suku bunga kredit, kestabilan ekonomi dan investasi.
Mengapa BI Menahan Suku Bunga di 5,50%?
Keputusan ini diambil bukan tanpa pertimbangan. Bank Indonesia melihat bahwa inflasi untuk tahun 2025 dan 2026 diperkirakan tetap rendah dan terkendali dalam kisaran 2,5% ± 1%. Selain itu, menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah menjadi prioritas utama, apalagi di tengah tekanan global dan ketidakpastian eksternal.
Dengan tetap mempertahankan suku bunga, BI berharap dapat menjaga keseimbangan antara menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Pengumuman! BI Rate Terkoreksi ke 5,50%, Angin Segar atau Tanda Bahaya Investasi?
Konsensus pasar menunjukkan bahwa keputusan ini memang sudah diprediksi. Dari 13 lembaga dan institusi keuangan yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, 11 di antaranya memproyeksikan BI akan menahan suku bunga di 5,50%. Hanya dua lembaga yang memperkirakan ada kemungkinan penurunan.
Dengan demikian, keputusan ini mempertegas posisi Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang berhati-hati namun responsif terhadap dinamika ekonomi global dan domestik.
Dampak BI Rate Bagi Investasi
Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate di level 5,50% membawa konsekuensi langsung bagi berbagai instrumen investasi yang mungkin Anda miliki saat ini. Mulai dari saham, obligasi, hingga deposito dan reksadana, semua terpengaruh oleh arah kebijakan moneter ini.
1. Tren Positif Saham dan Pasar Modal
Stabilnya BI Rate bisa memberikan sinyal positif bagi pasar saham. Investor menyukai prediktabilitas. Selama inflasi terkendali dan suku bunga stabil, perusahaan bisa merencanakan ekspansi tanpa khawatir kenaikan beban bunga pinjaman.
Dikutip dari CNBC pada Jumat (20/6/2025), sektor-sektor seperti consumer goods, perbankan, dan infrastruktur bisa mendapatkan sentimen positif karena didukung oleh stabilitas ekonomi makro.
2. Obligasi Makin Tertekan
Untuk Anda yang berinvestasi di surat utang atau obligasi, keputusan mempertahankan suku bunga ini memberi angin segar. Jika suku bunga tetap atau mulai turun di masa depan, maka harga obligasi berpotensi naik karena yield tetapnya jadi lebih menarik dibanding surat utang baru di masa mendatang.
Namun, dengan BI Rate yang masih tergolong tinggi, investor obligasi jangka pendek mungkin tetap memilih posisi “wait and see”.
3. Investasi Syariah Tetap Stabil dan Relevan
Bagi Anda yang mengutamakan prinsip kehalalan dan keberlanjutan, stabilnya BI Rate di level 5,50% justru memberikan ruang aman untuk memperkuat portofolio investasi syariah. Instrumen seperti sukuk, saham syariah, dan reksa dana syariah tetap menjadi pilihan strategis di tengah ketidakpastian global.
Baca juga: Ngeri! Kredit Seret dan Tabungan Masyarakat Mandek, Ekonomi Lesu itu Nyata?
Salah satu pilihan yang semakin diminati adalah investasi melalui securities crowdfunding seperti LBS Urun Dana. Sebagai securities crowdfunding yang amanah, LBS Urun Dana menyediakan akses bagi Anda untuk berinvestasi langsung pada bisnis riil melalui skema sukuk dan saham.
Tidak hanya amanah dan diawasi OJK, LBS Urun Dana juga memberi peluang bagi investor ritel untuk ikut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan UMKM halal dengan skema yang bebas riba, transparan, dan sesuai kaidah Fiqih Muamalah.
Di tengah suku bunga yang stabil, instrumen seperti ini menjadi jalan tengah antara return yang kompetitif dan nilai keberkahan dalam berinvestasi. Bagaimana tertarik untuk memulai investasi? Klik di sini sekarang!